Museum of Olympic Glory. Museum ini dapat dicapai dengan berjalan kaki sekitar 5 menit saja karena jarak yang tidak terlalu jauh.
Setelah mengunjungi Monumen Courage, perjalanan dilanjutkan menujuSaya melihat sebuah bangunan berbentuk bundar yang arsitekturnya khas gaya Soviet. Di depan museum ada seorang perempuan setengah baya yang kemudian menanyakan dari mana asal saya dan meminta saya masuk ke Museum.
Namun karena hari ini kebetulan Jumat pagi, saya memutuskan tidak masuk ke museum melainkan melanjutkan perjalanan saja sambil mencari arah ke stasiun metro terdekat. Â
Saya terus berjalan dan kemudian melewati sebuah jembatan khusus pejalan kaki yang ada di atas sebuah kanal yang airnya tampak sangat biru dan bersih. Bahkan lebih bersih dari kolam renang. Â Terus terang saja, ini pertama kali saya melihat sebuah kanal atau sungai buatan yang airnya sangat bersih. Â Bukan itu saja di kedua sisi kanak juga ada rerumputan hijau tempat banyak orang santai menikmati piknik bersama keluarga.
Saya berjalan di sepanjang tepi kanal yang dipenuhi dengan pohon-pohon rindang dan jembatan-jembatan kecil yang menambah kesan romantis. Setelah melihat Yandex map, saya baru tahu bahwa namanya adalah Ancor Canal.
Anchor Canal ternyata merupakan tempat favorit bagi penduduk lokal untuk bersantai, berjalan kaki, atau bersepeda. Â
Saya berjalan menyeberangi jembatan yang bentuknya sangat futuristik. Sekilas mengingatkan saya akan Bridge of Peace di Tbilisi.
Berjalan di atas jembatan ini, kita dapat bersantai sambil menikmati pemandangan air yang mengalir perlahan. Benar-benar suasana yang menyenangkan di pagi menjelang siang ini.
 Kanal ini juga dikelilingi oleh kafe-kafe kecil, yang menawarkan minuman dan makanan ringan bagi para pengunjung yang ingin bersantai di tepi air.
Bagi penggemar fotografi, Anchor Canal adalah lokasi yang ideal untuk mengabadikan keindahan arsitektur dan lanskap kota.
Di bawah jembatan yang juga merupakan jalan Abdullah Qodir, diparkir berderet odong-odong  warna kuning, dan sepeda yang bisa di sewa. Juga ada tempat bermain untuk anak-anak.Â
Pada sebuah papan tertulisdalam bahasa Uzbek dan Rusia beberapa permainan seperti catur, domino dan sashka. Juga ada tulisan Igraet Sdiesh seichas yang salam bahasa Rusia berarti  Main di sini sekarang . Â
Â
Tashkent.Â
Perjalanan dari Monumen Courage ke Anchor Canal melalui Museum of Olympic Glory adalah rute yang sempurna untuk mengeksplorasi sejarah, olahraga, dan keindahan alam kotaDari monumen yang mengenang keberanian warga Tashkent dalam menghadapi bencana, hingga Anchor Canal yang menawarkan keindahan alam, perjalanan ini memberikan kombinasi sempurna antara edukasi dan relaksasi.
Dari sini, saya kemudian terus berjalan menuju ke stasiun metro Mustaqilik Maydoni dan dilanjutkan ke Stasiun Novza, tujuannya ke Masjid Novza untuk salat Jumat. Â
Perjalanan ini melewati taman yang indah dengan air mancur, bangku taman dan pepohonan yang rindang yang dibentuk cantik seperti kerucut. Di sekelilingnya tampak bangunan-bangunan pemerintahan yang megah dengan cat putih bitunyang khas. Saya juga sempat melewati halte Bus dan melihat bus kota di Tashkent yang merupakan bus gandengan dengan warna hijau muda.
Video perjalanan nya dapat dilihat di sini:
Sementara stasiun Meteo Mustaqillik Maydoni, yang berarti Independence Square juga tidak kalah megahnya dengan stasiun meteo lain di Tashkent. Pintu masuknya dilapisi marmer warna karun dengan tulisan dalam aksara Kiril dan Latin sementara peronnya bak istana dengan tiang -tiang megah dan lampu kristal yang mewah.
Jalan di taman-taman kota Tashkent memang mengasyikkan. Tidak salah lagi kalau Tashkent dijuluki kota taman karena sekitar 35-40 persen permukaannya  merupakan ruang terbuka yang hijau.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H