Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Surah Al Jinn di Masjid yang Hanya Buka di Hari Jumat di Zhuhai

1 November 2024   10:55 Diperbarui: 1 November 2024   11:15 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Restoran ini ternyata lumayan besar dan bertingkat dua walau gedungnya bertingkat cukup tinggi.  Kebetulan saat itu sedang tidak ada pelanggan lain.

Kami duduk di meja bundar di tengah dan kemudian seorang gadis langsung menyambut dan membawa menu.  Untungnya gadis nya lumayan bisa berbahasa Inggris.

Kami memesan roti nan yang betinanya bulat dan tentu saja beberapa tusuk sate domba alias shashlik serta sayur yang mirip capcay.

Nan dan capcay: dokpri
Nan dan capcay: dokpri


Sebagaimana di restoran Xinjiang di sini juga tersedia Laghman atau Lamien, nasi plov dan juga sup daging. Untuk minumnya kami memesan teh hangat yang harum dan segar.

Sambil menunggu Shashlik yang sedang dibakar, saya memperhatikan interior restoran ini.  Banyak dekorasi khas Xinjiang berupa hiasan dan  lukisan yang menggambarkan budaya  Uyghur dan pemandangan Xinjiang yang memukau.

Sebagian besar karyawan, termasuk lelaki yang menyiapkan shashlik adalah etnis Uyghur, hal ini dapat diamati ketika mereka saling  berbicara. Sebagian  lagi mungkin etnis Hui atau Han.

Sashlik: dokpri
Sashlik: dokpri


Tidak lama kemudian, muncul beberapa tusuk shashlik yang masih hangat. Hidangan ini berupa daging domba yang dipanggang dan dibumbui dengan rempah khas. Dagingnya lembut, beraroma, dan memiliki rasa gurih yang pas, sangat memuaskan bagi pecinta kuliner daging.  Dalam waktu singkat sate dengan tusuk dari logam yang panjang dan sekilas mirip pedang kecil ini langsung ludes, sehingga kami memesan beberapa tusuk lagi.

Selain itu juga hadir sepotong Nan, Roti pipih tradisional yang lembut di dalam namun renyah di luar, cocok sebagai pelengkap shashlik, apalagi dihidangkan masih dalam keadaan hangat.

Sebagai tambahan, satu porsi  capcai berupa campuran sayuran segar ini memberikan sentuhan rasa yang lebih ringan dan melengkapi hidangan daging dan roti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun