Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Berkunjung ke Markas "Air Force One" Indonesia

25 Desember 2023   12:24 Diperbarui: 25 Desember 2023   12:33 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita tentu sudah mengenal Air Force One, yaitu nama khusus yang digunakan oleh ATC atau Pengatur Lalu Lintas Udara untuk pesawat kepresidenan Amerika Serikat. Nama Air Force One ini sangat dikenal di dunia internasional karena pernah angkat ke layar perak dan juga ditayangkan dalam film dokumenter National Geographic.

Republik Indonesia juga ternyata mempunyai beberapa pesawat kepresidenan yang sering digunakan baik oleh presiden maupun wakil presiden untuk bertugas baik ke pelosok tanah air maupun ke mancanegara.  Dan yang jarang diketahui oleh masyarakat umum adalah bahwa pesawat-pesawat ini dioperasikan oleh TNI Angkatan Udara yang bermarkas di Lanud Halim Perdana Kesuma di Jakarta, oleh Skadron Udara 17.  

Sabtu pagi, sekitar pukul 8.30, kami sudah berkumpul di tempat parkir di Seberang Gereja Oikumene di pangkalan udara Halim.  Bersama dengan bapak Pembina Marsekal Udara(purn) Tarigan Sibero yang pernah menjabat sebagai Komandan Lanud Halim pada 1989-1990, tiga kendaraan segera menuju ke Lanud Halim.  Di sini kami dijemput oleh petugas yang akan mendamping selama kunjungan.

Tempat pertama yang dikunjungi adalah Skadud 17 yang merupakan tempat di mana pesawat pesawat kepresidenan dioperasikan. Kami disambut oleh penerbang berpangkat Letnan satu di depan hanggar tempat beberapa pesawat berderet rapi. Di antaranya pesawat Boeing 737, dan dua buah Falcon 8X .

Sebelum memulai melihat-lihat pesawat, kami dipersilahkan masuk ke ruangan tamu dan mendengarkan presentasi singkat mengenai Skadud 17 ini. 

Skadron Udara 17 mempunyai tugas untuk mengoperasikan pesawat kepresidenan yang terdiri dari beberapa pesawat dan dibentuk sejak tahun  1963.  Angka 17 sendiri diambil dari tanggal 17 yang merupakan hari proklamasi kemerdekaan RI. 

Foto bersama: Dokpri
Foto bersama: Dokpri

Hal pertama yang dijelaskan adalah lambang Skadud 17 yang merupakan sebuah kereta kencana  yang sedang terbang mengarungi angkasa luas. Kereta kencana ini dikawal oleh sepasang burung garuda bersayap emas.  Kereta kencana diambil dari kisah pewayangan yang  melambangkan wahana atau kendaraan para raja atau pemimpin negara yang dalam hal ini adalah presiden sebagai kepala negara. 

Sementara sebagai latar belakang kereta kencana ini terbang di langit biru dengan awan putih. Awan putih menunjukkan ketulusan  hati segenap awak skadron dalam melaksanakan tugas dan warna biru langit yang cerah menjadi ciri khas matra Angkatan Udara.

Skadron Udara 17 ini memiliki tugas pokok menyiapkan dan mengoperasikan pesawat VIP/VVIP, selain itu juga melaksanakan tugas operasi dukungan udara dan SAR terbatas. Ada beberapa misi yang pernah dilakukan oleh Skadron Udara 1t seperti pendistribusian APD (Alat Pelindung Diri) dan vaksin sewaktu covid 19 merebak, juga misi evakuasi WNI di Wuhan, Afghanistan dan Sudan.  Bukan hanya misi kemanusiaan, Skadud 17 juga pernah ditugaskan untuk misi keolahragaan seperti menjemput obor Asian Games 2018 dari India.

Kita tentunya sering melihat Presiden Jokowi bepergian dengan pesawat kepresidenan yang merupakan pesawat Jenis BBJ atau Boeing Business Jet  BBJ 2 A 001. Pesawat yang dicat warna merah putih ini sebenarnya merupakan pesawat type Boeing 737-800 NG yang dibuat dengan konfigurasi khusus.  Pesawat ini sendiri dipesan sewaktu pemerintahan SBY dan sebelumnya berwarna biru putih dan baru dicat warna merah putih pada 2021 lalu.

Konfigurasi pesawat ini tentunya dibuat spesial karena memiliki ruang meeting dan juga tempat duduk khusus untuk kepresidenan serat 14 tempat duduk kelas eksekutif dan 45 tempat duduk kelas ekonomi.  Karena konfigurasinya yang lebih sedikit penumpang, maka kemampuan jelajah pesawat ini juga lebih jauh dibandingkan pesawat komersial sejenis.

Nah selain pesawat kepresidenan, Skadron Udara 17 juga mengoperasikan pesawat yang secara teknis jauh lebih canggih walau ukurannya lebih kecil, yaitu jenis Falcon 8 X buatan Perancis. Walaupun pesawat ini ukurannya lebih kecil dan hanya mampu mengangkut 5 awak dan 12 penumpang VIP/VVPI tetapi memiliki spesifikasi yang lebih canggih karena mampu terbang dengan ketinggian mencapai lebih 51 ribu kaki dengan kecepatan sampai 0,9 Mach dan ketahanan terbang sampai 12 jam sehingga dapat terbang jarak jauh tanpa berhenti.  Selain itu kenyamanan pesawat ini bagi penumpang juga lebih unggul karena memiliki cabin altitude yang lebih rendah.

Di samping kedua jenis pesawat ini, di Skadud 17 juga ada pesawat yang sudah lebih tua usianya yaitu jenis Boeing 737-400/500 yang sebelum bergabung dengan TNI AU juga pernah dioperasikan oleh Garuda Indonesia.  Selain itu disampaikan juga fakta bahwa pesawat kepresidenan ini sebenarnya bukan milik TNI Angkatan Udara, melainkan miliki Sekretariat Negara yang dititipkan ke TNI AU untuk perawatan dan pengoperasiannya.

Setelah mendengarkan penjelasan mengenai Skadron Udara 17 dan berbagai jenis pesawat yang ada, kami juga melihat-lihat di dalam hanggar di mana terdapat satu pesawat B737-400. Sementara di apron di luar hanggar diparkir dua buah pesawat Falcon 8 X dan sebuah pesawat B737-400.   Sementara pesawat BBJ yang sering dipakai oleh presiden Jokowi untuk tugas kenegaraan disimpan di hanggar lain yang akan kami kunjungi kemudian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun