Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Naik Taksi Online dari Bandara Tashkent ke Hotel Uzbekistan

1 Oktober 2024   07:58 Diperbarui: 1 Oktober 2024   08:46 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Ini adalah perjalanan saya yang kedua ke Tashkent, Ibu kota Uzbekistan yang cantik dan selalu menarik untuk dikunjungi.  

Bila pada kunjungan pertama tahun lalu, bersama rombongan kami naik Uzbekistan Airways dengan penerbangan langsung dari Jakarta dan hanya memakan waktu sekitar 8 jam. Kali ini penerbangan saya sedikit memutar lewat Istanbuk dengan Turkish Airlines sehingga memakan waktu beberapa belas jam dengan transit beberapa jam.

Selain itu bila tahun lalu kamindidampinh mas Agustinus Wibowo sebagai tur Leader, kali ini saya Travelling solo untuk kemudian nanti bergabung dengan rombongan dalam perjalan ke atap dunia di tiga negara di Asia Tengah.  Bepergian sendirian terkadang lebih mengasyikkan walau sering juga mendapatkan banyak tantangan.

Berkunjung ke Uzbekistan memang sangat mudah bagi pemegang paspor Indonesia karena tidak perlu visa untuk mampir selama 30 hari. Walau antrean cukup ramai, tetapi prosesnya cepat.  Tanpa ada pertanyaan apa-apa petugas yang ramah sudah mencap paspor saya. Sebagaimana negara negara Asia Tengah dan juga Vietnam, mereka memilih mencap di halaman bagian belakang seperti halaman 47 atau 46 di paspor kita. Hal ini untuk dengan mudah memantau kunjungan-kunjungan sebelumnya.

Setelah melewati imigrasi, tugas pertama adalah menukar uang Sum.  Kalau tahun lalu nilai tukar adalah 12.100 Sum untuk 1 USD, kali ini nilai tukar sudah menjadi 12.600. Salah satu hal yang mengagumkan tentang tempat penukaran uang di bandara Tashkent adalah nilai tukarnya yang sangat baik dan tidak berbeda dengan di pusat kota.  Di bandara-bandara lain kita sering mendapatkan tempat penukaran atau Money Changer yang nilai tukarnya sangat jauh atau bahkan mengenakan komisi yang cukup besar.  

Setelah mencambl bagasi, masih di ruangan yang sama sudah berjejer beberapa kios penjual SIM Card lokal seperti UZ Mobile dan UCell. Saya segera membeli SIm Card seharga 60.000 Sum yang berlaku selama 1 bulan dengan data 5 Gigq .  Cukup untuk selama beberapa hari di Uzbekistan.   Cukup siapkan paspor dan petugas akan membantu memasang dan mengaktivasi SIM Card baru itu.

Setelah itu saya kembali menginstall aplikasi  taksi online Yandex dan mengaktifkannya.  Saya sebenarnya sudah punya aplikasi ini ketika berkunjung tahun lalu dan bahkan sebelumnya ketika berkunjung ke Armenia beberapa tahun lalu.

Kalau sebelumnya saya sudah beberapa kali menggunakan yandeks ketika mampir ke Bukhara, Samarkand dan Tashkent, ini adalah pengalaman pertama kali menggunakannya dari bandara.  Ada perasaan sedikit khawatir mengenai titik jemput dan juga jika ada larangan untuk menggunakan nya dari terminal seperti di beberapa bandara di Indonesia.  Atau jika pun boleh biasanya tarifnya lumayan mahal.

Saya segera memasukkan alamat tujuan yaitu Hotel Uzbekistan yang merupakan hotel favorit saya di Tashkent dan juga tempat saya menginap tahun lalu.  Lokasi hotel yang sangat dekat dengan stasiun metro ini membuat saya suka tinggal di sini.

Lokasi titik jemput ternyata memang tidak bisa langsung di dekat terminal. Tetapi saya harus berjalan sedikit sekitar 100 meter melewati tempat para penjemput.  Di sini banyak juga orang yang menawarkan taksi. Namun karena saya sudah memesan taksi yandeks, saya terus dengan percaya diri berjalan menuju titik penjemputan.  

Oh yah, yang juga menarik adalah ongkos taksi yang sangat terjangkau yaitu hanya kurang dari 15 ribu Sum saja atau kurang dari 20 ribu rupiah.  Mungkin karena jarak bandara memang tidak terlalu jauh dan ketika itu hari masih pagi yaitu sekitar pukul 6.30 dan jalan masih sepi.

 Sopir taksi: dokpri
 Sopir taksi: dokpri


Tidak sampai menunggu 2 atau 3 menit. Taksi yang saya tinggi sudah muncul.  Kebetulan di  tempat  ini juga banyak pengguna taksi online yang menunggu, sehingga kita harus memperhatikan nomor polisi kendaraan kita.

Yang membuat saya cukup kaget adalah pengemudi taksi ini yang merupakan seorang kakek yang berusia sekitar 70 tahun dengan jenggotnya yang memutih serta peci warna putih  yang menyambut saya ramah dan langsung menyapa dalam bahasa Rusia.

Bus di Tashkent: dokpri
Bus di Tashkent: dokpri


Dalam perjalanan saya sempat bercakap-cakap sambil mempraktikkan kembali kemampuan berbahasa Rusia yang sangat terbatas namun lumayan untuk bisa sekedar berkomunikasi.

Tidak sampai 15 meniru taksi saya sudah sampai di lobi hotel Uzbekistan yang memiliki arsitektur gaya sosialisme realisme yang khas.

 Hotel Uzbekistan:dokpri
 Hotel Uzbekistan:dokpri

Karena masih terlalu pagi, saya belum bisa masuk ke kamar dan hanya diperbolehkan menitipkan bagasi.  Namun jangan khawatir, saya segera menuju ke stasiun metro Amir Timur  dan segera mengisi kembali saldo kartu transportasi Atto bertuliskan Yagona Transport Kartasi.

Kartu Atto: dokpri
Kartu Atto: dokpri

Dalam Bahasa Uzbek ini bermakna Single Transport Card.

Tujuan saya pagi itu adalah sarapan pagi di Chorsu Bazaar.

Stasiun Metro yang cantik : dokpri
Stasiun Metro yang cantik : dokpri


Demikian pengalaman yang berkesan dalam kunjungan kedua ke Tashkent dan menggunakan taksi online dari bandara.  Suatu pengalaman yang cukup menyenangkan dibandingkan dengan di bandara lain ketika kita harus mengeluarkan biaya cukup mahal untuk menuju ke pusat kota.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun