Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menembus Garis Batas 47: Ada Kirish Mumkin Emas di Metro Tashkent

11 Januari 2024   12:48 Diperbarui: 11 Januari 2024   12:58 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Senja sudah menjelang ketika saya  kembali berjalan kaki menuju ke Stasiun Metro Amir Timur yang persis  terdapat di depan Hotel Uzbekistan.  Kalau kemarin kami beramai-ramai kesini, sekarang saya benar-benar sendirian.  Di loket saya kemudian membeli kartu elektronik untuk naik transportasi umum baik metro maupun bus di Tashkent yang bernama Atto Card. Mungkin mirip dengan  Jaklingko atau sejenisnya di Jakarta.  Yang sedikit membedalkannya adalah penampilannya yang lebih cantik, mirip dengan kartu kredit lengkap dengan 16 angka serta bulan dan tahun kadaluwarsa, Kartu ini saya beli dengan harga 20 Ribu Sum.

Attp Card: Dokpri
Attp Card: Dokpri

Tujuan utama saya kali ini adalah untuk melihat beberapa tempat yang menarik di Tashkent dan juga stasiun metro lainnya yang belum sempat dikunjungi bersama-sama kemarin. Tempat pemberhentian pertama adalah Independence Square atau Mustakillik Maydoni.   Letak stasiun ini hanya satu perhentian saja dari Amir Timur Station di Chilonzor Line.  Kalau kemarin kami hanya lewat saja, sekarang saya turun di stasiun Mustakillik Maydoni

Stasiun Mustakillik Maydoni: Dokpri
Stasiun Mustakillik Maydoni: Dokpri

Stasiun ini tampak sangat mewah bak sebuah istana raja. Seluruh lantai, dinding dan langit-langitnya terbuat dari marmer. Lampu-lampu kristal yang berpendar bergantung dari langit-langit stasiun yang juga berhiaskan ornamen dengan pola geometris yang cantik. Tiang-tiang besar berderet rapi sepanjang dua jalur kereta yang ada di sini.   Di lantai yang terbuat dari marmer juga terdapat pola yang menggambarkan Bintang yang konon melambangkan kesuksesan para kosmonaut Uni Soviet dalam menaklukkan ruang angkasa.

Dokpri
Dokpri

Ketika akan keluar stasiun, saya sempat membaca tulisan Kirish Mumkin Emas yang merupakan suatu frasa dalam bahasa Uzbek yang cukup menarik karena kata Kirish sendiri mirip dengan bahasa Turki yang berarti masuk atau enter  sedangkan kata Mumkin mengingatkan saya akan bahasa Arab yang berati mungkin atau bisa.  Lalu apa arti kata emas?  Sejenak saya minta bantuan gadjet dan menemukan makna kata emas yang artinya bukan atau it is not.  Jadi Kirish Mumkin Emas berarti bahwa ini bukan jalan masuk. 

Saya kemudian keluar dari stasiun dan menaiki tangga yang lebar. Suasana cukup sepi di stasiun ini dan kemudian saya muncul tepat di sebuah lapangan maha luas di pusat kota Tashkent, yaitu Independence Square.  Lapangan ini bisa disamakan dengan Monasnya Tashkent.  

Independence Square: Dokpri
Independence Square: Dokpri

Monumen yang langsung menarik perhatian adalah kolonade yang terdiri dari 16 pilar yang terbuat dari marmer. Di bagian tengahnya ada patung dengan tiga ekor bangau dan bola dunia yang memang menjadi lambang Uzbekistan.   Di sis lain juga masih ada beberapa patung bangau. Di sini terdapat deretan air mancur dengan kolam-kolam yang indah.  Sejenak saya berjalan di taman dan duduk di tepi kolam sambil bersantai melihat orang-orang yang lalu Lalang dan juga kendaraan yang ada di jalan raya.  Kota Tashkent terasa sangat hijau dan cantik serta penuh dengan taman-taman yang indah.   Konon di sinilah dirayakan upacara setiap hari kemerdekaan Uzbekistan pada 1 September.  Dan lapangan pernah juga dinamakan Lenin Square dan dilengkapi dengan sebuah atung Lenin ketika Uzbekistan masih menjadi salah satu republik Soviet.

