Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Naik Metrobus 212 Menuju Gedung Tertinggi di Amerika Selatan

23 April 2024   20:24 Diperbarui: 23 April 2024   20:28 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selesai salat Jumat di Mezquita As-salam di Campoamor, saya kembali menyusuri Jalan Chile Espana. Sayang sekali di sekitar masjid ini tidak ada restoran halal.  Cuaca siang itu lumayan hangat. Berjalan sekitar 50 meter, ada sebuah restoran Cina. "Lian Xing, Comida China Para llevar," demikian tulisannya menandakan bahwa restoran ini hanya untuk take away saja.

Comida China: Dokpri
Comida China: Dokpri
Setelah menyeberang jalan Chile- Espana, ada sebuah halte metro bus . Tujuan awal saya sebenarnya kembali ke stasiun metro Chile-Espana.  Namun karena tidak sengaja melihat metrobus dengan tujuan Costanera Centre  saya langsung naik saja.   Mungkin dengan naik metrobus bisa melihat-lihat pemandangan kota Santiago lebih leluasa dibanding naik metro yang kebanyakan di bawah tanah.  Kalau tidak salah bus ini no 212. Wah jadi ingat 212 di tanah air yang penuh dengan drama  politik. 

Berbekal gadget, saya memantau perjalanan bus yang cukup lancar siang itu. Penumpang pun tidak penuh sehingga saya dengan leluasa memilih tempat duduk. Sama seperti metro, ongkos bus dapat dibayar menggunakan kartu BIP dan hanya di tempelkan di alat elektronik di dekat sopir.   Ongkos untuk naik metro bus 700 Peso dan kalau kita kemudian pindah dalam waktu dua jam tidak perlu membayar lagi atau kalau transfer ke metro hanya dikenakan 20 Peso saja. Maklum sistem pembayaran transportasi umum di Santiago sudah benar-benar terintegrasi. Mirip dengan Jaklingko di Jakarta?

Perjalanan menuju Costanera Centre melewati jalan raya yang relatife lebar dan lurus yaitu Chile-Espana, General Artigas dan kemudian Avenida Los Leonis sampai akhirnya di sebelah kanan terdapat gedung pencakar langit yang menjulang tinggi. Inilah Sky Costanera yang merupakan gedung tertinggi bukan hanya di Chile melainkan di seluruh benua Amerika Selatan,  Metro bus berhenti tepat di depan gedung atau tepatnya halter Bernama Hard Rock Cafe.  Rupanya Hard Rock Cafe Santiago berada di lantai dasar gedung ini.

Hard Rock Cafe: Dokpri
Hard Rock Cafe: Dokpri

Turun dari bus, suasana mal yang ramai langsung menyambut.  Di kaca gedung terdapat logo Hard Rock Cafe yang khas dan ada di banyak kota-kota besar dunia.  Di Jakarta sendiri, saya pernah mampir ke caf ini ketika dulu berada di Kartika Chandra dan kemudian b=terakhir pindah ke kawasan SCBD. Namun belum lama ini Hard Rock Cafe di SCBD pun saya dengar sudah tutup dan belum tahu pindah kemana.

Hard Rock Cafe Santiago dengan logo gitar ini cukup unik karena di pojok kanan bawah ada gambar pemain sepak bola terkenal dari Argentina yaitu Leonel Messi.  Dia tampak sedang duduk dan di hadapannya ada gambar sandwich atau burger bersusun tiga lengkap dengan kentang goreng.   Juga ada tulisan New Messi Chicken Sandwich Made for you by Leo Messi.  Wah rupanya Messi menjadi chef atau koki di Hard Rock Caf baik di Santiago maupun di kota lainnya.

Messi Chicken Sandwich: Dokpri
Messi Chicken Sandwich: Dokpri
Masuk ke dalam mal, saya langsung tertarik dengan petunjuk arah menuju Sky Costanera, yang merupakan tempat untuk melihat pemandangan kota Santiago de Chile dari lantai 61 dan 62 di ketinggian lebih dari 300 meter. Di dekat pintu masuk ada tulisan El Mirador Mas Alto de Latino America yang bermakna The Highest Viewpoint of Latin America atau Tempat melihat pemandangan paling tinggi di Amerika Latin.    Gedung Sky Costanera ini disebut juga dengan nama Grand Torre Santiago atau Menara Besar Santiago.  

Namun karena saya sendiri sudah sering naik ke gedung gedung tinggi baik  Empire State Building di New York, Taipei 101 atau pun John Hancock Observary di Chicago, saya memutuskan tidak naik ke atas. Lagi pula harga tiketnya lumayan kurang ramah di kantong kalau hanya untuk melihat pemandangan dari ketinggian.  Di dekat loket saya melihat harga tiket 18.000 Peso yang hampir 20 USD.  

Karena itu saya memutuskan untuk masuk ke dalam mal yang Bernama Costanera mall sembari melihat-lihat dan mencari makan siang.   Mal ini merupakan mal terbesar di Santiago yang terdiri dari banyak lantai lengkap dengan food court, super market besar, toko toko branded, dan juga deretan bioskop alias sinepleks.  Sejenak saya berjalan-jalan bagakan orang lokal naik turun eskalator dan mampir sejenak ke food court yang ada di depan bioskop.  Melihat ramainya mal ini, jadi ingat mal di Jakarta yang sebagian masih ramai, tetapi ada juga yang sepi sejak covid melanda.

Sekitar 1 jam melihat-lihat mal sambil sejenak beristirahat, saya kembali ke luar ruangan dan melihat-lihat kota Santiago menjelang senja. Walau waktu sudah menunjukkan pukul lebih pukul 18.30, tetapi matahari masih bersinar cukup Terik. Maklum ini adalah musim panas di belahan bumi Selatan sehingga matahari baru tenggelam sekitar pukul 20.30 atau pukul 21.00 malam.   

Dari halte di depan mal, saya kemudian naik metro bus menuju kawasan Las Condes, untuk kembali ke apartemen tempat saya menginap.  Malam itu sambil bercakap-cakap dengan penghuni lainnya di balkon di lantai 13 ditemani secangkir kopi, tiba-tiba saja terasa ada goyangan di gedung. 

"Terremotto, terremotto," kata tamu yang berasal dari Costa rica tersebut. Untungnya hanya berlangsung selama beberapa detik dan tidak terlalu besar. Rupanya Chile, seperti juga di tanah air, memang sering terjadi gempa bumi karena terletak di kawasan Ring of Fire di Samudra Pacific. 

Sambil terus bercakap-cakap, saya juga merencanakan perjalanan untuk esok hari di Chile. Tujuan saya adalah bertandang ke kota yang letaknya di tepian Samudra Pacific, yaitu Valapraiso. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun