Hari Sabtu pun tiba dan merupakan akhir pekan yang santai di Bogota. Kalau di hari sebelumnya saya selalu jalan-jalan sendirian di pusat kota tua dan mengembara melihat tempat-tempat yang unik, kini tiba waktunya untuk sekedar jalan-jalan ke tempat-tempat lain yang lebih santai, seperti makan atau belanja atau hanya melihat-lihat saja di mal.
Sore itu, kami menuju suatu mal di Kawasan La Carolina yang merupakan salah satu Centro Comercial atau Shopping mal paling besar di Bogota yaitu Unicentro Bogota.  Di sini terdapat berbagai gerai toko-toko bermerek, dan juga super market.  Kebetulan di Wisma akan ada acara perpisahan salah seorang staf dan keluarganya yang akan kembali ke Indonesia Selasa malam nanti. Jadi  lumayan banyak bahan makanan yang harus dibeli.
Secara tidak sengaja saya sempat memperhatikan suasana di super market di Bogota yang ternyata sangat ramai dengan orang yang berbelanja. Ini mengingatkan saya akan suasana di super market di Jakarta dan sekitarnya di masa-masa sebelum pandemi Covid melanda. Â Namun di Bogota kini orang sudah berbelanja lagi ke super market.Â
Â
Namun saya tentu tidak ikut berbelanja di Super Market. Saya hanya melihat-lihat situasi sambil bersantai. Salah satu gerai yang saya lihat menarik adalah El Corral, yang menurut salah seorang kenalan yang pernah tinggal di Kolombia merupakan gerai burger yang paling enak di sini. Selain burger, El Corral juga menjual es krim seperti tertulis di sini dengan tanda Heladeria dan juga kue-kue manis sebagai dessert atau pencuci mulut dengan tulisan postres.Â
Konon El Corral merupakan salah satu merek waralaba lokal Kolombia yang pertama dan sudah ada sejak 1983 dan sekarang memiliki ratusan gerai di seluruh negeri. Â Resto cepat saji yang menawarkan menu hamburger, minuman dan sejenisnya ini pun ternyata mempunyai cabang di berbagai negara Amerika Latin sepeti Chile dan Ekuador. Â Saya akhirnya ingat pernah melihat salah satu gerai El Corral di mal Al Brook di Ciudad de Panama.Â
Dari mal ini, kami kemudian mampir ke kawasan Usaqueen Weekend Market, yaitu semacam Flea Market yang hanya buka di akhir pekan. Di sini kita bisa melihat berbagai barang dagangan , termasuk karya seni yang unik dan juga suvenir dengan harga yang bersaing. Saya akhirnya sempat membeli beberapa suvenir kecil yang khas Kolombia.Â
Jalan-jalan di tempat ini cukup mengasyikkan. Selain melihat-lihat barang dagangan, juga banyak kafe atau street food yang menarik. Â Barang-barang yang dijajakan juga sangat khas seperti lukisan, sepatu, produk kulit dan pajangan antik. Harganya pun bisa ditawar. Â Di sini saya semat berfoto dengan tulisan Expo Usaqueen, namun nama resmi pasar ini adalah Mercado Pulgas de Usaqueen dan ternyata cukup terkenal sebagai salah satu tujuan wisata di Bogota di akhir pekan.
Masih di kawasan Usaqueen ini juga ada bangunan tua yang Bernama Hacienda de Santa Barbara. Bangunan ini sekarang dijadikan pusat perbelanjaan dan di sini juga ada toko-toko Sepatu dan produk lain yang menjual barang-barang Made in Colombia atau Hecho En Colombia. Â Melihat produk yang dipajang di toko-toko di sini, Â boleh disimpulkan bahwa Kolombia menghasilkan produk dari kulit seperti Sepatu, tas , dan juga ikat pinggang dengan kualitas yang baik dan harga yang terjangkau.Â
Di Hacienda de Santa Barbara ini, kita bisa mengalami dua dunia dalam dua era sekaligus. Berbelanja di abad ke dua puluh satu dalam bangunan bergaya abad ke 19. Konon bangunan ini aslinya adalah salah satu Hacienda yang di negara-negara Amerika Latin bermakna suatu perkebunan atau pertambangan  yang luas dan dimiliki oleh seorang tuan tanah yang kaya raya. Konon Hacienda Santa Barbar ini dibangun pada 1847 oleh Jose Maria Sierra yang lebih dikenal dengan nama Don Pepe Sierra.  Tampak depan  Hacenda ini, seperti lengkungan jendela, pintu-pintu besar dari kayu dan jendela-jendela warna merahnya konon masih asli berasal dari dua abad lampau.Â
Setelah cukup lelah jalan kaki dalam udara yang sejuk di senja di Bogota, kami mampir ke sebuah kafe dan memesan cokelat panas ditemani churro yang garing dan renyah. Â Saya juga sempat memesan Areppa, makanan khas Amerika Latin yang ada di Kolombia, Venezuela dengan bahan dasar jagung yang sudah digiling. Â Lumayan untuk sekedar mengisi perut sebelum makan malam nanti.
Namun jalan-jalan di akhir pekan di Bogota belum juga selesai. Malamnya , kami mampir ke kawasan Andino untuk menikmati suasana malam minggu di Bogota. Di sini terdapat beberapa shopping Centre dan juga restoran, bar, kafe, serta hiburan malam yang buka hingga dini hari. Bahkan terdapat juga sebuah kasino.Â
Hingga hampir tengah malam, suasana di sini tetap ramai dan penuh dengan kaum muda yang mencari hiburan, dengan suasana yang terlihat riang gembira di tengah dinginnya suhu Bogota. Â Kalau sudah begini, kita mungkin lupa atau bahkan tidak percaya bahwa Bogota atau Komobia sering disebutkan sebagai kota yang tidak aman dan berbahaya untuk dikunjungi.Â
Setelah beberapa hari di Bogota dan menjelajah ke berbagai tempat,baik naik kendaraan pribadi atau kendaraan umum seperti Trans Milienio, tampaknya Bogota memang bukan tempat yang seaman Tokyo, atau Singapura, tetapi kita juga tidak harus menjadi takut untuk mampir ke ibu kota Kolombia yang penuh dengan gejolak dan denyut nadi kehidupan ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H