Bekasi, khususnya kawasan Kalimalang, sering menjadi sorotan karena kemacetan yang seolah tidak ada habisnya. Salah satu titik yang paling parah adalah ruas jalan dari Lagoon Avenue menuju Bekasi Cyber Park (BCP). Kemacetan di jalur ini semakin menjadi-jadi sejak adanya penutupan jalan akibat penggalian yang tampaknya tidak pernah selesai. Pertanyaan pun muncul di benak warga: mengapa di Bekasi, khususnya kawasan Kalimalang, penggalian selalu berlangsung lama dan berpindah-pindah tanpa akhir?
Penyebab Penggalian yang Tak Kunjung Usai
1. Proyek Infrastruktur yang Tumpang Tindih
Kawasan Kalimalang merupakan jalur strategis yang sering digunakan untuk proyek-proyek besar seperti perbaikan saluran air, pemasangan kabel bawah tanah, dan peningkatan jalan. Sayangnya, koordinasi antar instansi yang bertanggung jawab atas proyek-proyek ini sering kali kurang optimal. Akibatnya, penggalian di satu titik selesai, tetapi proyek lain muncul di titik yang sama atau sekitarnya.
2. Perencanaan yang Kurang Matang
Salah satu penyebab lamanya penggalian adalah kurangnya perencanaan yang matang sebelum proyek dimulai. Misalnya, ada kasus di mana saluran air yang baru saja diperbaiki harus kembali digali untuk pemasangan kabel bawah tanah. Hal ini menunjukkan bahwa sinkronisasi antardepartemen masih menjadi masalah besar.
3. Keterbatasan Sumber Daya
Selain perencanaan, keterbatasan alat berat dan tenaga kerja juga memperlambat proses penggalian. Beberapa kontraktor hanya mengerahkan alat berat pada jam-jam tertentu, sehingga pengerjaan tidak bisa dipercepat.
4. Kondisi Geografis dan Teknis
Kawasan Kalimalang dikenal dengan tanahnya yang cenderung labil dan memiliki banyak saluran air di bawah permukaan. Hal ini sering menimbulkan kendala teknis, sehingga pengerjaan proyek memakan waktu lebih lama dari yang direncanakan.
Dampak Kemacetan bagi Warga
1. Waktu Tempuh yang Berlipat Ganda
Kemacetan dari Lagoon Avenue menuju BCP membuat waktu tempuh yang seharusnya hanya beberapa menit menjadi lebih dari satu jam, terutama pada jam sibuk. Hal ini menyebabkan banyak warga terlambat ke tempat kerja, sekolah, atau aktivitas lainnya.
2. Konsumsi Bahan Bakar yang Boros
Kendaraan yang terjebak macet otomatis mengonsumsi bahan bakar lebih banyak. Dalam jangka panjang, hal ini tidak hanya merugikan secara ekonomi, tetapi juga memperburuk polusi udara di Bekasi.
3. Stres dan Kesehatan Mental
Terjebak macet setiap hari menimbulkan frustrasi bagi pengendara. Stres akibat kemacetan bahkan dapat berdampak pada kesehatan mental, seperti meningkatnya rasa cemas atau emosi negatif.
4. Menurunnya Produktivitas
Waktu yang terbuang di jalan mengurangi produktivitas masyarakat Bekasi. Warga yang kelelahan karena perjalanan panjang cenderung kurang fokus saat bekerja atau belajar.