Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Lintasan Sejarah Antariksa Uzbekistan di Tashkent

6 Oktober 2024   19:51 Diperbarui: 6 Oktober 2024   19:57 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pintu masuk stasiun: dokpri


Setelah sejenak menikmati roti dan teh khas Uzbek di Chorsu  Bazaar, jalan-jalan saya di  Tashkent berlanjut ke Stasiun Metro Kosmonavtlar. Keindahan stasiun ini sudah saya nikmati beberapa kali dan bahkan sudah ditulis dalam artikel sebelumnya, sehingga kali ini saya berniat untuk menikmati keindahan taman yang ada di atas stasiun ini, sebut saja namanya Taman Kosmonavtlar.

Pintu masuk stasiun: dokpri
Pintu masuk stasiun: dokpri


Keluar dari stasiun saya menaiki tangga yang lebar dengan undak-undakan yang cenderung lantai, ciri khas tangga di stasiun metro  negara-negara eks Soviet.  Di dekat nya ada papan nama berlogo huruf M sebar yang menandakan pintu masuk ke stasiun.

 Batu layar: dokpri
 Batu layar: dokpri


Yang kemudian menarik perhatian adalah monumen Megah yang ada di plaza atau lapangan luas di taman ini.  Karena hari masih pagi dan sinar mentari kebetulan bersinar dengan terik, tidak banyak orang yang berkunjung ke sini. Hanya saya dan beberapa orang serta monumen dan patung yang  diam membisu sekaligus memanggil untuk diketahui kisahnya.

Selain menjadi tempat rekreasi gratis buat warga Tashkent, tujuan monumen yang dibangun di zaman Soviet ini adalah untuk menghormati para pahlawan eksplorasi antariksa Soviet.

Singkatnya, taman  ini adalah perpaduan antara seni publik, sejarah ilmiah, dan penghormatan kepada para kosmonot yang membuka jalan bagi penjelajahan luar angkasa.

Namun, di balik ketenangan taman ini, tersembunyi cerita besar tentang penjelajahan manusia ke luar angkasa dan kontribusi para kosmonot.

Di Taman Kosmonavtlar, terdapat beberapa monumen penting yang didirikan untuk menghormati kosmonot legendaris dari era Soviet. Masing-masing monumen memiliki prasari yang memberikan informasi tentang para tokoh yang berperan besar dalam program luar angkasa Uni Soviet. Prasasti  ini tidak hanya sekadar berisi  nama atau tahun pencapaian, tetapi juga memberikan penghormatan kepada upaya luar biasa yang mereka lakukan dalam eksplorasi  ruang angkasa.

Saya berjalan perlahan sambil menikmati suasana pagi dan langsung tertarik dengan monumen utama yang bentuknya mirip dengan dua layar terkembang yang mengapit bola dunia.  Monumen ini terletak di tengah dengan platform yang lebih tinggi. Platform pertama berbentuk persediaan panjang dna platform kedua berbentuk lingkaran dengan lantai marmer yang memerikan kesan mewah.

Ketika saya berjalan mendekat, pada kedua sisi layar dari baru ini dihiasi relief dan tulisan yang sangat menarik untuk disimak.

Pada bagian depan monumen di sebelah kiri atas terdapat relief bertulis akan aksara kiril yang padaku kau agak sulit dibaca karena huruf O yang dibuat besar dan membentuk pola.  

" "
"Humanity will not remain on Earth forever, but in pursuit of light and space, at first it timidly penetrates beyond the atmosphere and then conquers the whole of solar space"

Demikian tulisan dalam aksara kiril yang baru bisa dibaca setelah memperhatikan secara saksama.  Tulisan itu ternyata merupakan kutipan Konstantin Eduardovich Tsiokolvsky, bapak ilmu roket dan ruang angkasa Soviet yang terkenal. Saya bahkan ingat punya salah satu buku karangan beliau yang isinya sangat menarik berjudul The Call of the Cosmos.

Di bawah relief ini ada patung lelaki tua yang kemungkinan besar adalah Konstantin Tsiokolvsky sendiri.  Sementara di bagian kanan ada dia patung lelaki, yang sebelah kiri kemungkinan adalah Yuri Gagarin dan sedang dirangkul oleh Vladislav Volkov, seorang kosmonot yang gugur saat pesawat ruang angkasa Salyuz 11 kembali ke atmosfer bumi pada 30 Juni 1971.  Tentunya kita semua sudah mengenal Yuri Gagarin sebagai manusia pertama yang melanglang ke ruang angkasa pada April 1961 di puncak perlombaan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet.

Sedang di bagian atas ada relief sosok yang melayang seakan-akan melambangkan kosmonot yang berjalan bebas tanpa gravitasi.

Saya kemudian berjalan dan melihat sisi belakang layar batu.  Relief di sini tidak kalah menarik. Di sebelah kiri ada Relof kalau berkorban yang mungkin adalah Ulugh Bek, cucu Amir Tinur yang dianggap sebagai bapak ruang angkasa dari era lampau di Uzbekistan.  Sementara di sebelah kanan atas melambangkan relief Ikarus, tokoh legenda Yunani yang mencoba terbang ke matahari dan dibagikan bawah atau relief Mother  Earth atau ibu pertiwi sedang mengasuh bayi.

 Dzhanibekov: dokpri
 Dzhanibekov: dokpri


Dari batu layar , saya berjalan lagi menuju ke sebuah patung dada  atau monumen yang ternyata adalah sosok kosmonot yang paling dihormati dan menjadi kebanggaan rakyat Uzbekistan. Dia adalah
Vladimir Dzhanibekov,  kosmonot asal Uzbekistan dan memainkan peran penting dalam program luar angkasa Soviet.

Input prasasti: dokpri
Input prasasti: dokpri

Pada tiang di bawah patung dada tertulis nama Dzhanjbekov dalam huruf kiril lengkap dengan penghargaan yang didapatnya serta bintang dua yang melambangkan bintang Lenin yang dianugerahkan kepandaian kosmonot ini.

Dzhanibekov dikenal karena berbagai misi luar angkasa yang dipimpinnya, serta kontribusi signifikan dalam penelitian dan eksperimen ilmiah di luar angkasa. Sebagai pahlawan dari Uzbekistan, ia memiliki tempat khusus di hati masyarakat lokal.

Namun monumen di sini tidak hanya didedikasikan buat para individu, melainkan juga untuk para Ilmuwan dan Insinyur yang telah berjasa mewujudkan impian manusia ke ruang angkasa menjadi kenyataan.

" , ."

"Sebagai penghormatan kepada pencipta dan perancang teknologi antariksa yang telah memberikan kontribusi tak ternilai dalam eksplorasi luar angkasa."

Demikian tertulis pada prasasti yang  merupakan pengakuan terhadap para insinyur dan ilmuwan yang bekerja di balik layar, tanpa mereka, perjalanan luar angkasa tidak akan mungkin terwujud.

Dengan berkunjung ke sini, kita dapat lebih mengetahui peran penting Uzbekistan, dalam kapasitasnya sebagai salah satu republik Soviet, dalam program luar angkasa global.

Hampir satu jam saya berada di sini, sang mentari kian terik menyinari bumi. Tiba waktunya untuk kembali ke ruang bawah tanah di stasiun metro dan melanjutkan langlang di Tashkent.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun