Kami pun segera antre dan naik ke bus, gratis dan nyaman serta memiliki pendingin udara yang sejuk. Terus terang saja selama ini saya sudah sering membaca tulisan Portas de Cerco baik di petunjuk jalan maupun di bus. Namun belum pernah berkunjung ke sana.
Namun karena besok memang akan ke sana sekaligus menyeberang ke Zhuhai menggunakan fasilitas Visa on Arrival, tidak ada salahnya hari ini jalan-jalan untuk mengintip suasana dan situasi salah satu pintu perbatasan antara Makau dan Tiongkok.
Ya, seperti juga Hong Kong status Makau sebagai SAR (Special Administrative Region) membuatnya secara administratif masih independen dengan Tiongkok sampai tahun 2049 walau secara kedaulatan sudah dikembalikan ke Tiongkok oleh Portugal pada 1999.
Bus berjalan di tengah padatnya lalu lintas kota Makau dengan jalan-jalannya yang sempit. Walau di peta terlihat tidak terlalu jauh, tetapi perjalanan dari hotel kasino ke perbatasan ini memakan waktu sekitar 15 sampai 20 menit. Nama nama jalan di Makau memang sangat khas karena ditulis baik dalam aksara Hanzi maupun dalam Bahasa Portugis.
Ketika mendekati terminal bus di perbatasan, terlihat orang yang sangat ramai sekali. Orang-orang yang bergegas akan menyeberang ke Zhuhai dengan hanya berjalan kaki.
Di sini terdapat sebuah pos perbatasan yang sangat megah dan besar dengan model arsitektur yang mirip dengan bandara, jadi tidak kalah megahnya dengan perbatasan antara Hong Kong dan Makau yang kami kunjungi pagi tadi setelah melewati Hongkong Zhuhai Macau bridge. Pos perbatasan yang bernama Gong Bei Kou An ini merupakan salah satu perlintasan perbatasan paling ramai antara Makau dan Tiongkok.
Setelah turun dari bus, kami harus melewati barisan serbuan orang-orang yang menuju ke Zhuhai untuk sampai ke deretan bus dengan nama-nama kasino di Makau, Ada Venetian Macau, Galaxy, Parisian, atau juga Hotel Lisboa, Wynn dan MGM. Tinggal pilih saja.
Tidak jauh dari terminal bus ini, ada sebuah monumen yang menarik berupa sebuah pintu gerbang yang di sekitarnya dikelilingi pagar agar orang tidak bisa terlalu mendekat. Ini adalah Portas de Cerco atau Barrier gate yang dibangun pada pertengahan abad XIX oleh Portugis menggantikan pintu lama yang dibangun oleh Dinasti Ching.
Pintu gerbang ini dominan memiliki warna oranye kekuningan dan terlihat anggun serta sangat kontras dengan gedung perbatasan yang modern di belakangnya. Pintu yang sederhana berbentuk lengkungan dan di depannya ada air mancur. Di kedua sisi pintu ada prasasti dan di atasnya ada tulisan dalam bahasa Portugis. "A patria honrai, que a patria vos contempla" yang berarti kira-kira "Hormatilah tanah airmu, agar tanah air menjagamu." Di dinding kiri kanan pintu ada prasasti bertuliskan 22 Agosto 1849 dan 25 Agosto 1849 serta di sisi dalam ada lagi sebuah prasasti bertuliskan 31 Outubre 1970.
Kalau sekarang ratusan ribu orang melewati pintu perbatasan yang modern ini, tentunya dulu melalui pintu klasik inilah mereka lewat dengan sejarahnya yang panjang antara Tiongkok, Makau dan Portugal. Yang cukup menarik di sini pula tercatat beberapa kejadian bersejarah seperti insiden Passaleou pada Agustus 1849 yang kemudian diperingati dengan didirikannya pintu gerbang ini pada 1870. Pada insiden antara Portugal dan Tiongkok yang diawali oleh pembunuhan Gubernur Jose Maria Ferreira do Amaral. Konon insiden ini pula yang memperkukuh posisi Portugal sebagai penguasa Makau. Peristiwa ini lah yang dicatat pada prasasti di Gerbang Portas do Cerco tadi.