Air Mancur: Dokpri
Air Mancur: Dokpri

Sekitar 30 menit saya berada di taman ini. Selain air mancur, di sekitar lapangan ini juga banyak gedung-gedung pemerintahan yang sekilas tampak besar, negah dan cantik.  Ada gedung parlemen dan Gedung Kementerian Keuangan yang tampak modern.

Perjalanan dilanjut dengan kembali ke stasiun dan kemudian mengembara ke beberapa stasiun metro di Kota Tashkent.  Dari Mustakillilk Maydoni saya kembali naik metro Chilonzor Line menuju ke Stasiun Chilonzor.  Saya kembali melewati Stasiun Paxtakor dan baru turun di stasiun ke enam yaitu Chilonzor,  Stasiun ini juga sangat unik karena banyaknya mural warna warni yang dibuat dari keramik. Sepertinya menggambarkan suatu deretan cerita.  Sementara langit-langit stasiun ini dihiasi dengan lampu kristal yang membentuk lingkaran besar, Tampak sederhana namun tetap cantik dan manis.

Dokpri
Dokpri

Sekitar 5 menit dan mengambil beberapa foto, saya lanjut naik metro dengan tujuan stasiun lainnya yaitu Bundyodkor atau sering juga disebut dengan nama lama Khalklar Dustliki.  Kata ini dalam bahasa Uzbekk berarti Friendship of People sementara nama Bundyodkor sendiri diambil dari nama klub sepak bola yang terkenal di Tashkent.

Stasiun ini walau tidak terlalu Istimewa tetap memiliki keunikan dengan langit-langit berhiaskan lingkaran besar yang menyembunyikan lampu lampu penerangan. Jadi berbeda dengan kebanyakan stasiun metro di Tashkent yang memiliki lampu kristal gantung yang mewah.  Dinding dan lantai juga terbuat dari marmer dengan hiasan di dinding gambar buat berisi ukiran yang berderet menghiasi dinding stasiun.  Lantai marmernya juga berbentuk pola Bintang dengan kombinasi warna krem, hitam dan kuning keemasan.

Stasiun Boruni: Dokpri
Stasiun Boruni: Dokpri

Perjalanan menikmati keindahan stasiun metro di Tashkent masih berlanjut. Kali ini menuju ke stasiun terakhir di Ozbekiston Line yaitu Biruny.   Stasiun ini dinamakan berdasarkan seorang ilmuwan yang konon berasal dari Uzbekistan, yaitu Al Biruni. 

Salah satu ciri khas stasiun ini adalah langit-langitnya yang dirancang membentuk pola 3 D.  Selain itu juga ada lampu -lampu kristal yang tergantung di langit-langit bagian tengah. Peron stasiun ini juga tampak sangat luas karena tidak memiliki pilar-pilar di kedua sisi melain hanya beberapa tiang di tengah yang dikelilingi tempat duduk untuk menunggu kereta.

Tidak terasa waktu sudah menunjukkan lebih pukul 8 malam waktu Tashkent dan saya sudah berjalan-jalan lebih 4 jam di beberapa stasiun metro. Sebenarnya masih banyak stasiun yang belum dilihat, namun saya memutuskan untuk kembali ke hotel dan beristirahat dengan janji untuk melanjutkan jalan-jalan esok pagi.

Yang jelas dengan hanya berbekal kartu Atto dan uang beberapa ribu Sum, saya dapat menikmati jalan-jalan yang menarik menikmati keindahan stasiun metro di Tashkent.

Yuk, nantikan kisah perjalanan di stasiun metro selanjutnya.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun