Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Tenggelam di Pantai: Ungkapan Mengerikan Buat Panama

14 November 2023   09:40 Diperbarui: 14 November 2023   10:06 523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hasil imbang antara Indonesia dan Panama pada pertandingan kedua Piala Dunia U-17 2033 di Gelora Bung Tomo ini merupakan pukulan telak bagi Panama yang menderita kekalahan meyakinkan 0-2 dari Maroko pada pertandingan perdana sekali gus menenggelamkan posisi Panama di posisi paling buncit pada klasemen grup A.   

Bukan itu saja, dengan hasil imbang ini pula, peluang Panama makin kecil untuk maju ke Babak 16 besar dan hanya hasil maksimal alias menang dengan Ekuador di pertandingan terakhir pada 16 November mendatang yang bisa menyelamatkan Panama.

Hasil imbang ini juga terasa lebih menyakitkan mengingat Panama telah lebih dahulu berhasil memimpin 1-0 melalui gol Castillo pada 3 menit perpanjangan waktu di akhir babak pertama.  

Gol Castillo ini membuat pasukan Panama yang dijuluki Los Canaleros memimpin 1-0 dan merupakan buah yang manis setelah lebih dari 45 menit menguasai seluruh lini lapangan pertandingan.  

Boleh dibilang permainan Indonesia sama sekali tidak berkembang di babak pertama ini. Castillo berhasil memasukkan bola ke gawang Indonesia setelah berhasil mengambil bola dari tepi area penalti, memotong ke dalam untuk menggiring bola melewati tiga pemain sebelum mencungkil bola melewati kiper.   Untuk aksi yang hebat ini Castillo digambarkan dengan indah sebagai Castillo se viste de Messi alias berdandan seperti Messi.

Dengan memimpin 1-0 di akhir babak pertama ini, Panama digambarkan dengan bahasa yang indah yaitu Panam toca el Cielo atau Panama menyentuh langit. Bayangkan saja setelah menguasai pertandingan, memonopoli lapangan dan menggempur Indonesia sejak peluit babak pertama dibunyikan tanpa hasil, akhirnya Panama bisa memimpin berkat gol indah Castillo.  Namun masih ada tugas yang harus diselesaikan, yaitu babak kedua. 

Babak kedua pun dimulai. Pola permainan Indonesia mulai berubah dan sedikit demi sedikit mulai memberi tekanan ke daerah pertahanan Panama sambil mencari titik lemah. Walau belum berhasil, akhirnya mampu membuat Indonesia mulai bangkit yang dalam peribahasa disebutkan dengan indah yaitu plantan cara atau menanam wajah. 

Demikanlah pada menit ke 54, Kaka berhasil menyelamatkan Indonesia dan menyamakan kedudukan berkat sundulan kepala yang manis ke pojok gawang. Sementara Romero hanya bisa memandang tanpa bisa berbuat apa-apa.  Bahkan penjaga gawang pun terkesima dengan gol tersebut.

Indonesia pun mulai bangkit dan mulai lebih berani bermain lepas. Namun kedudukan 1-1 bertahan sampai peluit panjang di bunyikan. 

Buat Indonesia hasil ini sebenarnya kurang menguntungkan karena harus menang di pertandingan terakhir melawan Maroko untuk menjamin salah satu tempat di babak 16 besar.  Hasil seri melawan Maroko akan membuat posisi Indonesia kurang menguntungkan dan kemungkinan besar tidak akan maju ke 16 Besar. Sementara kalau kalah dengan Maroko akan memastikan berakhirnya perjuangan Indonesia.  

Namun setidaknya hasil imbang dengan Panama ini juga telah membungkam suara-suara sumbang yang mengatakan Indonesia yang maju karena menjadi tuan rumah hanya akan menjadi lumbung gol bagi lawan-lawannya.  

Setidaknya Indonesia masih terus berpeluang dan tetap diperhitungkan oleh musuh-musuhnya di Grup A. Bahkan peluang untuk menjadi juara grup A pun masih terbuka bila mampu mengalahkan Maroko dalam pertandingan terakhir sementara Panama berhasil mengalahkan Ekuador.  

Bagi Panama, hasil seri melawan Indonesia lebih membuat pasukan dari Amerika Tengah itu juga harus berjuang lebih keras.  Tidak ada kata seri atau kalah melawan Ekuador di pertandingan terakhir nanti.

Tidak mengherankan bila media menggambarkan  Panama dalam keadaan genting yang dilukiskan dengan peri bahasa Panama Se ahoga en arolla.  Ungkapan ini secara literal memiliki makna tenggelam di pantai.

Mari kita berharap bahwa Indonesia mampu mengerahkan permainan terbaiknya ketika melawan Maroko pada pertandingan terakhir nanti. Sudah cukup dua kali draw melawan Ekuador dan Panama dan kali ini semoga bisa mencapai kemenangan.  

Semoga tidak akan ada ungkapan Indonesia se ahoga en arolla.!

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun