Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menembus Garis Batas 28: Ketika Orang Mati Lebih Banyak dari Orang Hidup

30 Oktober 2023   17:42 Diperbarui: 30 Oktober 2023   17:54 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selesai berkunjung ke Mausoleum Nakhasaband, perjalanan di Bukhara dilanjutkan dengan mampir ke sebuah pemakaman tua Yahudi.  Uzbekistan, khususnya Bukhara memang tersohor pernah menjadi rumah bagi masyarakat Yahudi.  Dan sebagai bukti nyata adalah kompleks pemakaman yang luas di kota Bukhara ini.

Tampak depan : Dokpri
Tampak depan : Dokpri

Mobil van kami menyusuri Ulitsa Ibrahim Muminov dan kemudian berhenti di depan sebuah bangunan dengan kubah warna biru langit. Sekilas mirip dengan madrasah yang banyak dijumpai di Uzbekistan dalam ukuran kecil.  Namun kalau diperhatikan di puncak kubah tersebut ada sebuah Bintang Daud yang berbentuk segi enam yang menjadi lambang Yahudi. 

Plakat: Dokpri
Plakat: Dokpri

,  (Bukharskoye yevreyskoye kladbishche ) Demikian nama tempat ini dalam Bahasa Rusia dn di sebelah nya ada tulisan dalam Bahasa Uzbek menggunakan aksara Kiril.   Di dekat pintu masuk ada dua buah plakat yang menjelaskan nama tempat ini.  Di sebelah kiri dalam Bahasa Uzbek dan Rusia, di sebelah kanan dalam bahasa Ibrani dan Inggris.  Bukhara Jewish Cemetery. 

Memasuki pintu dari kayu yang di di bagian atasnya berbentuk lengkungan lancip dengan hiasan mosaik lengkap dengan Bintang Daud, kami tiba di sebuah beranda tepat di bawah kubah.  Di dinding sebelah kanan, dada sebuah pintu bertuliskan Photo Gallery Eternal Memory of the Deceased dan di atasnya juga kalimat yang sama dalam Bahasa Rusia.   Di dinding yang mengapit pintu ini ada enam buah plakat yang nama-nama prajurit yang tewas sewaktu Perang Dunia II.  Plakat ini ditulis dalam Bahasa Inggris, Rusia, dan Ibrani.

Eternal Memory: Dokpri
Eternal Memory: Dokpri

Eternal Memory to veterans of Bukhara who participated in the second world war 1939-1945. Demikian judul plakat tersebut. Dan di bawahnya ada nukilan puisi yang indah.

"They Died Young

Although it seemed like

They have their entire life ahead

On order for us to have survived

They had to give up their lives"

Dua Bintang Daud mengapit puisi ini dan di bawahnya ada gambar Menorah, atau Candelabra bercabang tujuh yang juga menjadi simbol Yahudi.  Dan di bawahnya dicatat dengan rapi nama-nama yang diatur sesuai abjad. 

Guljand: Dokpri
Guljand: Dokpri

Sementara di dinding sebelah kiri banyak foto-foto yang berisi informasi tentang masyarakat Yahudi dan di atasnya berjudul oo  (mezhdunarodnyy Memorial'nyy fond Buhoro)  yang berarti  International Memorial Fund Bukhara.  Tepat di sebelahnya juga ada plakat dalam bahasa Rusia yang berisi peraturan tentang pemakaman Yahudi ini.

Bintang Daud & Menorah: Dokpri
Bintang Daud & Menorah: Dokpri

Kami kemudian memasuki pekarangan depan kompleks makam.  Tampak di sebelah kiri sebuah War Memorial yang berbentuk sebuah tugu bersisi enam yang kalau di puncaknya berbentuk penampang Bintang Daud. Di bagian bawahnya ada tulisan dengan abjad Sirilik bertuliskan Vechnaya Pamyat Voinam Bukhary yang berarti Eternal Memory to the Warrior of Bukhara di sebelah kiri dan angka 1939-1945 di sebelah kanan lengkap dengan hiasan Bintang Daud di atasnya.   Juga ada sebuah api abadi yang biasa kita lihat pada monumen-monumen di negara Eks Soviet.   Sayangnya api abadi di pemakaman ini tidak dinyalakan.

Memorial: Dokpri
Memorial: Dokpri

Di sebelah kanan tugu Bintang Daud ini, ada lagi sebuah memorial berbentuk beranda dengan empat buah tiang dan atap kayu. Sekilas tiangnya mirip dengan tiang yang ada di Masjid Bolo Hauz. Di memorial ini ada deretan batu marmer yang berisi ratusan nama veteran Perang Dunia II yang berasal dari Bukhara.

Tepat di depan memorial dan tugu ini ada sebuah Taman yang sedang dibangun dengan pola bnintang daud yang berbentuk segi enam di lantai dan Menora bercabang tujuh di dekatnya.  Simbol-simbol Yahudi memang sangat kental dan dominan di kompleks pemakaman ini. 

Dengan perlahan, di bawah Terik sinar matahari Bukhara yang menyengat, kami berjalan menyusuri lorong demi lorong.  Nisan dengan berbagai bentuk yang cantik menghiasi pandangan. Sejenak kami larut dalam dunia lain, dunia rang mati.  Siang itu, tidak ada siapa pun di pemakaman ini kecuali saya dan mas Agus.  Anggota rombongan yang lain lebih suka berteduh di pendopo pemakaman. 

Salah satu nsan: Dokpri
Salah satu nsan: Dokpri

Yang pertama saya lihat adalah nisan dengan patung Perempuan sebatas dada. Di bawahnya ada keterangan nama tanggal lahir dan juga sekilas keterangan mengenai pemilik makam. Saya baca namanya Davidova, Sarra Davidovna 14-ix 1914 -- 22-I- 1990

Di sebelahnya bahkan ada nisan yang bergambar potret seorang lelaki yang tampak gagah dengan dan uniknya ada gambar sebuah mobil di atasnya.  Selain nama serta tahun kelahiran dan kematian, juga ada kata-kata Mutiara yang ternyata berbahasa dan berisi pujian kepada mendiang.

Nisan: Dokpri
Nisan: Dokpri

Nisan-nisan di kompleks ini memang sangat unik. Banyak yang berhiaskan foto dan nama serta pujian.  Yang menarik ada makam rabi yang berdampingan. Yang pertama Bernama Yakubov Yabosolom (1895-1963) dan di sebelahnya  dengan nisan yang lebih besar adalah Simonov, Yakov Rakhminovich (1875-1949).  Di bawahnya ada tulisan model tangan dalam aksara Siril dalam Bahasa Rusia yang berisi pujian dan kenangan buat ayah, kakek dan suami.

Makam: Dokpri
Makam: Dokpri

Kami terus berjalan dan terpukau dengan sebuah batu nisan yang bergambar seorang Perempuan dengan kostum lengkap bak seorang penari khas Uzbek.  Perempuan berusia sekitar 60 tahunan.  Mungkin seorang penari terkenal yang Bernama Tuvo Benyaminnova dan lahir pada 24-04 1926 serta meninggal pada 18-11-1989.  Masih banyak lagi bermacam jenis nisan dan makam yang cantik.

Nisan Penari: Dokpri
Nisan Penari: Dokpri

Tapi hari semakin panas dan anggota rombongan sudah menunggu.  Sehingga kami kemudian kembali bergabung dan kemudian meninggalkan pemakaman yang. 

Melihat luasnya kompleks pemakaman ini, konon ada beberapa puluh ribu makam di sini. Namun menurut Guljan sendiri, komunitas Yahudi di Bukhara sekarang hanya tinggal sekitar 100 hingga 150 jiwa saja.

Monumen: Dokpri
Monumen: Dokpri

Konon masyarakat Yahudi di Bukhara pernah menjadi bagian masyarakat kota ini sejak ratusan tahun lalu. Jumlah pernah mencapai sekitar  10 persen dari penduduk Bukhara. Namun di zaman Soviet, sekitar tahun 1970 -an pemerintah Soviet mengizinkan sebagian dari mereka untuk pindah ke negara lain seperti ke Amerika Serikat atau Israel.  Gelombang Emigrasi ini semakin besar ketika Uzbekistan Merdeka pada 1991. Maklum saat itu mereka khawatir akan masa depan mereka di Uzbekistan. 

Bintang Daud di atas kubah: Dokpri
Bintang Daud di atas kubah: Dokpri

Kini, Uzbekistan pun telah berubah. Bukhara sendiri terasa sangat nyaman buat orang Yahudi yang tinggal walau sebagian besar sanak saudara telah pergi baik ke Amerika atau Israel.  Namun kebanyakan dari mereka tetap menyebut Bukhara sebagai rumah dan tanah kelahiran.  Dan si Bukhara ini pula mereka merasa aman dan nyaman tinggal bersama etnis yang lain.

Siapa sangka di Bukhara ini kita akan menjumpai jumlah orang mati lebih banyak dari orang hidup. Dan angka ini memang benar untuk kaum Yahudi di Bukhara. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun