Demikian juga dengan malam atau lilin khusus untuk membatik yang ada dua macam, Malam yang halus untuk klowong (pola atau draft batik tulis), sementara batik yang getas digunakan untuk batik cetak. Â Kami juga ditunjukkan berbagai macam alat pencetak baik yang terbuat dari tembaga, kayu dan bahkan kertas atau kardus.Â
Secara singkat, Mbak Nathalia juga menerangkan proses pembuatan batik tulis yang bisa memakan waktu sekitar 1 sampai 2 minggu tergantung besarnya kain, pola dan motif serta jumlah warna. Â Harga jual sepotong kain batik berkisar antara beberapa ratus ribu hingga bisa di atas jutaan rupiah. Â Namun di Rumah Batik Ciracas, harga dipatok masih di bawah jutaan karena disesuaikan dengan pasarnya. Â
Setelah jumlah peserta makin banyak, kami mulai dengan praktik membatik, yaitu menggunakan canting untuk menggambar pola. Ada berbagai macam pola bergambar bunga matahari, kembang Sepatu, kupu-kupu dan juga Monas, Mbak Etha memili pola bergambar kupu, kupu, Mbak Palupi bergambar Monas dan saya memilih bunga Matahari.
Kami diajarkan untuk mulai mengambil malam panas ke dalam canting, meniriskannya dan kemudian meniup-niup agar malam tidak memblobor di kain. Â Asyik juga membuat pola gambar bunga matahari ini. Walau mula-mula terasa kaku, tetapi makin lama makin lancar dan membuat ketagihan. Â Walau hasilnya jauh dari sempurna, tetapi, rata-rata kami dapat menyelesaikan tugas masing0masing dalam waktu sekitar 30-40 menit saja.
Yang penting adalah hasilnya tembus pandang alias kalau kain dibalik, pola malamnya terlihat sama tebal sehingga kalau diproses lebih lanjut tidak ada warna yang bocor. Â Demikian kira-kira pesan dari Mbak Nathalia.Â
Setelah semua selesai dengan canting dan malam, proses dilanjutkan dengan memberi warna. Â Palet palet kecil dengan berbagai warna telah siap di atas meja, lengkap dengan kuas berbagai ukuran. Â Masing-masing bebas berkreasi dengan warna seperti anak-anak TK belajar mewarnai. Â Saya pun mulai mewarnai bunga matahari dengan warna kuning, namun kemudian menjadi lebih luar dengan warna hijau, ungu, biru, pink dan berbagai jenis warna yang lain sehingga lebih mirip lukisan dibandingkan kain batik. Â Sekitar setengah jam mewarnai, proses dilanjut dengan beberapa langkah supaya kain batik buatan kita selesai. Â Makan siang pun disajikan dengan sebelumnya memesan berbagai menu di warung di dekat Lokasi.
Sekitar pukul 2 siang, saya dan Mbak Muthiah pamit terlebih dahulu karena ada acara lain.  Namun pengalaman membatik di Rumah Barik Ciracas telah memberikan pengalaman yang mengesankan.  Selain itu kami juga jadi sedikit lebih mengerti mengenai alat membatik seperti canting serta beberapa istilah membatik seperti  isin-isin, menembok, klowong, melorod dan sebagainya.