Dibandingkan dengan stasiun Hakata, saya akun ini tidak terlalu ramai dan besar. Sebelum ke hotel, kami sempat mampir ke salah satu resto di stasiun dan menikmati udon dan makanan ringan khas Jepang.
Tadinya kami berniat naik trem menuju ke hotel yang jaraknya sekitar 2 kilometer dari stasiun. Â Namun karena hujan rintik sempat turun di Nagasaki, kami memutuskan untuk naik taksi saja. Karena tidak terlalu jauh, ongkosnya sekitar 1000 Yen saja.
Dalam perjalanan menuju hotel kami melewati jalan raya yang cukup ramai dan juga beberapa halte trem. Sebelum belok ke kiri dan sedikit menanjak ke arah kaki bukit, di sebelah kanan tampak teluk dan kawasan pelabuhan Nagasaki yang dipenuhi kapal-kapal besar.
Untungnya hujan tidak jadi turun sehingga begitu tiba di hotel, kami hanya sejenak beristirahat dan kemudian membeli tiket trem yang berlaku selama satu hari seharga 600 Yen di resepsionis. Asyik nya tiket ini juga dilengkapi dengan peta route trem yang dilengkapi dengan tempat tenang menarik di Nagasaki.
Kebetulan hotel kami yang terletak di kawasan Glover Hill sangat dekat dengan beberapa lokasi wisata seperti Outa Church dan tentu saja Glover Garden.
Hujan pun reda dan matahari kembali bersinar dengan terik. Untungnya kami boleh meminjam payung yang bisa dipakai baik kalau hujan ataupun bila hari panas, sedangkan bila tidak digunakan dapat juga dipakai sebagai tongkat.
Lokasi hotel juga sangat dekat dengan halte trem, sehingga sangat strategis untuk menjadi berjalan kemana saja ke seantero kota Nagasaki.
Sekilas suasana Nagasaki memang cukup kontras dibandingkan dengan Fukuoka. Nagasaki memiliki aroma yang berbeda: kota pelabuhan dengan perbukitan hijau yang mengelilinginya dan arsitektur yang kaya akan pengaruh sejarah.  Konon kota ini adalah yang paling  banyak menerima pengaruh Barat dan asing terbukti dengan banyaknya gereja tua di sini.
Kami siap melihat Nagasaki dari dekat dan tentu saja tujuan pertama adalah menuju Atomic Bomb Museum. Â