Minggu siang, sekitar pukul 11.15 saya tiba di halte Trans Jakarta Pasar Kebayoran Lama dan kemudian melanjutkan jalan kaki mengikuti Google Map menuju Kampoeng Gallery. Â Namun ketika hampir tiba di dekat Stasiun Kebayoran dan sudah dekat dengan ttik yang dituju, belum juga menemukan lokasinya.Â
"Bang, Kampoeng Gallery dimana?" tanya saya kepada seorang penjaga kios yang ada di tepi jalan. Â Dengan santai dia menunjuk ke Seberang jalan kira-kira 10 meter dari tempat kami berada. Â Ternyata lokasi nya sudah ada di depan mata, namun memang sedikit tersembunyi di antara kios dan gerai kecil yang ada di sepanjang jalan Masjid Al Huda ini.Â
Saya kemudian masuk ke lorong yang dipenuhi barang-barang antik yang mengingatkan saya akan masa sekitar tiga puluh atau empat puluh tahun lalu. Buku, kaset, poster, majalah, radio tape, dan benda-benda yang sekarang mungkin sudah ketinggalan zaman hadir di depan mata. Â Masuk ke tempat ini, saya seakan-akan kembali ke masa lampau.
Di lorong ini pula saya langsung bertemu dan disambut oleh Om Ivan Moningka, pemilik sekaligus penggagas Kampoeng Gallery yang akan kita telaah siang hari ini. Dengan ramah dia mempersilahkan saya masuk. Â Walau belum pernah bertemu muka langsung, kami sekaan-akan sudah kenal lama.
Dan di salah satu kursi, saya langsung bertemu dengan Pak Sutiono yang sudah datang sekitar setengah jam sebelumnya, bahkan ketika kafe atau warung tempat nongkrong anak-anak muda ini belum buka secara resmi. Â Di meja lain, sudah berkumpul rombongan Koteka Trip 14 yang kali ini dikomandani oleh Mbak Palupi. Â Sudah ada Mbak Yayat, Mbak Ervita, Bos Madyang, dan peserta lain yang tidak bisa disebutkan satu per satu namanya.Â
Ketika semua perserta sudah lengkap, acara segera dibuka oleh Mbak Palupi dan Om Ivan juga kemudian didaulat untuk sekedar bercerita mengenai latar belakang Kampoeng Galery dan benda-benda antik yang dimiliki serta dipajang di sini.
Singkatnya Kampoeng Gallery ini hadir untuk memberikan sentuhan lain tempat nongkrong bagi anak-anak muda. Di sini selain tempat berkumpul dan menikmati beragam kuliner yang harganya cukup bersahabat, suasa unik nya lah yang membuat pelanggan datang dan datang lagi. Â Di tempat ini, sambil menikmati hidangan, pelanggan juga bisa membaca buku-buku atau majalah yang disediakan. Bahkan kalau ingin memiliki, buku dan barang-barang yang ada itu juga bisa dibeli.Â
Om Ivan juga bercerita pada awalnya dia memang hobi mengumpulkan barang-barang jadoel, yang mungkin meruakan barang bekas. Â Namun ternyata barang-barang ini pun banyak yang suka dan sering membangkitkan rasa ingin tahu atau kepo buat anak-anak yang berasal dari generasi kekinian. Mereka juga mulai hobi mendengarkan lagu=lagu yang mungkin dulu didengarkan oleh orang tua, om tante atau kakek nenek mereka. Dan semuanya bisa didapatkan di tempat ini.