Saat membayangkan dunia militer, mungkin kita langsung teringat pada senjata, strategi, dan latihan fisik yang berat. Namun, Dr. Nani Kusmiyati membuktikan bahwa di balik ketegangan medan perang, ada kebutuhan penting untuk berkomunikasi dan berkolaborasi, terutama di tingkat internasional.Â
Dengan pengabdian 38 tahun di TNI Angkatan Laut, ia menempatkan bahasa Inggris sebagai jembatan yang menyatukan bangsa-bangsa, terutama dalam misi perdamaian dan diplomasi militer.
Awal Karier: Antara Bahasa dan Militer
Dr. Nani adalah lulusan S1 Bahasa Inggris dari Universitas Islam Assyafi'iyah (UIA). Pilihannya untuk mendalami bahasa ini ternyata menjadi bekal besar yang membentuk jalur kariernya. Dalam dunia militer yang terus berkembang, kemampuan bahasa Inggris bukan hanya tambahan, melainkan kebutuhan strategis.
Dari awal bertugas sebagai sersan, Dr. Nani terus menunjukkan dedikasinya. Selain menjadi pengajar bahasa Inggris, ia juga dipercaya untuk mengikuti berbagai pelatihan di luar negeri, seperti Defense Language Institute (DLI) di Amerika Serikat dan Defense International Training Center (DITC) di Australia. Pengalaman ini memperkaya kemampuannya dan membuatnya lebih percaya diri dalam menghadapi tugas-tugas internasional.
Pentingnya Bahasa Inggris dalam Militer
Dalam dunia militer, bahasa Inggris memiliki peran yang sangat luas. Bagi Dr. Nani, bahasa ini adalah alat utama yang mempersiapkan prajurit untuk:
1.Misi Perdamaian PBB
Salah satu pengalaman tak terlupakan Dr. Nani adalah bergabung dalam Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon selama satu tahun. Di sana, komunikasi lintas negara menjadi kunci untuk menjaga harmoni di zona konflik.
2.Diplomasi Antarangkatan Laut
Program seperti Navy to Navy Talks di Thailand dan Ausindo di Australia adalah beberapa momen penting di mana bahasa Inggris menjadi jembatan untuk membangun hubungan diplomatik antara TNI AL dengan angkatan laut negara lain.
3.Pelatihan dan Pendidikan Militer
Sebagai pengajar di Pusdiklat Bahasa selama 8 tahun, Dr. Nani membantu mempersiapkan prajurit yang akan mengikuti kursus di luar negeri atau bertugas dalam misi internasional. Ia juga sering terlibat dalam program pelatihan guru bahasa Inggris, termasuk di Kamboja.
Perjalanan Karier yang Penuh Warna
Dr. Nani telah melampaui banyak tantangan dan tanggung jawab. Dari menjadi staf di Mabesal hingga bertugas di Lemhannas RI, ia selalu mengedepankan perannya sebagai pendidik. Tugasnya di bidang pengajaran bahasa bahkan meluas ke pertemuan penting, seperti kunjungan ke Naval War College di Korea Selatan dan program pertukaran perwira muda di Singapura serta Malaysia.
Di luar pendidikan, Dr. Nani juga terlibat dalam misi kemanusiaan. Ia pernah menjadi pramugari Haji bersama Garuda Indonesia, sebuah pengalaman yang tidak hanya menantang secara fisik tetapi juga mental.
Sebagai perempuan di dunia militer, pencapaian Dr. Nani juga diakui secara internasional. Ia menerima Women Leadership Award di Thailand, penghargaan yang mencerminkan keteladanannya sebagai pemimpin perempuan.
Keseimbangan Karier dan Hobi
Meskipun hidupnya sangat sibuk, Dr. Nani tidak melupakan sisi kreatifnya. Ia menyukai musik, traveling, dan menulis. Hingga kini, ia telah menulis lima buku solo dan beberapa antologi. Baginya, menulis adalah cara untuk berbagi pengalaman dan inspirasi, sekaligus merekam jejak kehidupannya yang luar biasa.
Pensiun Bukan Akhir Perjalanan
Pada Oktober 2024, Dr. Nani resmi pensiun dari TNI AL setelah mengabdi selama 38 tahun. Namun, ia tetap aktif sebagai dosen tetap di Politeknik Angkatan Laut dan Wasekjen I di IKADA Universitas Negeri Jakarta.
Motto hidupnya, Belajar Sepanjang Hayat, menjadi bukti bahwa ia tidak pernah berhenti berkontribusi, baik melalui pendidikan maupun karya tulis.
Kesimpulan
Dr. Nani Kusmiyati adalah simbol ketangguhan dan dedikasi. Dalam dunia militer yang didominasi oleh laki-laki, ia muncul sebagai sosok perempuan yang mampu menunjukkan bahwa pendidikan, khususnya bahasa Inggris, bisa menjadi kekuatan besar.
Pengalamannya mengajarkan kita bahwa bahasa bukan sekadar alat komunikasi, tetapi juga jembatan untuk membawa perdamaian dan membangun hubungan di dunia internasional. Sosoknya menginspirasi generasi muda untuk terus belajar, bermimpi besar, dan berani melangkah ke panggung global.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H