Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mote con Huesillo, Minuman Khas Chile yang Bikin Penasaran

7 April 2024   11:34 Diperbarui: 7 April 2024   11:39 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Catedral Metropolitana de Santiago de Chile: Dokpri

Plaza de Armas di Santiago de Chile memiliki fungsi dan peran yang mirip dengan alun-alun di kota-kota di Jawa.  Kalau di Bogota ada Plaza de Bolivar dengan Basilica Metropolitana de Bogota Catedral Primada de Colombia dan di Ciudad de Mexico ada Plaza de La Constitucion atau Zocalo dengan Catedral Metropolitananya, maka di Santiago pun juga ada Catedral Metropolitana de Santiago.

Catedral Metropolitana de Santiago de Chile: Dokpri
Catedral Metropolitana de Santiago de Chile: Dokpri

Katedral ini berada di pojok barat laut Plaza de Armas tidak jauh dari Correo Central dan di antara kedua gedung ini, ada sebuah bangunan modern yang ditutupi jendela dari kaca, mirip dengan kebanyakan gedung pencakar langit di Jakarta. Uniknya di kaca ini kita bisa melihat bayangan bangunan-bangunan tua di sekitarnya.

Rasa penasaran membawa diri ini memasuki pintu katedral.  Suasana magis  dan religius langsung menyeruak. Lilin-lilin dan penerangan yang temaram dengan latar tiang-tiang cantik serta langit-langit bergambarkan lukisan-lukisan surgawi berputar-putar seakan mengucapkan selamat datang.   Sejenak terduduk di salah satu deretan kursi kayu warna coklat dua yang antik, sambil memperhatikan  orang-orang yang datang. Ada yang berdoa dengan khusuk sambil berlutut dan ada juga yang hanya melihat-lihat sambil merekam foto atau video. 

Interior katedral: Dokpri
Interior katedral: Dokpri

Kembali ke Plaza de Armas, perjalanan dilanjut ke arah selatan memasuki sebuah pedestrian Street, jalan yang dibuat khusus untuk pejalan kaki bernama Paseo Ahumada. Sebuah jalan yang sangat ramai dan hidup dengan segala kegiatannya.  Konon, jalan ini merupakan salah satu kawasan komersial tertua di Santiago dan sudah ada sejak abad ke 16 ketika kota ini pertama kali didirikan.

Disini deretan toko, cafe dan restoran ada di kedua sisi jalan sementara di atasnya merupakan gedung perkantoran.  Selain itu banyak juga kios-kios yang ada di tengah jalan menjual  berbagai makanan minuman dan juga suvenir.  Bahkan jalan ini juga dilengkapi dengan sebuah baos atau toilet umum.

Paseo Ahumada: Dokpri
Paseo Ahumada: Dokpri

Di antara keramaian ini banyak juga seniman jalanan yang mencari sesuap nasi dengan menggelar pertunjukan. Yang cukup menarik adalah seorang lelaki yang bermain musik dengan tambur di punggungnya. Menemaninya ada seorang  anak lelaki berusia sekitar 10 tahun.  Mereka berjalan sepanjang jalan dan kemudian berhenti sejenak serta menggelar pertunjukan singkat dan kemudian mengedarkan topi untuk mengumpulkan uang Peso.

Sambil duduk beristirahat dan menikmati es krim serta sepotong roti, saya menyaksikan semua kegiatan dan  pertunjukkan ini serta orang-orang yang lalu lalang di jalan sepanjang jalan ini. Kian siang menjelang senja,  suasana di sini kian ramai.

Perjalanan kemudian dilanjut berbelok ke kanan menuju jalan bernama Agustinas. Kebetulan di sini banyak berderet cambio atau Money changer dengan nilai tukar yang jauh lebih bersahabat dibandingkan dengan di bandara Pudahuel.

