Setelah dalam tiga pertandingan pertama melawan Arab Saudi, Australia dan Bahrain, Indonesia tampil perkasa tidak terkalahkan, bahkan hampir menang pada pertandingan penuh kontroversi dengan Bahrain, akhirnya Indonesia harus menelan pil pahit melawan tim yang dianggap paling lemah di grup C, Tiongkok.
Sebelum pertandingan, banyak netizen yang  begitu yakin bahwa timnas akan dengan mudah memetik kemenangan. Namun hasil pertandingan membuktikan bahwa Sang Naga memang sulit dikalahkan oleh Garuda.
Walau menguasai pertandingan, Indonesia harus bertekuk lutut dengan skor 1-2 . Sebuah hasil yang menyakitkan dan membuat banyak pendukung timnas kecewa berat.
Pertandingan Indonesia vs Tiongkok yang berlangsung di Qingdao, dalam rangka Kualifikasi Piala Dunia 2026, memperlihatkan berbagai dinamika yang layak diulas. Indonesia memasuki laga dengan keyakinan tinggi, terutama karena penampilan apik dari sejumlah pemain naturalisasi seperti Mees Hilgers dan Eliano Reijnders yang memperkuat pertahanan dan lini tengah. Namun, tantangan berat datang dari tim Tiongkok yang meski kehilangan beberapa pemain kunci seperti Wu Lei dan Alan akibat cedera, masih mampu memanfaatkan kelemahan Indonesia pada beberapa momen penting dalam pertandingan.
Pada babak pertama, Tiongkok berhasil mencetak gol pertama oleh Behram Abdulweli pada menit ke 21 yang memberi tekanan signifikan pada tim Garuda. Gaya permainan cepat dan serangan dari sisi sayap menjadi senjata utama Tiongkok.
Indonesia sempat beberapa kali mengancam melalui serangan balik cepat, namun efektivitas lini depan masih menjadi masalah, dengan penyelesaian akhir yang kurang tajam.
Bahkan sebuah bola mati yang diperoleh Tiongkok akhirnya bisa dimanfaatkan Zhang Yuning pada menit ke 44 sehingga Tiongkok unggul 2-0 hingga turun minum.
Masuk ke babak kedua, tim Indonesia di bawah pelatih Shin Tae-yong mencoba menekan lebih agresif. Beberapa peluang tercipta, terutama melalui set-piece dan bola-bola panjang yang ditujukan ke depan gawang lawan.
Akhirnya setelah perubahan taktik, Â Indonesia berhasil memperkecil ketinggalan lewat gol hiburan di menit-menit akhir pertandingan. Tom Haye berhasil memperoleh bola hasil lemparan ke dalam Arhan dan kedudukan berubah menjadi 2-1 untuk Tiongkok. Skor ini bertahan hingga akhir babak kedua walau mendapat waktu tambahan 9 menit injury time.
Terkait strategi, beberapa pengamat menyebut keputusan pelatih Shin Tae-yong untuk bereksperimen dengan formasi dan line-up bisa jadi salah satu penyebab kurang solidnya koordinasi tim di lapangan. Kritik juga datang atas perubahan-perubahan taktik yang dianggap terlambat, meskipun Indonesia sempat bangkit dan menunjukkan perlawanan sengit di penghujung laga .
Secara keseluruhan, meski Indonesia menunjukkan peningkatan, terutama dari sisi mental bertanding dan ketangguhan fisik, mereka masih harus meningkatkan konsistensi dan koordinasi permainan jika ingin bersaing lebih jauh di ajang kualifikasi Piala Dunia ini.
Hasil di atas terbukti sangat mengecewakan buat pendukung timnas yang sebelumnya sangat percaya bahwa Indonesia akan mudah mentok kemenangan atas Tiongkok mengingat Tiongkok dianggap sangat lemah setelah tiga kekalahan beruntun.
Tentunya peluang untuk maju  ke Piala Dunia apalagi menduduki dua posisi terasa di Grup C akan makin sulit dan tipis. Tetapi harapan masih terus ada, terutama mengincar paling tidak posisi ke 4 sehingga maju ke babak 4 nanti.
Untuk menjaga peluang ini Indonesia harus mampu mengatasi  Bahrain, Tiongkok dan juga tim lain di pertandingan mendatang.
Semoga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H