Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Begini Rasanya Menjadi Pasien di Rumah Sakit di Hanoi

3 Juli 2024   13:14 Diperbarui: 3 Juli 2024   13:19 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lelaki itu menanyakan apakah saya belum makan dan kemudian memberikan dua potong roti dalam kemasan yang dibelinya di mini marmer.  Belum sempat makan siang roti itu dengan lahap disantap.  

Perempuan tadi terus berbicara dalam bahasa Vietnam dan kemudian membersihkan noda-noda darah di sekitar luka di kepala.

Kemudian saya juga menyadari bahwa kaki kiri sekitar tulang kering terasa sakit dan menceritakannya kepada perempuan tadi dan perawat.  Akhirnya diputuskan untuk melakukan X ray lanjutan.

Perawat kemudian membawa ke ruangan lain dan luka di kepala baru dibersihkan diberi obat serta perban yang dililitkan menutupi rambut bagaikan memakai topi atau peci.  

Kami masih harus menunggu cukup lama untuk mengetahui hasil CT Scan dan X Ray, untungnya semuanya baik baik saja seperti dijelaskan oleh dokter dan perawat.  

Dokter kemudian memberikan resep obat berupa pil antibiotik yang harus dikonsumsi selama 5 hari dan kemudian diambil oleh perempuan tadi. Rupanya dia pula yang membayarkan seluruh biaya di rumah sakit.  

Hasil CT Scan: dokpri
Hasil CT Scan: dokpri


Setelah sejenak mencicipi bagaimana rasanya berada di rumah sakit di Hanoi sekitar 3 jam, akhirnya saya diperbolehkan pulang untuk beristirahat di hotel.  Lelaki bercelana pendek itu pula yang mengantar saya setelah sebelumnya mampir ke kantor polisi.

Sebuah pengalaman yang tidak terlupakan. Setelah menunggalkan rumah sakit dan melihat hasil CT Scan, saya juga baru tahu bahwa rumah sakit tersebut bernama Behn Viehn St. Paul.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun