Setelah puas melihat interior hotel yang terasa sangat klasik, saya kemudian ke halaman hotel dan menyaksikan bentuk arsitektur hotel ini yang unik.Â
Tidak salah lagi , ini adalah gaya arsitektur yang disebut dengan gaya brutalisme, salah satu jenis Gaya Arsitektur Sosialisme  Realisme yang sangat dominan di era Soviet. Hotel Uzbekistan memang dibangun pada tahun 1970-an ketika Tashkent baru saja berbenah setelah gempa besar melanda kota ini pada 1966.Â
Dari kejauhan di depan hotel saya memandang bentuk tampak muka hotel yang memang sekilas tampak angkuh dan jauh dari indah atau cantik. Tidak mengherankan diberi julukan brutalisme. Â Selain penampang garis depan hotel yang tidak lurus tetapi sedikit tertekuk di tengah sehingga membentuk sudut sekitar 160 derajat, fasad muka hotel ini yang seharusnya merupakan jendela kamar di beri hiasan bujur sangkar yang saling kait mengait sehingga memberikan kesan sedikit seram dan menyembunyikan keindahannya. Namun nuansa warna keemasan tetap membuatny menarik bila ditimpa kilauan sinar mentari.Â
Sejenak kembali ke lobi, di suatu malam ketika usai jalan-jalan di kota Tashknet, ada hidangan teh serta makanan ringan khas Uzbek seperti kismis dan aprikot yang lezat. Lengkap dengan bendera Uzbekistan kecil di atas meja. Â
Di salah satu dinding hotel juga dipajang sebuah lukisan pemandangan alam yang permai dan ada sebuah patung dari keramik. Mungkin ini patung Nasrudin Khoja?
Ada satu hal lagi yang menarik dari hotel ini. Tepat di halaman depan, berdiri tegak  beberapa tiang bendera. Uniknya bukan hanya bendera Uzbekistan yang  berkibar dengan gagahnya.Â