Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketika Gelar Indonesia Selama Lebih Setengah Abad Direbut Pakistan

4 April 2024   09:12 Diperbarui: 6 April 2024   11:44 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Indonesia is a moslem country,"  demikian komentar yang sering saya dapatkan ketika sedang melanglang ke berbagai negara di berbagai negeri.  Hal ini memang tidak dapat dipungkiri karena Indonesia merupakan negeri dengan penduduk mayoritas beragama Islam.  Tentu saja kalau lagi punya waktu saya juga sering menjelaskan bahwa Indonesia bukan negara Islam seperti Saudi Arabia, Iran, atau Brunei Darussalam, melainkan Indonesia adalah suatu negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia. 

Walau kadang tidak memiliki data statistik yang tepat, kita juga sering menjelaskan bahwa dari sekitar 270-an juta penduduk Indonesia, sekitar 85 % memeluk agama Islam dan sisanya memeluk berbagai agama lainnya.  Dengan jumlah ini maka Indonesia ada di urutan teratas di dunia melebihi negara-negara Islam seperti Pakistan, Iran dan Saudi Arabia.

Namun pada 2024 ini, diam-diam gelar juara dunia ini sudah bergeser dan diambil Pakistan yang menurut data worldpopulationreview.com sekarang memiliki 240.800.000 penduduk beragama Islam yang merupakan 98,19% dari jumlah penduduknya. 

Demikianlah mahkota ini hilang dengan diam-diam. Apakah ini merupakan prestasi atau suatu penurunan kinerja sehingga gelar juara sebagai negara dengan penduduk muslim terbanyak harus diserahkan kepada Pakistan?  Tentu saja tergantung dari sudut mana kita melihatnya.

Bagi sebagian orang yang menganggap The More The Merrier, tentu saja mungkin merasa sedih atau sinis karena beranggapan bahwa mungkin saja perkembangan Islam di Indonesia kurang baik. Bahkan banyak yang menyitir bahwa presentasi jumlah muslim di Indonesia terus menurun dibandingkan dengan pada masa awal kemerdekaan.  Ada yang mungkin menyalahkan banyaknya orang-orang yang berpindah agama atau ada sebab-sebab lainnya.

Akan tetapi kalau dilihat dari sudut pandang yang berbeda, yaitu jumlah pertambahan penduduk, mungkin ini juga menunjukkan bahwa Indonesia memang secara ekonomi jauh lebih bak dibandingkan Pakistan karena selama ini ada korelasi negatif antara Tingkat kemajuan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat dengan jumlah anak yang dimiliki. Dengan kata lain, negara yang ekonominya lebih maju dan Sejahtera cenderung memiliki Tingkat pertumbuhan penduduk yang lebih rendah dibandingkan dengan negara yang tingkat kesejahteraannya belum terlalu baik.

Untuk itu ada baiknya kita melakukan sedikit perbandingan antara Pakistan dan Indonesia dalam berbagai bidang.

Menurut worlddata.info jumlah penduduk Indonesia pada saat ini adalah sekitar 275 juta jiwa sementara Pakistan hanya 236 juta, namun  luas Indonesia adalah 1,9 juta km persegi yang jauh lebih luas dibandingkan Pakistan yang hanya 796.000 km persegi.  Sementara Tingkat pertumbuhan penduduk Pakistan juga jauh lebih tinggi dibandingkan Indonesia karena Pakistan memiliki Tingkat kelahiran sebesar 27,52 permil sementara Indonesia hanya 16,43 per mil.  Uniknya Tingkat kematian di Indonesia juga masih lebih tinggi dibandingkan dengan Pakistan. 

Sedangkan dalam bidang ekonomi, pada umumnya Indonesia memang lebih baik dibandingkan Pakistan, misalnya saja GDP per kapita Indonesia yang ada di Tingkat 4580 USD sedangkan Pakistan hanya 1560 USD.  Juga Tingkat Inflasi di Indonesia yang 4,21 % dibandingkan dengan 19.87 %. 

Melihat data pertumbuhan penduduk ini, maka bukan saja jumlah muslim di Indonesia yang sudah kalah banyak dengan Pakistan, tetapi jumlah penduduk Indonesia pun mungkin dalam waktu belasan tahun lagi akan disusul oleh Pakistan sebagaimana India sudah memiliki penduduk lebih banyak dibandingkan dengan Tiongkok pada saat ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun