Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ganti Presiden, dari 2019 ke 2024

20 Oktober 2024   06:11 Diperbarui: 20 Oktober 2024   06:14 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ganti Presiden: detik.com


Pada tahun 2019, narasi "Ganti Presiden" menjadi sorotan di panggung politik Indonesia. Gerakan ini didukung oleh sebagian kelompok masyarakat yang merasa tidak puas dengan kepemimpinan Joko Widodo (Jokowi) dan menginginkan perubahan. Mereka mengusung tokoh alternatif untuk memimpin bangsa, dengan dua figur utama yang muncul: Prabowo Subianto dan Anies Baswedan. Namun, lima tahun kemudian, meskipun cita-cita mereka mengganti Jokowi dengan Prabowo telah terlaksana, tak semua pihak dari kelompok ini merasa puas, terutama karena Anies Baswedan gagal mencapai kursi kepresidenan.

1. Cita-Cita yang Terwujud Setengah Jalan

Bagi banyak pendukung gerakan "Ganti Presiden 2019", Prabowo adalah simbol perlawanan terhadap kepemimpinan Jokowi. Prabowo yang pernah maju dalam dua kali Pilpres sebelumnya (2014 dan 2019) selalu dianggap sebagai alternatif utama yang kuat. Namun, beberapa kelompok dalam gerakan ini juga melihat Anies Baswedan, mantan Gubernur DKI Jakarta, sebagai pemimpin dengan visi yang lebih dekat dengan aspirasi mereka---khususnya dalam hal retorika agama, populisme, dan pandangan kebijakan tertentu.

Ketika akhirnya Prabowo berhasil mencapai kursi kepresidenan, bukan Anies, muncul reaksi campur aduk di kalangan pendukung gerakan "Ganti Presiden". Mereka telah berhasil dalam tujuan besar mengganti Jokowi, tetapi tidak sepenuhnya dengan sosok yang mereka harapkan. Kekecewaan tersebut sebagian besar dirasakan oleh kelompok yang mendukung Anies Baswedan dengan harapan bahwa dia akan menjadi tokoh yang lebih ideal untuk membawa perubahan yang mereka inginkan.

2. Mengapa Mereka Tidak Puas?

Tidak dapat disangkal, Anies Baswedan memiliki pendukung yang kuat dan loyal. Banyak dari mereka adalah bagian dari gerakan "Ganti Presiden" yang melihat Anies sebagai simbol oposisi terhadap elit politik lama. Dalam pandangan mereka, Anies membawa semangat perubahan dengan pendekatan yang lebih inklusif secara agama, dan lebih peduli terhadap kelompok-kelompok yang selama ini merasa terpinggirkan. Namun, Prabowo memiliki gaya yang berbeda dan pandangan yang lebih moderat dalam beberapa isu, terutama sejak ia mulai berkoalisi dengan pemerintahan Jokowi pada akhir masa jabatan kedua.

Ketika Prabowo akhirnya memenangkan kursi presiden, pendukung Anies melihat kemenangan ini sebagai kemenangan politik yang ambigu. Mereka merasa bahwa Prabowo tidak sepenuhnya mewakili nilai-nilai yang diperjuangkan Anies, baik dari sisi kebijakan maupun pendekatan politik. Bagi mereka, Prabowo lebih mendekat ke arah kompromi dan pragmatisme, sementara Anies lebih dianggap sebagai tokoh idealis yang memperjuangkan prinsip-prinsip moral dan agama tertentu.

Lebih dari itu, kegagalan Anies dalam mencapai kursi kepresidenan, setelah menjadi salah satu calon yang diunggulkan, membuat beberapa pendukungnya merasa dikhianati oleh sistem politik. Ada kekecewaan yang mendalam bahwa narasi yang mereka bangun tidak berhasil menghasilkan perubahan yang mereka bayangkan.

3. Apakah Mereka Senang dengan Gibran Sebagai Wakil Presiden?

Penunjukan Gibran Rakabuming Raka, putra Jokowi, sebagai wakil presiden di bawah pemerintahan Prabowo juga memicu reaksi yang beragam. Gibran, yang relatif baru di dunia politik nasional, dinilai oleh sebagian kalangan sebagai simbol kesinambungan kekuasaan Jokowi dalam politik Indonesia. Meskipun Gibran memiliki track record yang baik sebagai Walikota Solo, beberapa kelompok yang dulu mendukung gerakan "Ganti Presiden" merasakan kehadiran Gibran sebagai wakil presiden sebagai bentuk ironis dari apa yang mereka perjuangkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun