Transmilenio  di Bogota cukup sukses dan mengesankan, terutama dengan adanya bus bi-articulated (bus gandeng tiga) yang mampu mengangkut lebih banyak penumpang. Bus gandeng tiga ini lalu lalang di jalur utama ke berbagai penjuru ibukota Kolombia itu.
Halte Transmilenio juga cukup besar dan luas sehingga mampu melayani jumlah pengguna yang cukup besar dalam waktu yang bersamaan.Â
Namun, pengalaman di Bogota  juga menunjukkan masih banyak hal yang harus ditingkatkan. Salah satunya adalah banyak  pengamen dan pedagang yang masuk ke dalam bus, serta masalah keamanan dan banyaknya penumpang yang masuk tanpa menggunakan tiket.
Sebaliknya, TransJakarta terus memperbaiki diri. Sistem tiket elektronik dan pengawasan yang ketat mampu mencegah penumpang masuk tanpa membayar. Tidak ada pengamen atau pedagang di dalam bus, dan kebersihan di halte serta armada dijaga dengan baik. Belum lagi peningkatan fasilitas di halte-halte utama terus dilakukan di seantero jaringan TransJakarta.
Tambahan 200 bus  listrik yang baru ini dipastikan menambah kenyamanan, dengan interior modern, sistem pendingin udara yang efisien, tentunya akan menghadirkan pengalaman  perjalanan yang lebih tenang tanpa suara mesin konvensional.
Keliling Monas dengan Bus Listrik
Salah satu momen terbaik dari acara peluncuran ini adalah kesempatan untuk mencoba langsung bus listrik baru. Setelah seremonial selesai, para tamu diajak masuk ke dalam bus terlebih dahulu mencoba bagaimana rasanya naik bus listrik ini.. Bus kemudian bergerak mengelilingi kawasan Monas, memberikan pengalaman unik menikmati kenyamanan bus listrik.
Pemandangan Monas yang megah dari balik jendela bus, ditambah dengan suasana interior yang bersih dan nyaman, membuat perjalanan ini terasa spesial. Saya membayangkan bagaimana layanan ini akan membawa dampak positif bagi jutaan penumpang TransJakarta setiap harinya.
Sebelumnya saya juga sempat masuk ke bus Skywell yang sedang berhenti dan berbincang dengan bapak pengemudinya. Â Tidak jauh saya juga sempat melihat beberapa orang dengan seragam skywell yang berbicara bahasa Mandarin. Ini langsung menjawab pertanyaan saya mengenai asal bus ini. Â Kalau merek Zhongtong sudah lebih dahulu terkenal di armada TransJakarta. Â Kami juga sempat berfoto bersama pak sopir yang kelihatan gagah dengan peci dan jas hitamnya. Â
Keunggulan Bus Listrik TransJakarta
Selain ramah lingkungan, bus listrik ini memiliki sejumlah keunggulan:
Efisiensi biaya operasional: Penghematan subsidi BBM hingga 18-20%.
Pengurangan emisi karbon: Diperkirakan mencapai 420.000 ton per tahun.
Kenyamanan dan kebersihan: Desain interior modern dan perawatan yang baik.
Dukungan teknologi lokal: Melalui kerja sama dengan Karoseri Laksana dan VKTR Sakti.
Kesimpulan
Peluncuran 200 bus listrik ini bukan sekadar tambahan armada, melainkan tonggak perubahan besar dalam transportasi Jakarta. Langkah ini memperkuat posisi TransJakarta sebagai pelopor sistem BRT ramah lingkungan yang terus berinovasi.
Dari pengalaman keliling Monas dengan bus listrik hingga melihat langsung komitmen pemerintah dan mitra operator, saya yakin TransJakarta sedang menuju masa depan yang lebih cerah. Semoga keberhasilan ini menginspirasi kota-kota lain di Indonesia untuk mengikuti jejak yang sama.
Sekitar pukul 12.30 kami meninggalkan lokasi. Uniknya hujan rintik mulai turun kembali sementara hujan sempat reda ketika rangkaian upacara berlangsung. Â
Semoga TransJakarta dan DAMRI sebagai salah satu mitra utama terus sukses dan memberikan layanan transportasi publik yang kian ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H