Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Lintasan Sejarah Antariksa Uzbekistan di Tashkent

6 Oktober 2024   19:51 Diperbarui: 6 Oktober 2024   19:57 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika saya berjalan mendekat, pada kedua sisi layar dari baru ini dihiasi relief dan tulisan yang sangat menarik untuk disimak.

Pada bagian depan monumen di sebelah kiri atas terdapat relief bertulis akan aksara kiril yang padaku kau agak sulit dibaca karena huruf O yang dibuat besar dan membentuk pola.  

" "
"Humanity will not remain on Earth forever, but in pursuit of light and space, at first it timidly penetrates beyond the atmosphere and then conquers the whole of solar space"

Demikian tulisan dalam aksara kiril yang baru bisa dibaca setelah memperhatikan secara saksama.  Tulisan itu ternyata merupakan kutipan Konstantin Eduardovich Tsiokolvsky, bapak ilmu roket dan ruang angkasa Soviet yang terkenal. Saya bahkan ingat punya salah satu buku karangan beliau yang isinya sangat menarik berjudul The Call of the Cosmos.

Di bawah relief ini ada patung lelaki tua yang kemungkinan besar adalah Konstantin Tsiokolvsky sendiri.  Sementara di bagian kanan ada dia patung lelaki, yang sebelah kiri kemungkinan adalah Yuri Gagarin dan sedang dirangkul oleh Vladislav Volkov, seorang kosmonot yang gugur saat pesawat ruang angkasa Salyuz 11 kembali ke atmosfer bumi pada 30 Juni 1971.  Tentunya kita semua sudah mengenal Yuri Gagarin sebagai manusia pertama yang melanglang ke ruang angkasa pada April 1961 di puncak perlombaan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet.

Sedang di bagian atas ada relief sosok yang melayang seakan-akan melambangkan kosmonot yang berjalan bebas tanpa gravitasi.

Saya kemudian berjalan dan melihat sisi belakang layar batu.  Relief di sini tidak kalah menarik. Di sebelah kiri ada Relof kalau berkorban yang mungkin adalah Ulugh Bek, cucu Amir Tinur yang dianggap sebagai bapak ruang angkasa dari era lampau di Uzbekistan.  Sementara di sebelah kanan atas melambangkan relief Ikarus, tokoh legenda Yunani yang mencoba terbang ke matahari dan dibagikan bawah atau relief Mother  Earth atau ibu pertiwi sedang mengasuh bayi.

 Dzhanibekov: dokpri
 Dzhanibekov: dokpri


Dari batu layar , saya berjalan lagi menuju ke sebuah patung dada  atau monumen yang ternyata adalah sosok kosmonot yang paling dihormati dan menjadi kebanggaan rakyat Uzbekistan. Dia adalah
Vladimir Dzhanibekov,  kosmonot asal Uzbekistan dan memainkan peran penting dalam program luar angkasa Soviet.

Input prasasti: dokpri
Input prasasti: dokpri

Pada tiang di bawah patung dada tertulis nama Dzhanjbekov dalam huruf kiril lengkap dengan penghargaan yang didapatnya serta bintang dua yang melambangkan bintang Lenin yang dianugerahkan kepandaian kosmonot ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun