Selain itu beliau juga contoh hidup tentang pelaksanaan toleransi dan keberagaman yang merangkum kita semua dalam naungan Indonesia Raya yang bhineka. Â
Rosalina: Sosok Ibu  yang Penuh Kasih
Di sisi lain, Ibu Rosalina juga dikenal sebagai sosok istri dan ibu yang penuh kasih. Kesabarannya dalam mendampingi suaminya selama enam puluh tahun merupakan bukti nyata dari komitmen dan cinta yang mendalam. Beliau adalah sosok yang selalu ada di sisi suaminya, mendukung setiap langkah dan keputusan yang diambil. Kehadirannya memberikan rasa nyaman dan aman bagi keluarga mereka.
Ibu Rosalina, melalui berbagai artikelnya juga dikenal sebagai sosok yang sangat peduli terhadap orang lain. Banyak orang, baik secara langsung maupun tidak langsung merasakan kebaikan hati dan kemurahan tangannya. Melalui  tulisan dan artikelnya, beliau selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi siapa saja. Tidak heran jika banyak yang menghormati dan menghargai beliau sebagai seorang tokoh ibu yang patut diteladani.
 Di Kompasiana sendiri beliau dipanggil dengan julukan Bunda, sebuah kata yang menggambarkan betapa begitu banyak orang yang sangat menghormati dan menyanyangi beliau.
Pasangan Tjiptadinata,Rosalina dan Taufikuieks
Dalam perayaan ulang tahun pernikahan ke-60 yang akan dirayakan di Perpustakaan Nasional, kembali saya akan berjumpa secara tatap muka dengan Pak Tjipta dan Bu Rose. Â Kalau diingat-ingat ini adalah pertemuan yang kesekian kalinya setelah pertemuan pertama di Komapsianival, beberapa kali makan bersama jika Pak Tjiptadinata Effendi dan Ibu Rosalina pulang kampung, termasuk ketika perayaan ulang tahun beliau yang ke 80, juga di perpustakaan Nasional.
Boleh  disimpulkan bahwa platform Kompasiana lah yang menyatukan saya dan Pak Tjipta serta Ibu Rose. salah satu momen yang juga sulit dilupakan adalah ketika kami bersama kompasianer lainnya diundang makan siang di istana pada akhir 2015 lalu.
Walau dapat dikatakan jarang bertatap muka, namun kami sering bertegur sapa melalui tulisan dan komentar di Kompasiana. Baik Pak Tjipta maupun Ibu Rose kerap memberikan komentar atas tulisan-tulisan saya yang sebagian besar merupakan kisah perjalanan ke pelosok dunia. Sebaliknya, saya pun sering mampir ke artikel mereka berdua yang sangat kaya akan ajaran dan wejangan hidup yang disampaikan dengan singkat dan  lugas berbekal pengalaman hidup yang penuh suka dan duka.
Perkenalan sebagai sesama Kompasianer ini  kemudian  menjadi sebuah hubungan jarak jauh yang hangat, di mana kami  saling berbagi pengalaman dan pandangan hidup.
Singkatnya saya memandang  pasangan ini sebagai teladan dalam menjalani kehidupan pernikahan yang penuh cinta dan kesetiaan. Sementara itu, Bapak Tjiptadinata dan Ibu Rosalina mengapresiasi tulisan dan artikel saya yang menceritakan pengalaman secara langsung mengembara ke berbagai tempat dengan cara yang sederhana namun penuh makna.