Karena saya kebetulan duduk di barisan paling depan, maka sempat juga diajak untuk berperan sebagai satpam ketika hakim  merasa terancam oleh terdakwa dan berteriak memanggil satpam untuk minta perlindungan  Sebagai satpam, saya harus menangkap terdakwa.  Karena belum diterangkan sebelumnya bagaimana cara menangkap terdakwa, saya sempat melakukan kesalahan dengan ikut memakai topeng terdakwa  Akhirnya adegan harus diuang arena menurut skenario saya harusnya menangkap terdakwa dengan hanya memegang topengnya saja.  Asyiknya lagi, walau hanya berperan sebagai figuran, saya pun mendapatkan honor untuk tampil dipanggung. Lumayan buat ngopi!
Salah satu ciri khas Wawan dalam pertunjukan ini adalah adanya adegan ulangan bila ada pergantian peran atau pesan-pesan yang akan disampaikan ke penonton. Â Dengan demikian cerita menjadi lebih hidup dan penonton juga seakan-akan diajak bermain.Â
Monolog ini juga terasa lebih ramai dan kaya dengan sesekali menggunakan istilah-istilah dalam bahasa Sunda yang membuatnya lebih mirip panggung tradisional serta bumbu-bumbu pantun yang selalu mendapatkan tepuk tangan meriah dari penonton.
Selesai pertunjukan, kami juga sempat berbincang-bincang sejenak dengan Wawan Sofian yang kali ini tampil prima dan menghibur.Â
Yuk hadir ke Indonesia Kaya dan nantikan pertunjukan seni lainnya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H