Namun yang paling menarik di Photo Coffee Roastery ini adalah stiker bergambar Kang Dudi lengkap dengan tahun 2024. Mirip dengan iklan para caleg. Namun tulisannya berbunyi: "Jangan Pilih Saya, Beli Kopi Saya, Semua Orang Berhak Ngopi Enak."
Juga ada stiker berisi iklan dengan tulisan Kopilih Amin dengan gambar salah satu pasangan calon presiden dan wakilnya dan di belakangnya ada itsruksi cara menyeduh kopi yang sudah digabung dengan instruksi memilih salah satu pasangan calon di atas.
Selain menyediakan kopi dalam sachet, ada juga kopi drip yang menyediakan berbagai macam kopi dari berbagai daerah di tanah air seperti kopi Gayo, Sidikalang, NTT, dan Toraja.  Sukma juga sempat membeli sebuah tas jinjing  bergambar secangkir kopi dengan tulisan Sobat Pahit, Sobat Manis, beda Selera Sobat Creamy jalan bersama.
Ketika waktu sudah menunjukkan hampir pukul 4 sore, kami pun siap-siap pamit untuk pulang kembali menuju ke Stasiun Cikini. Â Di beranda rumah yang rencananya akan dijadikan tempat duduk untuk menikmati kopi ada poster yang tulisannya cukup menggelitik yaitu Harta, Tahta, Robusta. Â Biasanya kita mengenal tiga kata yang sering dijadikan tujuan hidup seorang lelaki, yaitu Harta , Tahta , dan Wanita. Namun di sini rupanya tidak ada tempat untuk Wanita karena sudah digantikan oleh Robusta. Â Tanpa wanita pun kita akan tetap bersemangat seandainya ada Robusta.
Ketika meninggalkan rumah ini dan melihatnya dari kejauhan, baru saya sadar bahwa rumah ini juga banyak ditutupi oleh spanduk dan baliho bergambar para caleg dari salah satu partai. Â Sebelum kembali naik kereta di Stasiun Cikini, kami juga sempat menikmati satu piring siomai yang cukup hangat sambil kembali membayangkan Harta, Tahta dan Robusta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H