Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menembus Garis Batas 48: Tashkent Da Svidaniya

12 Januari 2024   11:07 Diperbarui: 12 Januari 2024   11:15 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari ini adalah hari terakhir buat kami di Tashkent, siang nanti perjalanan panjang dengan kereta api akan membawa kami menembus garis batas menuju negeri tetangga sesama negeri STAN di Asia Tengah, yaitu Kazakhstan.   Karena ini saya makan pagi sekitar pukul 7 dan segera memulai perjalanan untuk melihat-lihat lagi tempat-tempat menarik di kota Tashkent yang belum sempat dikunjungi.

Selesai makan, saya segera berjalan kaki menuju Stasiun Metro Amir Timur, tujuan pertama adalah melihat beberapa stasiun metro yang cantik dan unik. Berbekal kartu ATTO saya kembali mengembara di lorong bawah tanah kota Tashkent. Pagi itu suasana di metro lumayan padat karena masih jam sibuk. 

Dekorasi di Gafur Gulom: Dokpri
Dekorasi di Gafur Gulom: Dokpri

Stasiun pertama yang saya kunjungi adalah Gafur Gulom yang terletak di jalur Ozbekiston Line, hanya dua stasiun sebelum Stasiun Beruniy yang saya kunjungi pada malam sebelumnya.  Nama Gafur Gulom diambil dari seorang penyair, penulis dan juga penerjemah Uzbek yang dilahirkan di Tashkent pada awal abad ke XX. 

Gafur Gulom: Dokpri
Gafur Gulom: Dokpri

Yang menarik dari stasiun ini adalah langit-langitnya yang membentuk banyak pola lingkaran-lingkaran kecil dengan penerangan yang tersembunyi. Mengingatkan saya akan kantor pos Tashkent yang beberapa hari lalu saya kunjungi.   Pilar-pilar di stasiun ini juga dibuat dari granit  warna pualam hijau yang cantik. Sementara lantainya terbuat dari marmer dengan kombinasi warna putih, hitam dan cokelat berpola garis-garis.  Ada beberapa kursi di dekat pilar.

Memandang dinding di sepanjang stasiun, saya merasa bagaikan ada di dalam sebuah museum karena di dinding ini berderet karya seni dari keramik warna-warni yang sangat cantik dan memukau, Sayang tidak ada informasi lebih lanjut mengenai karya seni keramik di dinding ini.

Saya hanya berhenti sebentar di stasiun ini dan segera kembali naik kereta menuju stasiun berikutnya yaitu Chorsu. Tadinya ingin mampir ke Chorsu Bazaar untuk membeli sesuatu, tetapi ternyata Chorsu bazaar belum buka pagi itu. Saya akhirnya melanjutkan perjalanan satu stasiun lagi yaitu ke Stasiun Tinchlik yang juga tidak kalah indahnya.

Stasiun Tinchlik: Dokpri
Stasiun Tinchlik: Dokpri

Nuansa kemegahan suatu istana kembali terasa di peron stasiun ini dengan langit-langit yang gemerlap diterangi lampu lampu kristal yang tergantung dengan manis.  Selain itu tiang-tiang marmernya juga berbaris rapi dan diterangi oleh lampu kristal yang tidak kalah cantik.  Namun yang juga membuat saya betah berlama-lama di stasiun ini adalah dindingnya yang dihiasi dengan dekorasi cantik bernuansa warna krem.  Sebuah karya seni yang hadir di dinding stasiun.

Dekorasi : Dokpri
Dekorasi : Dokpri

Setelah puas mengembara di bawah tanah, saya akhirnya menuju ke Stasiun Kosmonatlar dan naik ke permukaan untuk menikmati kota Tashkent di pagi hari.  Begitu keluar dari stasiun, saya dihadapkan dengan sebuah taman yang sangat luas.  Taman kota dengan pepohonan yang rindang, air mancur yang cantik dan juga fasilitas umum lainnya seperti tempat berolahraga, kafe, dan gerai makanan.  Taman ini Bernama Taman V. Tashkente atau dan di sini juga banyak penduduk yang sedang berjalan kaki, jogging atau olahraga lainnya. Juga terdapat beberapa meja pingpong.

Book World: Dokpri
Book World: Dokpri

Dari taman yang luas ini saya terus berjalan dan akhirnya sampai ke sebuah toko buku Bernama Book World atau dalam bahasa Rusia seperti tertulis di depan toko. Sebuah toko buku yang lumayan lengkap, walau kebanyakan menjual buku buku lokal berbahasa Uzbek dan Rusia, ada juga sebagian buku berbahasa Inggris. 

