Perjalanan berlanjut ke Shanghai dan kemudian Chengdu.  Uniknya Molly terus  mengikuti Edward.
Dalam film ini kita juga disuguhi pertunjukan budaya lokal yang menarik seperti wayang di Thailand dan juga Burma. Â Yang paling unik adalah perlombaan Panjat Pinang dan juga adu bantal di atas kali yang persis sering kita lihat di tanah air sewaktu perayaan hari kemerdekaan.
Jadi siapa bilang Panjat Pinang hanya ada di tanah Air?
Lalau ada apa dengan film Bird yang merupakan film penutup Jakarta World CINEMA 2014 ini?
Secara cerita film ini pun tidak kalah menariknya menceritakan remaja yang sedang dalam masa puber dan segala permasalahannya. Yang menjadi masalah adalah film ini memiliki dialog dalam bahasa Inggris dengan logat beitish yang kental dan sama sekali tidak ada teks yang muncul di layar. Tentu saja sebagian besar penonton akan tidak dapat menikmati film ini dengan baik.
Demikian sekilas kesan dan pengalaman selama Jakarta World CINEMA 2024 dan menyaksikan puluhan film dalam waktu hanya 8 hari. Sebagai hiburan penonton dapat menukarkan point dan ditukar dengan hadiah. Saya sendiri mendapatkan sebuah T shirt warna pink.
Jakarta World Cinema 2024 tidak hanya sekadar festival film, tetapi juga menjadi ajang bertemunya budaya, ide, dan inspirasi, serta memperkaya industri perfilman di Indonesia dengan membawa perspektif global.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H