Bagi mereka yang menolak dinasti politik, Gibran sebagai wapres adalah kelanjutan dari pengaruh keluarga Jokowi. Meskipun mereka berhasil mengganti Jokowi sebagai presiden, mereka merasa bahwa dinasti politik tetap bercokol di puncak kekuasaan. Namun, bagi kelompok yang lebih pragmatis, kehadiran Gibran bisa dilihat sebagai jembatan untuk menjaga stabilitas politik dan kontinuitas dalam pemerintahan.
Secara umum, kelompok yang mendukung Prabowo mungkin lebih cenderung menerima Gibran sebagai wapres karena melihatnya sebagai pilihan yang strategis. Namun, bagi pendukung Anies, kehadiran Gibran dapat dianggap sebagai kompromi terhadap cita-cita perubahan radikal yang mereka bayangkan.
4. Apakah Prabowo Akan Mendapatkan Perlakuan yang Sama dengan Jokowi?
Pertanyaan menarik muncul terkait apakah Prabowo akan mengalami kritik serupa seperti yang dialami oleh Jokowi selama masa kepemimpinannya. Sebagian dari kelompok "Ganti Presiden" dikenal vokal dalam mengkritik Jokowi, baik dari sisi kebijakan maupun gaya kepemimpinan. Apakah Prabowo juga akan menghadapi kritik serupa?
Hal ini sangat tergantung pada bagaimana Prabowo mengelola ekspektasi kelompok-kelompok yang mendukungnya. Jika Prabowo dianggap tidak menjalankan kebijakan yang sejalan dengan harapan mereka, tidak menutup kemungkinan dia juga akan menghadapi kritik tajam. Apalagi, beberapa pendukung Anies mungkin akan terus memantau kebijakan Prabowo dengan cermat, dan jika ada kebijakan yang dianggap tidak sesuai dengan visi mereka, mereka tidak segan-segan untuk mengkritik.
Namun, mengingat karakter Prabowo yang lebih tegas dan gaya komunikasi yang berbeda dibandingkan dengan Jokowi, ada kemungkinan bahwa dinamika kritik akan sedikit berbeda. Prabowo, yang dikenal sebagai figur militer yang kuat, mungkin akan lebih responsif terhadap kritik dengan pendekatan yang lebih langsung. Akan tetapi, dalam era media sosial yang terbuka, siapa pun yang berada di kursi kekuasaan tidak akan luput dari sorotan publik.
5. Masa Depan Politik: Tantangan Prabowo dan Harapan Para Pendukung
Prabowo kini berada di posisi yang sangat strategis. Sebagai presiden, ia memikul tanggung jawab untuk menyatukan berbagai elemen politik dan masyarakat yang terpecah setelah Pilpres 2024. Bagi pendukung gerakan "Ganti Presiden", masa depan politik Prabowo akan sangat ditentukan oleh sejauh mana ia mampu memenuhi janji-janji perubahan yang selama ini mereka harapkan. Jika tidak, bukan hal yang mustahil bahwa gelombang kritik yang pernah diarahkan pada Jokowi akan berbalik menghampirinya.
Di sisi lain, pendukung Anies Baswedan mungkin akan tetap menjadi kelompok oposisi yang kritis, terus mengingatkan pemerintah akan janji-janji perubahan yang tidak tercapai. Mereka mungkin tidak akan puas sepenuhnya dengan kepemimpinan Prabowo, tetapi mereka juga akan menunggu dan melihat bagaimana Prabowo membuktikan diri dalam lima tahun ke depan.
Pada akhirnya, dinamika politik Indonesia selalu penuh dengan kejutan. Baik Prabowo, Gibran, maupun kelompok-kelompok politik yang ada harus terus beradaptasi dengan perubahan tuntutan publik dan mengelola ekspektasi yang kadang-kadang saling bertentangan.
Akhirnya pada 20 Oktober 2024 ini, cita-cita Ganti Presiden yang dicanangkan lima tahun lalu telah tercapai. Tetapi ketika presiden  penggantinya telah berubah haluan dan sosok yang digadang-gadang oleh kelompok ini malah untuk sementara tenggelam dalam dinamika politik yang sulit untuk diramalkan, makan ketidakpuasan inti akan terus menghantui di dalam kalbu. Â