Alisher Navoi Teater: Dokpri
Alisher Navoi Teater: Dokpri

Saya kemudian menyeberang Jalan Islam Karimov yang cukup lebar dan di Seberang sana sudah terlihat bangunan yang saya tuju yaitu Alisher Navpi Theatre.  Sebuah gedung opera yang cantik tempat kita dapat menyaksikan pertunjukan balet atau opera.  Sekilas jadi ingat Gedung Kesenian di Pasar Baru walau teater ini jauh lebih besar dan megah.  Warna krem dengan rona pink hadir sangat dominan di bangunan teater ini. Karena hari masih pagi, tentu saja belum ada kegiatan apa-apa di sini. Di halamannya yang luas terdapat sebuah panggung yang mungkin digunakan untuk pertunjukan music sementara.  Suasananya cukup sepi dan saya hanya sejenak menikmati keindahan dan kemegahan bangunan ini dari luar. 

Saya kemudian kembali ke tepian jalan Islam Karimov dan menunggu lampu lalu lintas menjadi hijau untuk pejalan kaki di zebra cross.  Jalan ini cukup besar dan kendaraan cukup ramai. Berbeda dengan Jakarta yang banyak sekali kendaraan sepeda motor, di Tashkent dan juga kota-kota lain di Uzbekistan, saya hampir atau belum pernah sekali pun melihat sepeda motor.  Lagi pula, walau Uzbekistan belum tergolong negara maju namun disiplin berlalu lintas secara umum jauh lebih baik dibandingkan di negeri sendiri.

Di Seberang jalan saya melihat sebuah bangunan yang kemungkinan gedung pemerintahan dengan bentuk arsitekturnya yang khas dari era Soviet, besar, megah, Anggun, sekaligus dingin  dan angkuh.  

Gedung pemerintah: Dokpri
Gedung pemerintah: Dokpri

Saya kemudian kembali menuju ke lapangan di dekat Book World di mana terdapat sebuah halte atau terminal bus yang tidak terlalu besar. Berdasarkan aplikasi yang ada di gadget, ada beberapa rute bus seperti no. 81 atau 85 yang bisa membawa saya kembali ke Hotel Uzbekistan.  Lumayan untuk setidaknya menjajal naik bus di Tashkent walau sebenarnya jarak ke hotel hanya sekitar 10 sampai 15 menit berjalan kaki.

Saya kemudian naik ke bus, dan tentu saja dengan membayar menggunakan kartu ATTO dan menunggu sekitar 10 menit baru bus ini berjalan. Rupanya di tempat ini merupakan semacam terminal sehingga bus ini ngetem cukup lama. 

Dokpri
Dokpri

Suasana di bus sangat sepi hanya ada dua atau tiga penumpang.  Bus kemudian berjalan dan berbelok kembali ke Jalan Islam Karimov dan lalu berbelok kiri di Amir Timur Avenue. Hanya dua  halte perhentian, akhirnya saya sampai di halte bus di sekitar dua ratus meter dari hotel.  Lumayan berjalan kaki sambil melihat beberapa bangunan dan monumen di sekitar hotel.

Salah satu bangunan cantik yang ada di dekat hotel Uzbekstan adalah Tashkent Chimes dengan menara jam yang khas yang ada di dekat Tashkent City Administration.   Juga  ada Palace of International Forum yang merupakan gedung konser dan juga gedung untuk konperensi dan peristiwa penting lainnya. Mungkin mirip dengan Balai Sidang atau Jakarta Convention Hall.

Saya kemudian menyeberang jalan dengan melewati subway atau underpass khusus untuk pejalan kaki dan sampai di Amir Timur Square, yaitu lapangan besar yang tidak kalah cantik yang ada tepat di Seberang Hotel Uzbekistan.   Sebenarnya saya sudah pernah mampir ke taman ini kemarin sore. Namun sekarang saya kembali menapaki taman yang indah ini sekaligus ingin mengucapkan selamat tinggal kepada patung Amir Timur yang sedang berkuda yang ada di tengah taman.

Amir Timur, sang pahlawan Uzbek yang gagah ini tamak sedang menunggang kuda sambil mengangkat tangan kanannya seakan-akan membalas salam saya. Ah saya juga ingat akan patungnya yang lain di Samarkand yang menampilkan sosok beliau sedang duduk di singgasana.  

Amir Timur: Dojpri
Amir Timur: Dojpri

Saya berjalan perlahan mengitari taman, melihat pepohonan yang cantik dan juga beberapa air mancur yang menghias taman ini. Kalau lelah, saya bisa duduk di kursi taman sambil menyaksikan orang yang lalu Lalang. Taman ini lumayan ramai dan tidak pernah sepi terutama di pagi dan sore hari.  Dari sini pula kita banyak bisa menyaksikan gedung-gedung cantik di sekitarnya termasuk Museum yang juga didedikasikan untuk Amir Timur. 

Selamat Tinggal: Dokpri
Selamat Tinggal: Dokpri

Tidak terasa waktu sudah menunjukkan hampir pukul 10 pagi. Sudah tiba waktunya untuk kembali ke Hotel Uzbekistan atau Ozbekiston Mehmaxonasi, Bersiap-siap dan lalu berangkat ke Tashkent Vokzal atau Stasiun untuk berangkat menuju Almaty, kota terbesar di Kazakhstan.

Selamat tinggal Tashkent, Da Svidaniya Uzbekistan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun