Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menikmati Alunan Jamilah Sepanjang Lembah Wahan

12 Juli 2024   08:03 Diperbarui: 12 Juli 2024   09:23 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Mirlan: Atap Dunia/dok.pri

Ibrahim inilah yang kemudian menjadi pengemudi yang paling lama menemani kami sejak berpindah-pindah dari Karakul, Alichur, Langar, Ishkashim, Khalaikumb, Dushanbe, Saritag, hingga Khujand.  

 Pengemudi  Atap Dunia: Atap Dunia/dok.pri
 Pengemudi  Atap Dunia: Atap Dunia/dok.pri


Syamil kemudian berganti penumpang, yaitu rombongan fotografer Pak Yudi, Pak Edy dan Mbak Retha,  Sayangnya ketika tiba di Khorog, kendaraan Syamil menghadapi masalah dan kemudian harus diganti dengan pengemudi dan mobil baru yaitu Norbek yang bergabung sejak Kalaikhumb:  Pak Yudi sendiri sempat mengungsi ke kendaraan kamu sejak Khorog hingga Kalaikumb.

Kendaraan Lexus milik Ibrahim harus kami tinggalkan di perbatasan Tajikistan Uzbekistan di Oybek ketika kami semua akhirnya naik satu bus buatan Tiongkok untuk menuju Tashkent.

Ibrahim merupakan pengemudi yang sangat menyenangkan, sopan dan sangat cekatan membantu.  

Sebelumnya saya mendapat info bahwa Ibrahim adalah seorang dokter yang berusia sekitar 43 tahun dan telah cukup lama berprofesi sebagai pengemudi.  Kendaraan ini pun merupakan kendaraan miliknya pribadi dan Ibrahim sendiri merupakan etnis Kyrgyz yang menjadi warga negara Tajikistan.  

Namun dalam percakapan dengan saya Ibrahim mengaku bersekolah atau kuliah selama sekitar tiga tahun dan bukanlah seorang   atau dokter.  Karena itu saya tidak bertanya lagi lebih lanjut.

Di sepanjang perjalanan yang cukup melelahkan ribuan kilometer meniti Lembah Wahan di perbatasan Tajikistan dan Afghanistan, Ibrahim sering memutar lagu-lagu berbahasa Kyrgyz di kendaraan.  Salah satu lagu favoritnya mungkin berjudul Jamilah yang sangat merdu  mendayu-dayu.

Demikianlah, setiap pertemuan tentunya ada perpisahan. Jika dengan Mirlan kami harus berpisah di Osh dan dengan Zhuba di Kyrgyz Art, maka di Bandara Tashkent kami semua berpisah baik dengan Nazar, Ibrahim, Manaf maupun Norbek dan tentu saja dengan Ibrahim.  

Pertemuan dan kebersamaan selama hampir dua minggu di Atap Dunia memang sangat berkesan. Apalagi ditemani oleh Jamilah di sepanjang Lembah Wahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun