Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Dari Stadion Nasional ke Keluarga Shomahmudov

22 Oktober 2024   07:25 Diperbarui: 22 Oktober 2024   09:04 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Stadion Nasional : dokpri


Tashkent, ibu kota Uzbekistan, merupakan kota yang penuh dengan keindahan arsitektur, sejarah, dan budaya yang mengesankan. Karena itu setelah makan siang yang nikmat di sebuah resto di dekat Masjid Novza, saya siap kembali untuk menjelajah dan sekaligus mereguk keindahan kota ini. Cukup dengan kombinasi jalan kaki, naik bus dan metro.

Perjalanan dimulai setelah makan siang di salah satu restoran yang terletak di dekat Masjid Novza, masjid indah yang menjadi salah satu simbol utama keagamaan di Tashkent. Masjid ini tidak hanya terkenal karena arsitekturnya yang megah, tetapi juga suasananya yang tenang dan menyejukkan, tempat yang sempurna untuk memulai perjalanan sore hari di kota ini.

 Stadion Nasional : dokpri
 Stadion Nasional : dokpri


Tujuan pertama siang itu adalah sejenak mampir ke stadion Bunyodkor yang letaknya tidak jauh dari stasiun metro Mirzo Ulughbek.

Keluar stasiun, saya melihat jalan raya yang ramai dan Stadion megah di seberang sana. Untuk menuju stadion, saya naik jembatan penyeberangan yang cantik, namun sepi dan bahkan dilengkapi dengan lift.

Stadion Bunyodkor yang sekarang memiliki nama resmi Milly Stadium atau Stadion Nasional adalah salah satu stadion terbesar dan paling modern di Uzbekistan. Dirmikan pada 2012 oleh Presiden Islam Karimov, stadion ini menjadi tempat berlangsungnya banyak pertandingan sepak bola penting, termasuk pertandingan tim nasional Uzbekistan. Selain digunakan untuk sepak bola, stadion ini juga menjadi tuan rumah berbagai acara besar lainnya, termasuk konser dan pertemuan skala besar. Stadion ini juga menjadi kandang klub FC Bunyorkor, salah satu klub sepak bola paling top di Uzbekistan.

Saya kemudian berjalan mendekati stadion dan melihat kemegahan dan keindahan arsitektur stadion bertingkat dua yang memiliki kapasitas lebih dari 34 ribu penonton ini.

Bangunan megah ini memancarkan kesan modernitas tanpa melupakan unsur tradisional Uzbekistan.

Di kompleks station ini juga terdapat Museum of the History of Uzbekistan Football.

Setelah puas menjelajah stadion ini saya memutuskan untuk berkunjung ke monumen Yuri Gagarin, kosmonot yang sejak dahulu menjadi favorit dan idola.  

Mengikuti petunjuk Yandex Map, untuk menuju Monumen Yuri Gagarin, cukup dengan sekali naik bus no 84 sekitar 8 menit saja. Bus di Tashkent adalah sarana transportasi yang murah dan mudah digunakan, dengan rute yang mencakup hampir seluruh sudut kota.

Meja pingpong dan Yuri Gagarin: dokpri
Meja pingpong dan Yuri Gagarin: dokpri


Monumen Yuri Gagarin didirikan sebagai penghormatan kepada kosmonaut Soviet yang menjadi manusia pertama di luar angkasa pada tahun 1961. Patung ini menggambarkan Gagarin dalam pose yang gagah, seolah-olah sedang melangkah menuju langit. dengan kedua tangan terbentang. Monumen ini bukan hanya simbol pencapaian luar angkasa Soviet, tetapi juga penghargaan terhadap era ketika eksplorasi ruang angkasa menjadi kebanggaan besar bagi Uni Soviet.

Di sekitar monumen, terdapat taman yang luas dan nyaman untuk berjalan-jalan. Anda bisa duduk sejenak di bangku taman dan menikmati pemandangan, sambil memikirkan betapa besarnya pencapaian umat manusia dalam menjelajahi luar angkasa.

 Uniknya di lapangan luas di depan minuman ini juga terdapat banyak meja pingpong warna biru muda.  Walau tidak ada orang yang main pada saat itu, mungkin sore nanti akan banyak yang main tenis meja di sini.

 I love Uzbekistan : dokpri
 I love Uzbekistan : dokpri


Setelah sejenak  menikmati keindahan Monumen Yuri Gagarin, jalan-jalan di Tashkent terus berlanjut.  Tujuan berikut adalah Monumen Keluarga Shomahmudov.

Kembali saya berkonsultasi dengan Yandex Map dan memutuskan untuk naik bus sambil menikmati pemandangan dan suasana kota dengan  lebih dekat.

INGIN LIHAT VIDEO nya klik di sini : 



Saya kemudian tiba di sebuah lapangan yang disebut Friendship of People Square atau lebih dikenal dengan nama Bunyodkor Square.  Di sini juga ada sebuah stasiun Metro dengan maman yang sama.

Lapangan ini sangat ramai dan hidup dengan orang yang lalu lalang, lengkap dengan pedagang kaki lima yang menjual Mors, minuman tradisional khas Asia Tengah.  Di kejauhan tampak sebuah tiang bendera yang menjulang tinggi dengan bendera Uzbekistan yang berwarna biru muda, putih, dan hijau, dengan sedikit warna merah.  

Ada hiasan bulan sabit dan 12 bintang yang melambangkan Islam dan 12 daerah di negeri ini.

Istana dan Tiang bendera: dokpri
Istana dan Tiang bendera: dokpri


Sementara di kejauhan tampak sebuah bangunan megah yang ternyata adalah sebuah Istana yang bernama People's Friendship Palace atau Xatqlar Dos'toqli Saroy dalam bahasa setempat.

Nah, di bagian tengah lapangan ini terdapat monumen yang unik. Patung sebuah keluarga yang dinamakan The Shomahmudovs atau Monument Keluar Shomahmudov.

Siapakah mereka? Ternyata patung ini dibangun untuk mengenang Shoamad dan Bahri Shomamudov, sebuah kelaparan Izbek yang mengadopsi 15 anak yatim piatu dari berbagai etnis selama tahun 1940-an ketika perang dunia II melanda Uni Soviet.  Konon keluarga ini mengadopsi 15 anak dari etnis Rusia, Kazhak, Belarus, Moldova, Tatar, Latvia dan Yahudi.  Tidak mengherankan kalau monumen ini berbentuk patung keluarga besar dengan banyak anak-anak.

Indahnya monumen: dokpri
Indahnya monumen: dokpri


Monumen ini dibangun sebagai penghargaan atas kemanusiaan dan solidaritas yang mereka tunjukkan di masa-masa sulit tersebut. Sejenak saya termenung di sini. Terbawa hanyut oleh rasa haru yang dipancarkan oleh semangat dan pesan kemanusiaan yang digambarkan.

Monumen ini memang  sangat mengharukan, menggambarkan keluarga tersebut bersama anak-anak mereka dalam pose yang penuh kasih sayang.

Belum puas menikmati suasana lapangan yang selalu ramai ini. Saya berjalan sambil melihat-lihat dan berdiri di tulisan I Love Uzbekistan dan juga I love Tashkent dengan warna warna gang hidup dan penuh semangat.  Setelah tidak lupa kembali menikmati segelas mors.  Saya kemudian mulai merencanakan perjalanan lanjutan di ibukota Tashkent uang penuh pesona.

Tidak berlebihan jika setiap langkah saya pada pagi hoangga siang Ini telah membawa diri ini menjadi lebih dekat pada pemahaman tentang sejarah, semangat, dan kebanggaan rakyat Uzbekistan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun