pemerintah Orde Baru  juga memberlakukan sensor ketat terhadap informasi dan diskusi yang menyimpang dari versi resmi. Karenanya kita semua mau tidak mau harus percaya dan meyakini narasi ini.
3. Kepentingan Politik yang Bertahan Lama
Peristiwa G30S/PKI tidak hanya merupakan peristiwa sejarah, tetapi juga merupakan bagian dari narasi politik yang telah dibangun selama puluhan tahun. Konflik politik antara komunis dan anti-komunis sangat kuat di era tersebut, dan peristiwa G30S sering digunakan oleh Orde Baru untuk menjustifikasi kekuasaan serta melanggengkan kekuasaan. Kalau mau jujur, sampai sekarang, konstelasi politik di Indonesia masih dipengaruhi kuat oleh warisan tersebut.
Karena itu, amat sangat terlalu sulit untuk membahas  kembali kasus ini atau memaparkan kebenaran secara terbuka tanpa menimbulkan kontroversi politik yang signifikan. Bahkan usaha kecil untuk mendiskusikannya saja sering dituduh sebagai tanda-tanda kebangkitan PKI yang harus diwaspadai.  Komunisme memang sudah dicap sebagai bahaya laten yang tidak akan pernah hilang dan terus mengancam.
4. Adanya Beragamnya Teori Konspirasi
Sebagai akibat kurangnya informasi yang terbuka dan komprehensif, banyak teori konspirasi berkembang di sekitar peristiwa G30S.
Teori-teori ini terkadang begitu liat dan bahkan mungkin hanya merupakan dugaan dan spekulatif, misalnya saja dugaan atau tuduhan keterlibatan Bung Karno, atau bahkan Soeharto dan  pihak militer dalam memanipulasi kudeta untuk mengambil alih kekuasaan.
Selain itu juga banyak dugaan keterlibatan kekuatan asing, seperti Tiongkok atau Uni Soviet, dalam merancang atau mendukung kudeta. Bahkan ada juga yang menuduh keterlibatan CIA atau Amerika sebagai dalang untuk menjatuhkan Bung Karno.
Tuduhan dan  dugaan ini kemudian menimbulkan kesan seakan-akan  PKI bukan pihak yang merencanakan kudeta dan  dimanfaatkan pihak lain sehingga  PKI hanya dijadikan sebagai kambing hitam.
Beragam teori ini memperumit upaya untuk mengungkapkan kebenaran, karena sering hanya didasarkan pada spekulasi tanpa bukti yang  jelas.
5. Kompleksitas Situasi Politik dan Ideologis pada saat itu.