Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Rahasia di Balik Mata Uang Yen Jepang

14 Agustus 2024   07:57 Diperbarui: 15 Agustus 2024   05:43 496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari masih sekitar pukul 8 pagi ketika kami memulai perjalanan dari stasiun Hatagaya menuju Shinjuku di pusat kota Tokyo.  Tujuannya adalah titik kumpul di depan SMBC (Sumitomo Mitsui Banking Corporation) di Nishishinjuku.  


Perjalanan di stasiun Shinjuku memang sangat menantang karena merupakan stasiun paling ramai tempat pertemuan beberapa belas jalur  kereta di ibukota Jepang ini, baik kereta bawah tanah, kereta komuter, lokal hingga kereta cepat Shinkansen.  Walau sudah beberapa kali lewat di stasiun ini, setiap kali saya  sering nyasar dan untungnya jika bertanya ke orang Jepang, mereka dengan ramah selalu membantu untuk mengantar ke tempat tujuan. Benar-benar keramahan yang tidak ada duanya di dunia ini.

Pukul 8.49  Bus kami berangkat meninggalkan pusat kota Tokyo menuju kawasan wisata Gunung Fuji. Jadwal ini sedikit terlambat karena memang situasi lalu lintas pagi itu cukup padat.

Kyo, pemandu wisata kami menjelaskan beberapa tempat yang akan dituju hingga kembali ke Tokyo sekitar pukul 8 malam nanti. Dia menjelaskan bahwa perjalanan ke tujuan pertama yaitu Mount Fuji 5th station yang biasanya ditempuh sekitar 2 jam kali ini akan memakan masa sekitar 3 setengah jam. Maklum lalu lintas akan padat karena libur panjang di Jepang saat ini.

Untuk memulai cerita, Kyo memperkenalkan negeri Jepang melalui mata uangnya.  Sebagaimana diketahui bahwa mata uang Jepang, Yen terdiri dari koin pecahan 1, 5, 10, 50, 100 dan 500. Sementara uang kertas terdiri dari pecahan 1000, 5000 dan 10000.  

Uniknya uang logam atau koin memiliki masa edar yang sangat lama. Bahkan uang pecahan 100 Yen yang terbit lebih 40 tahun lalu masih berlaku hingga saat ini.  Tingkat inflasi yang sangat rendah di Jepang membuat harga minuman di vending machine relatif naik sangat sedikit. Misalnya harga sekaleng coca cola pada tahun 1989 adalah 100 Yen dan sekarang berkisar 120 hingga 150 Yen saja.

Perkenalan pertama adalah dengan yang logam 1 Yen yang dibuat dari  aluminum dengan berat 1 gram dan sangat ringan sehingga akan mengambang di atas air.  Rancangan koin yang beredar sekarang sudah ada sejak 1955 dengan gambar tumbuhan di depan dan angka 1 di belakang lengkap dengan tahun penerbitan menggunakan era kaisar yang berkuasa yaitu Showa untuk Hirohito dan Heisei untuk Akohito.

Yang menarik adalah uang logam 5 Yen dan bolong di tengah dengan gambar padi yang tumbuh dari air dan tulisan Kanji 5 Yen.  Di bagian belakang adalah tulisan Nippon dan tahun penerbitan yang juga dalam Kanji. Koin 5 Yen ini dibuat dengan bahan campuran tembaga dan seng dengan berat sekitar 3,5 gram. Uang yang beredar sekarang sudah ada sejak 1959 dengan disain yang sama.

Uang 5 Yen atau dalam bahasa Jepang disebut Goen melambangkan keberuntungan bagi orang Jepang.  Ketika mereka berkunjung ke kuil biasanya akan berdoa dan melemparkan uang 5 Yen karena dewa dewa akan dekat dan sekaligus mengabulkan doa-doa.

Demikian cerita terus berlanjut hingga ke uang logam 10, 50, 100 dan 500 Yen dengan motif kuil dan juga berbagai jenis bunga dan tumbuhan. Semuanya melambangkan filosofi dan budaya Jepang yang kental.

Akan tetapi cerita paling menarik dari yang Jepang adalah dari lembaran uang kertasnya yang hanya ada tiga pecahan yaitu 1000, 5000 dan 10000.

Tidak seperti kebanyakan uang negara lain atau bahkan Indonesia yang bergambar kepala negara atau para pahlawan, uang Yen Jepang ternyata menampilkan tokoh dan orang dengan latar belakang yang berbeda. Dan yang pasti mereka bukan tokoh politik ataupun pemerintahan.  Yuk kita simak sejenak.

Uang kertas Yen yang paling kecil denominasinya adalah lembaran 1000 Yen.  Kini beredar 2 macam uang 1000 Yen.  Yang versi lama namun tetap berlaku bergambar gunung Fuji di belakangnya dan pada sisi muka terdapat gambar Hideyo Noguchi, seorang dokter dan ilmuwan yang cukup terkenal di Jepang.  

Uang kertas 1000 terbaru yang baru beredar pada 2004 berhiaskan  gambar "The Great Wave of Kanagawa," yaitu lukisan yang cukup kondang di Jepang. Bagian muka uang ini diisi oleh gambar Kitasato Shibasaburo yang dianggap sebagai bapak kedokteran Jepang modern.

Uang 5000 Yen memiliki fitur yang khas karena bergambar seorang tokoh wanita dari akhir abad ke XIX. Dia adalah Higuchi Ichiyo yang dianggap sebagai penulis atau sastrawati profesional pertama Jepang.  Dia banyaka dikenang walau hanya berusia muda ketika meninggal.

Dan yang terakhir adalah lembaran 10 ribu Yen yang kali ini bergambar seorang tokoh pendidikan yang mendirikan Keio University. beliau adalah Fukugawa Yukichi. .

Demikian lah perjalanan sehari bersama ke kawasan Gunung Fuji dimulai dengan lebih mendalam mengenal mata uang Yen.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun