Daya tarik Zhuhai selain Opera House nya adalah Patung Gadis Nelayan alias Zhuhai Yu Nu yang berada di tepi pantai teluk Xianglu yang menghadap Laut Tiongkok Selatan.
Kalau melihat peta lokasi patung ini tidak terlalu jauh dari Zhuhai Grand Theatre, akan tetapi karena jalan raya Lover's Road itu satu arah, maka taksi Didi kami harus memutar cukup jauh dan lalu lintas yang padat sekitar 1-2 kilometer menjelang lokasi membuat perjalanan ke sini memakan waktu hampir 1 jam.
Kami turun dari taksi sekitar 100 meter dari lokasi patung dan  kemudian berjalan santai ketika hari sudah menjelang senja, waktu yang paling cocok untuk menjelajah tempat ini.
Selain pengunjung yang berjalan kaki, banyak juga yang naik sepeda warna kuning yang bisa disewa secara elektronik. Sepeda seperti ini cukup banyak dijumlah di percayai pelosok kota Zhuhai, terutama di tempat-tempat wisata.
Seorang penjual es lilin keliling menawarkan dagang dagangan mengibakan sepeda. Â Saya tertarik untuk membeli, terutama setelah melihat ada rasa kacang hijau. Â Ketika saya tanyakan harganya 5 Yuan dan saya membeli 4 potong es krim. Â
Saya melihat penjual ini membawa QR dan karenanya saya mencoba membayar dengan Alipay.  Namun gagal karena kode QR itu  menerima pembayaran dengan Wechat pay.  Untungnya penjualan juga menerima uang tunai dengan syarat pas tanpa kembalian.
Sambil menikmati es lilin kami mengamati suasana pantai. Â Banyak orang bermain di pantai dan menangkap hewan kecil mirip remis. Kebetulan pantai di sekitar sini airnya sedang surut, sehingga kerikil laut terlihat selain batu batu yang cukup besar. Ada juga pengunjung yang naik dan berfoto di atas batu. Namun ada petugas berseragam yang berteriak melalui pengeras suara seakan-akan mengusir mereka bermain di pantai.
Di kejauhan sekitar 50 meter dari garis pantai, tampak patung Gadis Nelayan. Â Karena dari kejauhan, ukurannya terlihat kecil mungil. Terlihat langsing dengan kedua tangan menjulang ke atas sambil memegang sebutir mutiara.
Kami berjalan mendekati patung. Â Di tepi pantai ini ada prasasti dari batu granit dengan relief bertuliskan empat aksara berwarna hijau. Tulisannya seperti diduga adalah Zhu Hai Yu Nu atau Gadis Nelayan Zhuhai.
Walau letaknya patung ada di atas batu sekitar 50 meter dari pantai, kita bisa berjalan menuju patung karena dilengkapi dengan anjungan mirip dermaga yang diberi pagar rendah dengan dekorasi khas negeri Tiongkok. Â Walah tidak terlalu luas, pengunjung sore itu cukup ramai. Â Walau bukan akhir pekan ternyata tempat-tempat di Zhuhai selalu ramai dengan pengunjung yang sebagian besar penduduk atau wisatawan lokal.
Saya berjalan mengikuti arus mendekati patung untuk mengamatinya dari dekat. Â Ternyata patung ini lumayan besar dan cantik. Tingginya sekitar 8 atau 9 meter dan terbuat dari granit dengan pahatan yang halus. Â Sekilas disainnya mengandung unsur klasik dengan sentuhan modern.
Busana yang dikenakan menggambarkan busana tradisional yang menanjakkan budaya setempat. Sebutir mutiara di atas tangan yang terangkat seolah-olah menggambarkan harapan dan keberuntungan. Â
Patung gadis nelayan ini dipahat oleh pematung Tiongkok terkenal, Pan He dan sudah menghias pantai di teluk Xianglu sejak 1982, ketika akan dibuat, patung ini cukup menimbulkan kontroversi karena biayanya yang cukup besar dibandingkan situasi ekonomi rakyat di kawasan Zhuhai yang baru saja ditetapkan sebagai salah satu kawasan Zona Ekonomi Ekslusif pada masa itu.
Namun seiring dengan berjalannya waktu dan  tingkat memakmurkan rakyat Zhuhai yang kian membaik, keberadaan patung ini dianggap mampu membuat dirinya sebagai salah satu ikon wisata Zhuhai yang mampu ikut mendongkrak perkembangan ekonomi.
Selain itu, ada lagi kisah yang menarik yang menjadi latar belakang Gadis Nelayan dari Zhuhai.  Menurut legenda, ada seorang dewi yang turun ke bumi dan kemudian menyamar menjadi gadis  nelayan. Â
Gadis  ini memiliki kekuatan magis dan menggunakan kemampuannya untuk membantu masyarakat pesisir yang bergantung pada laut dan juga mampu menyembuhkan berbagai penata kit .Dia sangat dicintai karena kemurahan hatinya. Namun, sang dewi jatuh cinta kepada seorang pemuda dan kisah cintanya berakhir tragis dengan kematiannya. Â
Singkat cerita, dengan kekuatan magis keduanya bisa bersatu lagi.
Terlepas dari kisah legenda tersebut, jalan-jalan di sekitar patung dengan taman yang cantik dan juga kawasan pejalan kaki yang rapi dan menawan, memberikan kesan tersendiri akan pariwisata Zhuhai. Â
Sayangnya untuk kembali ke hotel, taksi Didi kami terjebak cukup lama dalam kepadatan lalu lintas di kawasan ini.
Malam sudah menjelang ketika akhirnya kami tiba di Long Fu Da Sha untuk beristirahat sekaligus mengakhiri satu hari perjalanan di Zhuhai yang penuh cerita.
Klik di bawah untuk melihat videonya :
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H