Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menikmati Alunan Jamilah Sepanjang Lembah Wahan

12 Juli 2024   08:03 Diperbarui: 12 Juli 2024   09:23 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tetapi kebersamaan kami dengan Mirlan memang tidak berlangsung terlalu lama. Ketika makan malam di Osh, Mas Agus mengumumkan bahwa karena sesuatu hal teknis, Mirlan akan digantikan oleh adiknya yang bernama Zhuba.

Perkenalan dengan Zhuba terjadi ketika kami cek out dari Osh Sunrise Hotel di pagi yang cerah untuk kembali melanglang  menuju ke perbatasan Tajikistan.  Di sini sekaligus kami mengucapkan selamat tinggal buat Mirlan.  Penampilan Zhuba lebih kalem dan pendiam. Dia tidak banyak bicara dan mengaku berusia dua puluh dua.

Tubuhnya sedikit agak besar dengan pipi yang menggemaskan.  Walau pendiam, dia juga sangat gesit dan sergap dalam menjalankan tugas termasuk membantu memindahkan koper dan bagasi ke kendaraan.  Selama perjalanan tidak banyak yang dibicarakan dengan Zhuba kecuali bahwa Ia baru beberapa kali saja mengantar ke perbatasan.

Input Zhuba: Atap Dunia/dok.pri
Input Zhuba: Atap Dunia/dok.pri


Sesampainya di perbatasan  Kyzyl Art/Bordobo, selesailah tugas Zhuba, karena kita harus berganti dengan kendaraan Tajikistan dengan pengemudi yang baru yaitu Syamil.  

Syamil  dengan kendaraan Toyota Landcruiser nya tampak sudah siap menanti di perbatasan paling tinggi di dunia ini. Hujan  salju turun rintik-rintik ketika  sebagian dari kami harus keluar kendaraan karena ada pemeriksaan bagasi oleh petugas bercukai Tajikistan.  Saya termasuk beruntung karena bagasi saya tidak diperiksa sehingga tidak harus keluar kendaraan.

Namun Syamil  tetap harus keluar masuk  kantor peti kemas di perbatasan untuk urusan formalitas  dan kami harus menunggu cukup lama di kendaraan sampai akhirnya semua kendaraan beres dan resmi masuk ke Tajikistan.

Dalam perjalanan melalui rute berliku dengan kondisi jalan yang membuat hati cukup deg-degan, kami memulai percakapan baik dalam bahasa Inggris maupun Rusia.  Kendaraan ini ternyata milik pribadi para pengemudi dan mobil Toyota Landcruiser milik Syamil ini diperolehnya sebagai kendaraan eks Dubai yang dioperasikan di Desert Safari.

Syanil cukup ramah dan banyak bercerita tentang kehidupannya sebagai pengemudi dan kemudian membawa kami menuju Karakul yang berarti Danau Hitam yang indah menjelang matahari tenggelam.  Namun udara yang dingin dan ketinggian yang lebih dari 4000 meter di atas permukaan laut membuat kami hanya bisa mengagumi keindahan danau dari kejauhan.   Saya tidak bisa terlalu lama berada di liar kendaraan karena tidak tahan dengan angin dingin yang berhembus.  

Kendaraan milik Syamil ini termasuk yang paling tua usianya dibandingkan tiga kendaraan lainnya sehingga Bu Ida dan Bu Liliek sepakat untuk mengajukan pindah kendaraan kepada Mas Agus.

Esok paginya ketika berangkat dari Karakul menuju Murghab/Alichur, kami sudah pindah di kendaraan Lexus yang dikemudikan Ibrahim.  Namun rombongan kami sempat mampir ke rumah sekaligus toko milik keluarga Syamil di Alichur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun