Setelah dua hari dua malam menjelajah Kumamoto dan sekitarnya, tibalah waktunya untuk terus berkelana ke kawasan lain di pulau Kyushu. Tujuan saya hari itu adalah Yufuin, sebuah kota kecil yang terkenal sebagai tempat peristirahatan yang  sejuk dan indah dengan banyaknya onsen dan sumber mata air hangat alami.  Lumayan untuk sejenak menghindar dari kota-kota di Kyushu yang sedang mengalami cuaca cukup panas,
Siang hari setelah sejenak makan siang dan menikmati lezatnya ikan makerel bakar di stasiun Kumamoto, dengan kereta api Shinkanshen Sakura yang berangkat pukul 13.17 , kami melesat kencang menuju Hakata Eki atau Stasiun Hakata di pusat kota Fukuoka. Hanya dalam waktu 41 menit kami sudah tiba di Hakata walau jaraknya sekitar 118 kilometer dari Kumamoto.Â
Setelah sejenak mampir di Hakata, perjalanan kemudian dilanjut dengan menggunakan kereta wisata yang legendaris, yaitu Yufuin no Mori menuju Yufuin. Â Meneurut jadwal kereta ini akan berangkat pukul 14.38 dari Hakata dan tiba pukul 16.50 di Yufuin melewati 6 stasiun yaitu, Tosu, Kurume, Hita, Amagase danBungo Mori. Â
Pukul 14.20 kami sudah ada di platform 6 dan melihat rangkaian kereta Yufuin no Mori yang berwarna hijau sudah siap mengantar penumpang. Â Sebelum naik ke gerbong, banyak penumpang yang bergaya di kereta ini. Di sebelahnya ada juga beberapa kereta lain yang sedang parkir termasuk Sonic dan Midori Express yang menuju ke Sasebo. Â Kereta Yufuin no Mori, merupakan salah satu dari kereta D&S (Design & Story) yang paling favorit di Kyushu. Konon interior kereta ini dirancang oleh Eiji Mitooka dan sudah beroperasi lebih dari 30 tahun.Â
Memasuki kabin, warna hijau tua tampak dominan dari deretan kursi dan juga dinding di antar jendela kaca yang besar-besar. Lantainya terbuat dari kayu dengan kombinasi warna cokelat tua dan cokelat muda yang sepintas memberikan kesan mewah. Walau begitu, sekali lihat kita dapat melihat bahwa gerbong kereta ini sudah mulai meredup kemewahannya karena dimakan usia.
Kereta ini, walau sangat popular, namun untuk keberangkatan siang hari dan tiba di Yufuin menjelang sore, jumlah penumpang tidak terlalu ramai. Namun untuk keberangkatan yang pertama dan kedua selalu penuh karena mereka dapat kembali lagi ke Fukuoka di sore hari.Â
Dalam perjalanan ini, pramugari juga berkeliling memberikan informasi mengenai perjalanan dan barang yang dijual. Kita juga dapat mampir untuk membeli makanan atau suvenir khas Yufuin No Mori, juga ada kartu pos yang dapat diberi stempel sebagai kenang-kenangan pernah naik kereta ini. Â Di sini kita juga dapat berfoto dengan tulisan Yufuin no Mori dan tanggal kita naik kereta. Kebetulan hari itu merupakan tanggal yang cantik yaitu 8.8 alias delapan Agustus.
Saya sempatkan berkeliling dari gerbong pertama hingga gerbong ke empat dan juga melihat-lihat pemandangan di kiri dan kanan. Selain hutan juga terdapat pemandangan Pantai yang menarik. Â Yang juga unik adalah, pramugari juga sempat membawa sepasang jas seragam kereta ukuran kecil dan kemudian meminjamkannya kepada anak-anak yang naik kereta sehingga mereka dapat bergaya lengkap dengan topi yang gagah. Â Kebetulan sepasang anak Perempuan berusia sekitar 7 tahun sempat berfoto dengan seragam ini.
Kereta terus melaju, sambil duduk santai saya pun sesekali melihat ke gadget untuk mengirim beberapa pesan ke teman dan keluarga di tanah air. Namun apa yang terjadi kemudian sempat membuat saya panik. Tiba-tiba saja gadget saya bergetar hebat dan menimbulkan bunyi alarm yang berlangsung beberapa saat. Mungkin sekitar satu menit.
Sedikit terkejut, saya kemudian membaca pesa yang muncul di layar. Â Tertera dalam Bahasa Jepang dan juga terjemahan dalam bahasa Inggris : Â Emergency Alert. Â Earthquake Early Warning. Strong Shake is expected soon. Stay calm and seek shelter nearby. (Japan Meteorological Agency). Saya sempat melirik jam ternyata waktu menunjukkan pukul 16.42.
Membaca peringatan itu saya sempat kaget. Â Beberapa saat kemudian kereta pun berhenti dan ada pengumuman dalam bahasa Jepang. Â Ada seorang penumpang yang kelihatannya wisatawan dari Tiongkok yang sedikit panik dan menghubungi pramugari. Namun pramugari memintanya untuk tenang dan tetap duduk di kursi masing-masing.
Kereta tetap berhenti dan tidak lama kemudian di gadget kembali muncul peringatan. Kali ini tulisan dalam bahasa Jepang namun berjudul dalam bahasa Inggris dengan tulisan merah, Tsunami Alert. Â Wah rupanya setelah gempa akan disusul akan adanya tsunami. Â Kereta masih berhenti dan saya masih bertanya-tanya di dalam hati, di mana kah pusat gempa.
Saya kemudian menjelajah di internet dan menemukan informasi bahwa telah terjadi gempa bumi berkekuatan 7.1 di kawasan Miyazaki Prefecture, atau tepatnya di Laut Higa, sekitar 20 kilometer sebelah timur laut Nichinan. Â Diramalkan akan ada tsunami di kawasan sekitar Miyazaki walau tidak terlalu tinggi. Â Peringatan tsunami ini terus ada agar orang menjauh dari Pantai dan baru kemudian dicabut pada sekitar pukul 20 malam waktu Jepang.
Setelah berhenti sejenak, namun terasa cukup lama, kereta akhirnya bergerak kembali dan melanjutkan perjalanan menuju Yufuin. Â Sekitar pukul 17. Baru kereta sampai di stasiun Yufuin, terlambat sekitar 10 menit dari jadwal karena gempa dalam perjalanan ini. Â Dari stasiun Yufuin, kami hanya berjalan kaki untuk menuju ke hotel yang kebetulan hanya berjarak kurang dari 50 meter.Â
Jepang, seperti juga Indonesia, merupakan negara yang sering mengalami gempa bumi karena terletak di Pacific Ring of Fire, dan hampir setiap kali berkunjung ke Jepang, saya selalu mengalami gempa, seperti yang pernah saya alami di Hiroshima pada 2016 lalu. Namun kala itu, saya berada di hotel dan tidak ada peringatan apa-apa di gadget. Hanya ada pengumuman di melalui pengeras suara di hotel.Â
Ketika saya menanyakan kepada keponakan yang tinggal di Tokyo, dia mengatakan bahwa peringatan seperti ini memang sering dialami selama tinggal di Jepang. Hal ini tentunya untuk memperingati warga akan gempa yang terjadi sehingga warga lebih siap dan bisa mengurangi korban.Â
Pengalaman yang menarik
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H