Selepas sejenak belajar sejarah tentang Monumen pahlawan di Plaza Sotomayor, saya dan Hector berjalan perlahan memasuki jalan  yang agak sepi dan mulai menanjak.
"Algunas zonas de Valparaso se vuelven ms peligrosas," Â Hector menjelaskan bahwa ada beberapa kawasan di Valparaiso yang mulai bahaya akhir- akhir ini, sering terjadi penodongan terhadap wisatawan. Sambil tersenyum saya melanjutkan perjalanan dan berkomentar bahwa merasa aman berjalan bersamanya.
Kami berjalan menuju ke Ascensor atau lift miring untuk mendaki menuju bukit Cerro Allegre. Untuk naik lift ini kami hanya membayar 100 Peso atau sekitar 1700 Rupiah per orang. Â
Cerro Allegre merupakan salah satu dari beberapa bukit yang dijadikan tujuan wisata di Valparaiso. Ternyata kota ini kota yang dijuluki Joya del Pacifico (Permata Pasifik) ini memiliki lebih dari 40 bukit sehingga mempunyai pemandangan yang indah ke lautan Pasifik.
Dari atas bukit kami dapat menikmati pemandangan pelabuhan Valparaiso dengan kapal-kapal besar yang sedang bersandar dari seluruh dunia. Bahkan saya juga bisa melihat pemandangan bukit yang lain yang dihiasi sebuah bendera Palestina dalam ukuran besar.
Daya tarik utama Valparaiso adalah street art berupa lukisan mural yang cantik. Uniknya lagi pelukisnya datang dari berbagai negara. Cerro Allegre ini juga terdapat banyak rumah rumah kuno yang berasal dari abad ke 18 dan 19. Konon merupakan rumah milik pendatang imigran dari Inggris Jerman dan berbagai negara Eropa lainnya.
Cerro Allegre sendiri secara literal berarti Bukit Bahagia, karena itu jalan-jalan di siang yang sedikit mendung ini membuat hati merasa senang.
Di sini juga terdapat Paseo Yugoslavo, sebuah jalan yang cantik dengan pemandangan yang menawan. Ada banyak rumah dan bangunan yang cantik di sini salah satunya adalah Palacio Baburuzza yang merupakan sebuah istana bergaya arsitektur Art Noveau yang dibangun pada awal abad ke  XX. Nama Babirizza diambil dari nama pemiliknya yang kedua yaitu seorang saudagar yang berasal dari Kroasia. Bentuk atap yang mirip bangunan negeri dongeng membuat perjalan ke sini sangat berkesan. Istana ini juga sekarang berfungsi sebagai museum.
Perjalanan di Cerro Allegre terus berlanjut ke Pasaje Babestrello dengan puluhan anak tangga dan mural mural yang tidak kalah menarik. Ini merupakan jalan pintas yang menarik.
Salah satu bangunan yang juga menjadi ikon Kota Valparaiso adalah Casa Crucero  yang terletak di persimpangan Miramar dan Alvaro Besa. Rumah ini mirip sebuah kapal dan karena letaknya diapit dua jalan yang memiliki ketinggian berbeda rumah ini menjadi sangat unik.
Dari Cerro Allegre perjalanan terus berlanjut hingga ke Cerro Concepcion. Selain rumah, istana, dan museum, di kawasan ini juga banyak tangga-tangga yang dicat cantik sehingga berbentuk piano sehingga dinamakan Escalera de Piano. Ada juga yang berwarna pelangi sehingga dinamakan Escaleras de Colores  dan bahkan ada yang bertuliskan lirik lagu populer. Â
Selain dinding-dinding mural warna-warni, kawasan ini juga kadang memiliki pintu-pintu rumah yang dihias dengan gambar lukiskan dengan warna yang menarik. Salah satunya bermotifkan bunga-bunga dengan dasar warna merah yang dominan.
Kami kemudian sampai di Ascensor Conceptcion dan sempat melihat-lihat bangunannya yang cantik. Namun Hector mengusulkan agar kami berjalan kaki saja menuruni bukit sambil melihat-lihat pemandangan yang lain. Â
Tidak terasa sudah sekitar dua jam tur jalan kaki ini berlangsung. Dengan resmi Hector menyatakan ingin pamit. Namun saya ingin sekalian mengajaknya makan siang yang agak terlambat. Maklum waktu sudah menunjukkan lebih pukul 3.30.
Dan sejak itu saya mencoba untuk terus berkomunikasi dalam bahasa Spanyol dibandingkan dengan bahasa Inggris. Dia mengajak saya untuk makan di dekat terminal saja yang bukan termasuk kawasan turis. Â
Dalam perjalanan menuju Halte Bus dia bercerita bahwa sudah beberapa tahun di Valparaiso dan meninggalkan istri dan anak perempuannya yang masih kecil di Venezuela. Â
Yuk kita ikuti kisahnya dalam artikel selanjutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H