Peso Chile: Dokpri
Peso Chile: Dokpri

Setelah memiliki uang Peso yang diperkirakan cukup untuk pengeluaran selama beberapa hari di Chile, saya terus melanjutkan perjalanan di Agustinas hingga sampai le sebuah lapangan atau Plaza dengan banyak bendera Chile.  Sambil berjalan perlahan saya menghitung jumlah tiang bendera yang  membentuk segitiga.  Ada 12 tiang bendera dengan bendera Chile uang berkibar di atasnya.   Inilah  Plaza de La Constitucion yang tepat ada di depan istana presiden yang bernama Istana La Moneda.  

Allende: Dokpri
Allende: Dokpri

Salvador Allende Gossens (1908-1973)

Tengo fe en Chile y su Destino (Aku  percaya kepada Chile dan nasibnya)

11 de Septiembre 1973.

 

Patung Allende: Dokpri
Patung Allende: Dokpri

Demikian terukir di pedestal sebuah patung yang berdiri gagah di salah satu sisi lapangan yang cantik ini.  Singkatnya Allende adalah president Chile yang meninggal pada 11 September 1973 ketika terjadi kudeta militer berdarah di Istana La Moneda.  Sebenarnya masih ada lagi beberapa patung di sini, namun saya belum sempat melangkahkan kaki untuk melihatnya.

Suasana di dekat La Moneda: Dokpri
Suasana di dekat La Moneda: Dokpri

Dari Plaza de La Constitucion, jalan-jalan saya di pusat kota Santiago berlanjut menyusuri jalan Morande dengan  Istana La Moneda berada di sebelah kanan.  Tidak terasa waktu sudah mendekati pukul 4.30 sore waktu Santiago dan rasa lelah sudah mulai mendera.  Karena itu saya ingin kembali ke apartemen dan menuju ke Stasiun Metro Universidade de Chile yang tidak terlalu jauh dari sini.  Dari stasiun ini tinggal naik metro menuju ke El Golf,

Ketika berbelok kiri di kaki lima Avenida Libertador Bernardo O'Higgins, saya melihat gerai yang menjual minuman dalam gelas-gelas plastik.  Bentuknya sebuah grobak dengan sebuah wadah besar yang berisi minuman, tumpukan gelas plastik dan juga ada sebuah  Lista de Precios atau daftar harga.  Minuman ini bernama Mote con Huesillos dan ada dalam berbagai ukuran yaitu vaso chico mediano, XL dan 1 liter.  Harga untuk ukuran kecil atau chico adalah 1000 Peso sedangkan untuk ukuran medium adalah 1500 Peso. 

dok. pri
dok. pri

Di bagian atas gerobak ada tulisan "Somos la Bebida de Chile"  yang bermakna bahwa Mote con Huesillo ini adalah minuman khas Chile.   Segelas plastik Mote ukuran chico ada di tangan dan kemudian dengan santai saya nikmati sambil berjalan menuju ke stasiun metro.  Minuman dingin ini terasa sangat menyegarkan sekaligus menimbulkan penasaran. Dengan bantuan  gadget langsung muncul jawabannya.  Mote yang sekilas tampak seperti biji jagung sebenarnya berarti jelai atau white barley dalam bahasa Inggris, sementara huesillo adalah peach atau buah persik yang telah dikeringkan.  Minuman dingin ini terasa sangat menyegarkan sekali.  Tetapi kalau diterjemahkan satu persatu kata mote bermakna nama julukan dan huesillo sendiri berarti tulang. 

Di dekat pintu masuk stasiun metro, ada juga pedagang kaki lima yang menjuak berbagai jenis buah. Ada pisang atau platano dan juga ada anggur yang akhirnya dibeli untuk dinikmati ketika tiba di apartemen nanti.  Sekitar pukul 5.30 sore saya tiba di apartemen dan beristirahat untuk kembali lagi mengembara di Santiago esok hari.

Di hari pertama di Chile ini, minuman Mote con Huesillo telah memikat hati dan dalam berbagai kesempatan nanti tentu saja akan selalu menemani untuk menghilangkan dahaga di musim panas di Santiago.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun