Saat dihubungi melalui WhatsApp, mereka sering memberikan jawaban bertele-tele seperti, "tunggu dulu, nanti tim kami balas," atau "sedang diproses." Ini dilakukan untuk mengulur waktu sambil terus mencari korban baru.
6.Kantor Tidak Jelas atau Hanya Buka Saat Janji
Modus lain adalah memiliki kantor yang kosong atau bahkan sudah tutup. Namun, mereka tetap menerima pembayaran dengan sistem janji temu. Ada juga yang mengklaim bahwa mereka hanya beroperasi secara online, padahal sebenarnya kantor fisik mereka tidak ada sama sekali.
7.Testimoni Palsu atau Tidak Konsisten
Foto dan video testimoni sering kali diambil dari sumber lain, atau diunggah ulang tanpa izin. Tidak ada bukti konkret keberangkatan jemaah, apalagi nama jemaah yang bisa diverifikasi.
Kenapa Mereka Lebih Sadis dari Penipu Biasa?
Penipuan umroh tidak hanya soal kehilangan uang. Para pelaku ini merampas niat suci jemaah untuk beribadah, menghancurkan harapan, dan mempermainkan kepercayaan yang diberikan. Mereka memanfaatkan agama sebagai topeng, menjadikan calon jemaah sebagai sasaran empuk untuk dieksploitasi. Bahkan, uang hasil penipuan digunakan untuk membiayai gaya hidup mewah mereka. Ini adalah bentuk kejahatan yang sangat menyakitkan, terutama bagi korban yang telah menabung bertahun-tahun demi bisa ke Tanah Suci.
Modus Penipuan Lain yang Perlu Diwaspadai
*Diskon dan Promo "Kuota Terbatas"
Penipu sering memanfaatkan rasa panik dengan menawarkan diskon besar atau klaim kuota terbatas. Namun, detail paket seperti maskapai, hotel, dan jadwal keberangkatan biasanya tidak jelas.
*Pembayaran ke Rekening Pribadi