Acara pertama hari tu adalah bertandang ke kawah Sikadang yang merupakan salah satu iko wisata Dieng. Â Kebetulan kawasan Kawah Sikidang ini sedang mengalami renovasi besar-besaran baik tempat parkir, pintu masuk dan fasilitas penunjang seperti toilet dan lainnya. Â Untuk menuju kawah wisatawan dapat melewati jembatan kayu yang berkelok menuju kawah yang selalu mendidih dan menyemburkan asap dengan aroma belerang .Â
Di sepanjang jalan terdapat beberapa spot foto yang cantik dan juga gerai penjual makanan dan suvenir khas Dieng, salah satunya adalah carica dan juga purwaceng. Saya dan Bu Dewi, salah satu peserta dari bus elf yang sama juga sempat membeli di sini.
Obyek wisata selanjutnya adalah Baru Pandang Ratapan Angin, Wah namanya sangat romantis dan dengan menaiki ratusan anak tangga dalam berbagai Tingkat kita dapat menyaksikan pemandangan indah kawasan wisata Dieng. Â Walau cukup melelahkan, namun berkunjung ke sini tetap sangat menarik sekaligus memanjakan mata.
Selesai dua tempat wisata, sekitar pukul 11 pagi kami diantar ke tempat penginapan berupa homestay, walau satu mobil ternyata kamu harus terpencar di berbagai home stay seperti Flamingo, Kenari, Casa Blanca dan Udin. Â Saya sendiri mendapat penginapan di Home Stay Udin yang lokasinya beberapa ratus meter dari tempat pergelaran kesenian di dekat Candi Arjuna. Â
Di penginapan ini saya berkenalan dengan Mas Jalil dan Mas Haviz akan menjadi teman sekamar serta beberapa peserta lainnya. Semuanya dari bus yang berbeda dengan saya. Â Setelah sejenak istirahat dan mandi, kami sempat solat Jumat di masjid tidak jauh dari penginapan.
Acara siang itu, setelah makan siang di homestay adalah acara bebas. Kami sempat mampir ke panggung di dekat penginapan dan menonton pelbagai pentas tari tradisional, dan juga acara pagelaran domba Batur yang khas dieng. Domba ini kebanyakan berbulu tebal dan juga diperagakan Bagaimana mencukur bulu domba serta sebagian memberikan makanan dengan wortel kepada domba-domba yang lucu itu.
Malam harinya peserta kian banyak baik yang baru datang menukarkan tiket, maupun sudah datang sebelumnya. Kami sempat berjalan kaki menu ke panggung utama di kawasan Pendawa, di sini sudah banyak pengunjung dan juga panggung yang megah dengan motif wajah dan mata yang menarik. Juga banyak gerai sponsor dan penjual suvenir pagelaran Jazz di Atas Awan. Â Jalan kaki dari penginapan lumayan jauh, mungkin sekitar 20-menit melewati jalan dan gang dalam udara yang cukup dingin menusuk tulang. Namun dengan hati yang gembira, semua dapat dilewati dengan baik.Â