Ini adalah hari  terakhir  perjalanan kami setelah hampir  10 hari di Tajikistan.  Kota Khojand merupakan kota kuno yang cukup menarik dan bersejarah.
Sebelum meninggalkan Tajikistan dan kembali menuju Uzbekistan, ada beberapa tempat yang menarik di Khojand. Salah satunya adalah Patung Ismail Somoni yang ada di pusat kota Khojand. walau tidak semegah yang ada di Dushanbe, patung ini tampak berwibawa dan seakan-akan memberi pesan bahwa aku adalah raja di raja yang pernah berkuasa di kawasan Asia Tengah ini lebih dari satu milenia lalu.
Di dekat lapangan yang luas ada fasilitas olah raga berupa Maydoni Tenis alias Lapangan tenis dan juga kolam renang. Juga ada kereta gantung yang menjadi salah satu daya tarik wisata si Khojand. Â
Yang menarik dari patung ini adalah biasanya berupa mosaik dengan hiasan khas Tajikistan berupa tajuk atau mahkota dengan hiasan bintang tujuh berwarna kuning emas dengan latar belakang bendera Tajikistan tri warna merah putih hijau.
Dari Somoni yang mewakili masa lalu yang jauh, perjalanan berlanjut mengunjungi Patung Lenin, yang merepresentasikan masa lampau Tajikistan yang belum terlalu jauh, ketika negeri ini masih bernaung di bawah panji-panji Uni Soviet.
Patung ini letak agak sedikit tersembunyi walau terlihat dari jauh. Melewati jalan-jalan yang agak sempit, kamu tiba di lapangan luas. Ada sebuah kendaraan atau mobil tuan besar yang dijadikan tempat tinggal. Â Seorang babushka berkerudung menyambut dan bertanya dalam bahasa Rusia asal kami.
Kami dari Indonesia, jawab saya dan kemudian percaloan bercampur dalam bahasa Tajik, Uzbek dan Rusia setelah Mas Agus dan teman-teman ikut bergabung.  Ternyata perempuan berusia sekitar enam puluh tahunan ini memang bertugas menjaga taman dengan Patung Lenin ini. Dan mobil tua  sekaligus tempat tinggal nya ini juga berfungsi sebagai atau kantin.
Selesai berfoto dengan perempuan tadi, saya mulai melihat-lihat kawasan patung dengan taman peninggalan zaman Soviet ini. Â
Di tengah taman, Lenin berdiri gagah dengan jubahnya yang khas. Paras wajah dengan model rambut dan keningnya yang khas masih tampak berwibawa. Â Pada pedestal patung tertulis dalam aksara kiril B. i Lenin atau Vladimir Ilich Lenin. Â Lambang paku arit yang mendirikan simbol komunisme tampak melengkapi patung ini.
Di kawasan taman ini, ada sebuah prasasti bertambatkan bintang merah yang besar dengan tulisan dalam aksara kiril dalam bahasa Tajik dan bahasa Rusia. Â Saya mencoba membaca tulisan dalam bahasa Tajik dan kemudian terjemahannya dalam bahasa Rusia .
! Yang artnya Kemenangan Abadi ba pembela Tanah Air.
Selain itu di taman juga ada banyak gambar tokoh-tokoh pahlawan dari zaman Soviet . Lengkap dengan nama dan tahun kelahiran serta kematian mereka. Â Misalnya nya Boris Shmeliov (1913-1990), Sangin Pochomorov Dan juga Mikhail Panvilov.
Juga Ada sebuah patung dada dengan nama Domulloh Azizob lengkap dengan tahun 1913-1943.
Jalan-jalan di Khujand walau sejenak membuktikan bahwa Uzbekistan tidak menghilangkan bukti-bukti sejarahnya yang selamat sekitar 70 tahun pernah menjadi salah satu republik Soviet. Walau sekarang sudah menjadi negara merdeka dan tidak lagi berhaluan komunis, namun monumen dan Patung Lenin serta peninggalan bersejarah dari zaman itu tetap dipelihara dengan baik. Walau di banyak negara dan tempat, patung Lenin telah dirobohkan bersamaan dengan runtuhnya Uni Soviet.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI