Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Dari Tashkent ke Almaty Naik Kereta Bengawan

20 Oktober 2024   17:42 Diperbarui: 20 Oktober 2024   18:06 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kereta Bengawan adalah contoh nyata bagaimana transportasi murah dapat tetap memberikan pengalaman perjalanan yang menyenangkan. Dengan suasana merakyat, ketepatan waktu, dan harga yang sangat terjangkau, kereta ini telah menjadi andalan bagi masyarakat kecil. Di bawah kepemimpinan Direktur Utama KAI, kereta api Indonesia terus berkembang, dan harapan besar ada pada pengembangan rute serta frekuensi kereta api, tidak hanya di Pulau Jawa, tetapi juga di seluruh Nusantara.

Singkatnya walau banyak yang bilang naik kereta Bengawan akan membuat punggung pegal, namun kenyataannya tetap cukup nyaman karena suasananya yang hangat dan menyenangkan serta terasa lebih merakyat dibandingkan kereta api yang mewah dan mahal ongkosnya.

Kisah di atas adalah bukti nyata  transformasi  PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang dimulai dengan langkah besar di bawah kepemimpinan Ignasius Jonan, yang menjabat sebagai Direktur Utama KAI dari tahun 2009 hingga 2014.

Setelah Jonan, transformasi KAI dilanjutkan oleh direksi berikutnya. Saat ini, Direktur Utama KAI adalah Didiek Hartantyo, yang mulai menjabat pada tahun 2020. Didiek fokus melanjutkan transformasi KAI dengan inovasi teknologi dan digitalisasi. Di bawah kepemimpinannya, KAI memperkenalkan sistem tiket online yang lebih terintegrasi, pengembangan aplikasi KAI Access, serta peningkatan layanan untuk kereta jarak jauh dan komuter.

Transformasi yang dimulai oleh Jonan dan dilanjutkan oleh Didiek Hartantyo telah menjadikan KAI sebagai salah satu perusahaan BUMN yang paling berhasil dalam meningkatkan pelayanan transportasi publik di Indonesia.

Demikian sekilas kisah dan pengalaman naik kereta Bengawan yang mengingatkan saya akan perjalanan dari Tashkent kw Almaty.

Bagaimana dengan pembaca?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun