Hati Sabtu pagi, rangkaian utama acara adalah kirab budaya yang kemudian diikuti upacara pemotongan anak berambut gimbal di pelataran Candi Arjuna. Â Upacara yang unik ketika satu persatu anal dipanggil dan kemudian dibacakan keinginannya sebelum ritual pemotongan rambut diadakan diiringi musik tradisional dan tembang yang khusyuk. Â Upacara ini menarik ribuan wisatawan baik domestik maupun internasional.
Menjelang sore, kami kembali ke Lapangan Pendawa tempat diselenggarakan Jazz di Atas Awan sesi pertama.  Pengunjung belum terlalu ramai, namun irama jazz yang mendayu-dayu mulai menyihir penonton yang kian ramai memenuhi lapangan.  Menjelang magrib kami kembali ke  penginapan untuk makan malam dan juga persiapan upacara puncak malam nanti. Dalam perjalanan pulang, saya sempat mampir untuk menikmati jagung rebus yang hangat.  Lumayan juga hari itu harus berjalan beberapa kil meter bolak balik ke tempat acara dan penginapan.
Acara puncak pun selesai dengan beterbangannya ribuan lampion bercahaya di langit Dieng, dan ribuan orang kemudian meninggalkan lapangan kembali ke penginapan atau tenda masing-masing. Â Sekitar pukul 12 kami sampai di penginapan dan kemudian sekedar mengganjal perut dengan mi instan. Sebagai persiapan untuk acara esok dini hari yaitu mendaki bukit Sikunir untuk melihat matahari terbit pada pukul 3 pagi.
Esok pagi menjelang pukul 3 saya sudah terbangun. Di wag sebelumnya ternyata beredar berita ada opsi kedua bagi yang enggan bangun pukul 3 pagi dan hiking ke Sikunir. Pilihan lainnya adalah berkunjung ke Watu Angkruk dan akan dijemput sekitar pukul 5 pagi.  Bedanya untuk kesini, bisa dengan naik kendaraan dan langsung samai di tempat tanpa hiking berlama-lama. Akhirnya , Mas Jalil dan teman-teman yang menginap di Udin kebanyakan memilih yang  jam 5 saja.
Perjalanan dengan kendaraan ke Watu Angkruk cukup lancar pagi itu. Sesampainya di tempat, tersedia musolah bagi yang belum sempat solat subuh, Fasilitas untuk menikmati matahari terbit cukup lengkap di sini, ada pelataran dengan lantai kaca dan juga jembatan yang cantik. Â Kami berada di seni sekitar satu setengah jam hingga pukul 6. 30 pagi sebelum kembali ke penginapan untuk makan pagi.
Acara selanjutnya adalah beres-beres dan cek out sekitar pukul 10.pagi. Â Sebelum pulang kembali ke Jakarta, kami sempat diajak Mbak Mega untuk mampir belanja oleh-oleh khas Dieng. Selain carica ada berbagai snack dan kudapan yang lumayan lezat dan enak.
Kami juga sempat berfoto dengan latar belakang tulisan Dieng Banjar negara sebelum akhirnya meninggalkan kawasan wisata Dataran Tinggi Dieng.
Sampai jumpa lagi di Dieng Cultural Festival tahun berikutnya,