Jalan raya bebas hambatan A373 ini sangat mulus dan  cukup ramai.  Di samping kendaraan pribadi yang sebagaimana kebanyakan mobil di Uzbekistan berwarna putih, juga ada shared taxi, truk besar pengangkut logistik dan juga truk gandeng yang mengangkut mobil.  Kami juga sempat bertemu dengan kereta barang yang dengan gerbong-gerbongnya yang panjang mengular melaju di tepian jalan raya.
Siang itu salah satu kendaraan kami sempat mengalami kendala teknis, dan sambil menunggu perbaikan, kami mampir ke sebuah rest area dan menikmati makan siang. Kembali dengan roti nan, sup dan bebuahan seperti melon dan semangka. Â Yang menjadi sedikit kendala dalam perjalanan di Asia Tengah, terutama di jalan raya adalah fasilitas toilet yang kurang memadai kebersihannya. Â Â Namun apa yang kita rasakan di Uzbekistan ini belum apa-apa dengan apa yang kana dijumpai di Pegunungan Pamir di Kyrgystan dan Tajikistan nanti.
Di sepanjang jalan, banyak juga tempat istirahat dan warung yang menjual melon dan semangka. Â Juga ada Patir atau roti Uzbek yang kebanyakan berbentuk bulat dengan pola dan lapisan yang khas dalam berbagai ukuran. Â Berderet deret gerai patir dengan berbagai jenis nama toko untuk menarik pembeli. Ada Akmal Patir, Abdulloh Patir dan juga Nodirbek Patir serta masih banyak lagi.
Baru sekitar pukul 17 sore konvoi kami tiba di pusat kota Kokand dan melanjutkan jalan-jalan dengan mampir di pusat kota. Â Setelah sejenak beristirahat dan menikmati minuman segar di sebuah gerai di taman, kami mampir ke Istana yang Bernama Khudaraykhans Palace.
Namun ada penjelasan Dinora yang cukup berkesan ketika sejenak melongok Gereja Ortodoks dari kejauhan. Menurut Dinora gereja ortodoks yang memiliki nama resmi Novaya Pravoslanaya Tserkov yang berarti Gereja Ortodoks Baru. Â Konon nama ini digunakan untuk gereja ortodoks yang ada di luar Rusia. Â Gereja ini masih tergolong baru karena dibangun beberapa tahun lalu dengan dana umat beragama. Â Uniknya yang dimaksud dengan umat beragama ini bukan terbatas hanya mereka yang beragama Kristen ortodoks, tetapi tentu saja hasil sumbangan kebanyakan umat Islam di Uzbekistan. Â Â
Jadi kemungkinan besar di Uzbekistan, sumbangan umat bisa digunakan untuk membangun tempat ibadah lintas agama. Sebuah fenomena yang cukup menarik di negara eks Soviet tersebut.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H