Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Pejuang Piknik Naik Delman di Hutan Kota GBK

15 Januari 2024   20:16 Diperbarui: 15 Januari 2024   20:17 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wisata Kreatif Jakarta kembali mengadakan acara kumpul bersama untuk merayakan Tahun Baru 2024 yang sebenarnya direncanakan pada awal Januari lalu di Hutan Kota Gelora Bung Karno.  Namun karena hujan turun  lumayan lebat, acara di awal Januari dibatalkan dan diganti pada tanggal 14 Januari kemarin.

Mbak Ira: WKJ
Mbak Ira: WKJ

Sesuai rencana, Mbak Ira Latief dan Inces sudah tiba di lokasi sekitar pukul 3 sore dan Laporan cuaca dikabarkan cerah.  Namun ketika saya tiba di dekat pintu 7 Gelora Bung Karno, hujan rintik-rintik mulai membasahi bumi.  Para pengunjung kemudian mulai berhamburan mencari tempat berteduh. Asyiknya ketika saya masuk ke kawasan dengan memakai payung, Mbak Ira dan Inces sedang berteduh dii bawah sebuah pohon yang lumayan rindang. Karena hujan belum besar, masih aman untuk sementara berteduh di bawah pohon ini.

Akan tetapi, setelah sekitar 10 menit, hujan tetap turun walau tidak terlalu lebat dan rerumputan mulai basah.  Akhirnya kami sepakat pindah tempat ke terowongan yang ternyata lumayan banyak digunakan pengunjung untuk berteduh sementara sambil menunggu hujan reda. 

Pintu 7: Dokpri
Pintu 7: Dokpri

Sekitar pukul 4 sore, satu persatu anggota kelompok kami mulai berdatangan. Semuanya membawa payung atau memakai jas hujan. Ada Bu Shinta dan juga Mbak Devi serta kemudian Mbak Vivid dan suami serta putrinya.  

Untungnya tidak lama kemudian, hujan mulai reda. Dan para pejuang piknik mulai kembali meramaikan hamparan lapangan rumput yang ada di hutan kota GBK ini.  Tempat ini ternyata lumayan nyaman dan dilengkapi dengan kursi-kursi yang sayangnya masih basah bekas hujan. Bahkan di bagian tengah juga ada tempat lesehan yang terbuat dari batu dan sayangnya juga masih basah.

Di terowongan: WKJ
Di terowongan: WKJ

Kami kemudian meletakkan makanan bawaan di kursi dan mulai bercengkerama di sekitar kursi-kursi.  Walau tidak duduk, suasana lumayan meriah.  Pengunjung juga ramai berfoto atau membuat konten dengan latar belakang gedung0gedung pencakar langit di kawasan SCBD dan Jalan Sudirman.  

Tidak lama kemudian, datang lagi Mas Erick dan istrinya serta anaknya yang baru berusia sekitar dua tahun.   Temat lesehan sudah mulai kering dan kami bisa duduk-duduk di sana sambil menikmati makanan bawaan yang dinikmati bersama-sama. 

WKJ
WKJ

Asyiknya acara kali ini juga dimeriahkan dengan tukar menukar kado.  Caranya sederhana, kami semua duduk melingkar dengan kado di tangan yang dipindahkan ke sebelah kanan sambil menyanyikan lagu "Naik Delman."

Pada hari Minggu, ku turut Ayah ke kota
Naik delman istimewa, ku duduk di muka
Ku duduk samping Pak Kusir yang sedang bekerja
Mengendali kuda supaya baik jalannya, hai!

Tuk-tik-tak-tik, tuk-tik-tak-tik, tuk-tik-tak-tik, tuk
Tuk-tik-tak-tik, tuk-tik-tak, suara s'patu kuda
Tuk-tik-tak-tik, tuk-tik-tak-tik, tuk-tik-tak-tik, tuk
Tuk-tik-tak-tik, tuk-tik-tak, suara s'patu kuda

Nah ketika lagu habis maka kado yang ada di tangan itu lah yang menjadi milik kita masing-masing. Uniknya kami harus mengulang beberapa kali menyanyikan lagu ini karena adanya kesalahan teknis. 

Hutan Taman Kota GBK yang terletak di pusat kota Jakarta ini memang merupakan tempat yang mengasyikkan karena merupakan sebuah taman yang menjadi tempat piknik gratis bagi warga Jakarta dan sekitarnya yang ingin sekedar santai mencari udara yang segar namun tidak usah jauh-jauh ke luar kota.  Suasananya juga tidak kalah menarik dengan di luar negeri karena pemandangan gedung-gedung jangkung yang menjadi latar belakang.

Namun sayangnya, walau sudah ada larangan merokok, ternyata masih ada juga satu dua pengunjung yang asyik ngepul.  Tentunya mengganggu pengunjung yang lainnya.

Semakin sore, suasana di taman semakin ramai. Anak-anak juga senang berlarian ke sana kemari dan orang tua hanya mengawasi dari kejauhan. 

Tidak terasa, waktu sudah menunjukkan hampir pukul 6 sore,  satpam taman hutan kota kemudian memberikan pengumuman melalui pengeras suara agar pengunjung meninggalkan tempat ini dengan tidak lupa membawa sampah dan dibuang di tempat yang sudah disediakan.

Kami kemudian berpisah dengan harapan bisa berjuma kembali di tempat lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun