Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Bendera Pelangi LGBT Berkibar di Plaza de Armas

29 Maret 2024   23:08 Diperbarui: 30 Maret 2024   05:55 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Patung Singa di Santa Lucia: Dokpri

Sebuah taman yang cukup cantik menyambut saya di atas stasiun Santa Lucia. Taman kota yang tidak terlalu besar dan pagi itu pun hanya ada beberapa orang yang duduk-duduk di sana, kebanyakan orang yang berusia sekitar 60 tahunan ke atas. Taman ini Bernama Plaza Benjamin Vicuna Mackenna yang pernah menjadi Walikota Santiago di abad XIX.

Di Seberang jalan ada bangunan besar yang anggun dan ternyata adalah Bibioteca Nacional de Chile yang tampak menawan dengan pilar-pilar besar gaya Yunani.  Saya kemudian berjalan menyusuri jalan Miraflores menuju ke utara.  Banyak deretan toko, bank, dan bangunan komersial yang masih tutup pagi itu. Hanya ada beberapa caf dan restoran kecil yang buka dan menawarkan desayuno atau sarapan dengan berbagai macam menu dan harga.

Terus berjalan di Mira Flores dan sampai ke perempatan dengan Agystinas terdapat apotek dengan nama ConSalud. Di sini saya belok kanan dan kemudian menyeberangi Santa Lucia.  Di sini terdapat sebuah patung singa yang gagah dan kemudian tangga berbentuk jalan setapak menuju ke Cerro Santa Lucia. Hari masih pagi dan suasana masih sangat sepi.  Akhirnya karena sedikit malas naik ke bukit, saya memutuskan untuk jalan-jalan saja di pusat kota sambil mencari tempat penukaran uang.

Saya kembali ke Mira Flores dan sampai ke sebuah gerai yang menjual kuliner Timur Tengah. Namanya cukup meyakinkan yaitu El Arabe Shawarma dan kebanyakan menjual makanan Lebanon.  Ada sawarma yang lumayan lezat, namun ternyata belum tersedia sebelum pukul 11 atau 12 siang. Akhirnya saya kembali memesan teh Arab  dan falavel saja. 

Pedro de Valdivia: Dokpri
Pedro de Valdivia: Dokpri

Perjalanan dilanjut menyusuri Mira Flores dan kemudian menuju ke jantung kota tua Kota Santiago, yaitu Plaza de Armas melewati Monjitas.  Sebagian toko-toko mulai buka dan pejalan kaki kian ramai.  Plaza de Armas merupakan lapangan atau alun-alun kota Santiago tanpa istana.  Di sini ada Monumento a Pedro Valdivia yang sedang menunggang kuda.  Beliau adalah orang Spanyol yang konon merupakan penakluk atau conquistadores yang datang dan kemudian mendirikan kota Santiago pada 1541. 

Suasana di Plaza de Armas ini tidak pernah sepi.  Selain banyak orang yang lalu Lalang, juga menjadi tempat orang berdemonstrasi dan mengutarakan unek-unek mereka kepada pemerintah.  Mirip dengan Plaza Bolivar di Bogota.    Di belakang patung Pedro Valdivia ini ada tulisan STGO yang merupakan tempat berfoto menandakan bahwa kita berada di Santiago. Dan tidak jauh dari sini juga ada sebuah bangunan yang Bernama Bibliometro Plaza de Armas yang merupakan sebuah perpustakaan mini untuk umum.

STGO: dokpri
STGO: dokpri

Gedung-gedung tua mengelilingi plaza yang ternama ini. Di bagian utara ada  Balai Kota Santiago atau Municipalidad de Santiago yang cantik dan di dekatnya ada Kantor pariwisata.  DI depan Gedung ada dipajang empat buah bendera.  Yang saya kenal tentu saja bendera Chile, bendera kota Santiago dan yang paling kanan adalah bendera Pelangi yang melambangkan bahwa kota Santiago ternyata sangat ramah terhadap kaum LGBT.  Hal ini dapat dilihat di sepanjang perjalanan baik di stasiun metro dan tempat lain, saya beberapa kali berjumpa dengan sekawanan kaum LGBT yang membawa bendera Pelangi dengan dandanan dan gaya yang khas.  Lumayan sekedar menghibur diri melihat tangkah laku mereka yang kocak. Disfrutemos Bien, Un Verano en Santiago  demikian tertulis pada spanduk di depan Gedung Balaikota.  Maknanya kira kira Mari Kita Nikmati dengan Baik Musim Semi di Santiago.

Museo Nacional: Dokpri
Museo Nacional: Dokpri

Di sebelah kantor Balai kota ini ada  Museum of National History of Chile dan di sebelahnya ada Correos Chile atau kantor pos tua yang bangunan pun sangat cantik.  Saya sempat berkunjung ke museum dan kantor pos ini dan akan saya ceritakan dengan lebih rinci dalam artikel khusus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun