Setelah puas mengembara di bawah tanah, saya akhirnya menuju ke Stasiun Kosmonatlar dan naik ke permukaan untuk menikmati kota Tashkent di pagi hari. Â Begitu keluar dari stasiun, saya dihadapkan dengan sebuah taman yang sangat luas. Â Taman kota dengan pepohonan yang rindang, air mancur yang cantik dan juga fasilitas umum lainnya seperti tempat berolahraga, kafe, dan gerai makanan. Â Taman ini Bernama Taman V. Tashkente atau dan di sini juga banyak penduduk yang sedang berjalan kaki, jogging atau olahraga lainnya. Juga terdapat beberapa meja pingpong.
Dari taman yang luas ini saya terus berjalan dan akhirnya sampai ke sebuah toko buku Bernama Book World atau dalam bahasa Rusia seperti tertulis di depan toko. Sebuah toko buku yang lumayan lengkap, walau kebanyakan menjual buku buku lokal berbahasa Uzbek dan Rusia, ada juga sebagian buku berbahasa Inggris.Â
Saya kemudian menyeberang Jalan Islam Karimov yang cukup lebar dan di Seberang sana sudah terlihat bangunan yang saya tuju yaitu Alisher Navpi Theatre. Â Sebuah gedung opera yang cantik tempat kita dapat menyaksikan pertunjukan balet atau opera. Â Sekilas jadi ingat Gedung Kesenian di Pasar Baru walau teater ini jauh lebih besar dan megah. Â Warna krem dengan rona pink hadir sangat dominan di bangunan teater ini. Karena hari masih pagi, tentu saja belum ada kegiatan apa-apa di sini. Di halamannya yang luas terdapat sebuah panggung yang mungkin digunakan untuk pertunjukan music sementara. Â Suasananya cukup sepi dan saya hanya sejenak menikmati keindahan dan kemegahan bangunan ini dari luar.Â
Saya kemudian kembali ke tepian jalan Islam Karimov dan menunggu lampu lalu lintas menjadi hijau untuk pejalan kaki di zebra cross. Â Jalan ini cukup besar dan kendaraan cukup ramai. Berbeda dengan Jakarta yang banyak sekali kendaraan sepeda motor, di Tashkent dan juga kota-kota lain di Uzbekistan, saya hampir atau belum pernah sekali pun melihat sepeda motor. Â Lagi pula, walau Uzbekistan belum tergolong negara maju namun disiplin berlalu lintas secara umum jauh lebih baik dibandingkan di negeri sendiri.
Di Seberang jalan saya melihat sebuah bangunan yang kemungkinan gedung pemerintahan dengan bentuk arsitekturnya yang khas dari era Soviet, besar, megah, Anggun, sekaligus dingin  dan angkuh. Â
Saya kemudian kembali menuju ke lapangan di dekat Book World di mana terdapat sebuah halte atau terminal bus yang tidak terlalu besar. Berdasarkan aplikasi yang ada di gadget, ada beberapa rute bus seperti no. 81 atau 85 yang bisa membawa saya kembali ke Hotel Uzbekistan. Â Lumayan untuk setidaknya menjajal naik bus di Tashkent walau sebenarnya jarak ke hotel hanya sekitar 10 sampai 15 menit berjalan kaki.
Saya kemudian naik ke bus, dan tentu saja dengan membayar menggunakan kartu ATTO dan menunggu sekitar 10 menit baru bus ini berjalan. Rupanya di tempat ini merupakan semacam terminal sehingga bus ini ngetem cukup lama.Â