Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Bandung Pilihan

Ngeri, Kereta Feeder Whoosh vs Minibus di Bandung Barat

15 Desember 2023   05:57 Diperbarui: 15 Desember 2023   05:59 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan makin meningkatnya frekuensi perjalanan Kereta Cepat Indonesia China Whoosh antara Jakarta Bandung, maka jumlah perjalanan kereta feeder antara stasiun Padalarang dan Bandung pun kian meningkat.  Hal ini tentu saja untuk melayani penumpang agar tidak terjebak dalam kemacetan lalu lintas antara pusat kota Bandung dan stasiun Kereta Cepat Padalarang.

Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak, demikian kata pepatah lama. Suatu kecelakaan maut terjadi pada sebuah  kendaraan minubus malang yang ditabrak kereta feeder Whoosh pada Kamis , 14 Desember 2023 kemarin di Desa Cilame, Kabupaten Bandung Barat.

Mobil minibus tersebut membawa. 6 penumpang termasuk sopir ketika peristiwa naas tersebut terjadi, tiga orang meninggal di tempat kejadian karena mobil terseret beberapa ratus meter oleh kereta dan dalam kondisi rusak parah.  Mobil juga harus dievakuasi  oleh petugas dibantu masyarakat setempat untuk membuat jalur kereta dapat digunakan kembali.  Menurut berita satu orang lagi kemudian meninggal

Menurut laporan warga pengemudi tidak melihat kereta feeder yang akan melintas dan tetap berjalan melintasi rel sehingga mobil dihantam kereta yang melaju cepat.

Ternyata pelintasan di kawasan ini memang tidak memiliki pintu dan hanya dijaga oleh petugas. Karang pengemudi juga sudah diperingatkan untuk berhenti dan bahkan mobil yang di belakang juga sudah membunyikan klakson.  Namun bisa saja pengemudi sedang melamun sehingga terus melaju dan akhirnya ditabrak. 

Peristiwa ini tentu saja membuat kita tertegun dan kaget karena ternyata masih ada perlintasan kereta api yang tidak memiliki palang pintu di kawasan yang ramai seperti di kabupaten Bandung Barat ini. Lagi pula frekuensi perjalanan di situ sangat tinggi terutama dengan kian meningkatkannya frekuensi KCIC. Belum lagi KCIC berencana akan terus mengikatkan perjalanan hingga 68 perjalanan setiap hari . 

Kita memang dengan mudah akan menyalahkan pengemudi yang melintas di rel kereta. Namun ketika pelintasan tidak memiliki palang pintu atau tidak dijaga  probabilitas ada kendaraan naas yang melintas akan cukup tinggi.  

Sebenarnya dengan adanya kereta feeder, sudah seharusnya perlintasan ini memiliki palang pintu yang proses pembuatannya tidak terlalu lama. 

Peristiwa ini membuat kita merasa sangat miris melihat kemajuan perkembangan kereta api di Indonesia . Di satu sisi sudah sangat maju karena telah memiliki kereta cepat pertama di AsianTenggara, tetapi di sisi lain masih tertinggal karena masih banyak persilangan sebidang yang tidak memiliki pintu penghalang. 

Semoga dengan kejadian ini,  pintu penghalang segera dipasang  di perlintasan perlintasan yang ramai untuk mencegah  terjadinya kecelakaan serupa.  

Semoga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bandung Selengkapnya
Lihat Bandung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun