Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menembus Garis Batas 27: Berkunjung Tiga Kali Bernilai Sekali Naik Haji

27 Oktober 2023   12:35 Diperbarui: 27 Oktober 2023   13:44 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bobi Islom Gate: dokpri 
Bobi Islom Gate: dokpri 

Memasuki kompleks, tepat di dinding di dekat gerbang masuk, juga ada plakat dari kuningan yang ditulis dalam bahasa Uzbek, Rusia, dan Inggris yang menjelaskan nama Gerbang ini yaitu Bobi Islom Gate, sekaligus menjelaskan bahwa monumen yang berasal dari abad ke XIV ini juga merupakan bangunan yang dilindungi oleh pemerintah sebagai warisan budaya. Di salah satu sudut tembok, juga ada papan petunjuk yang mengatur tata cara busana bagi para pengunjung. 

Guljan: dokpri
Guljan: dokpri

Kami kemudian berjalan menuju court yard atau halaman yang menuju ke bagian dalam mausoleum.  Di tembok atau dinding banyak dipasang papan informasi dan juga nukilan kata-kata Mutiara yang menarik.  

 Khoja Baharuddin Nakhsaband: dokpri
 Khoja Baharuddin Nakhsaband: dokpri

Yang pertama saya baca adalah keterangan singkat mengenai Khoja Bahauddin Nakhsaband yang tertulis dalam Bahasa Rusia dan Inggris.  Di sini dijelaskan bahwa beliau merupakan salah satu orang suci dalam Islam dan juga merupakan pendiri tarekat sufi Nakhsabandiyah. Beliau di lahirkan pada 1308 tepat di tempat ini yaitu, di Desa  Qasri Hinduvan di Bukhara. Dijelaskan juga jika nama kecil beliau adalah Muhammad dan konon masih merupakan keturunan Ali dari pihak ayah dan Abu Bakkar Assidiq dari pihak ibu.  Beliau sendiri mendapat gelar Bahauddin yang secara harfiah berarti Cahaya Agama.

Singkatnya sang sufi ini kemudian meninggal juga di tempat ini dan termasuk jarang bepergian kecuali naik haji ke Tanah Suci lebih dari tiga puluh kali. Beliau juga menjadi guru spiritual banyak tokoh terkenal dan meninggal di Bukhara pada 1389. 

Di sini pula Guljan menerangkan secara singkat inti ajaran-ajaran sang sufi yang dibawakan oleh Bahauddin Naksaband ini.  Di dinding ini juga dipajang beberapa prinsip ajaran yang terkenal seperti  "Dil Ba Yor U dast Ba Kor" yang bermakna Penuhilah hati mu dengan Allah dan Tanganmu dengan Karya.   Selain it juga ada beberapa kata Mutiara yang sangat menyentuh seperti "Tidak seorang pun dapat disebut Muslim sampai Dia dapat menguasai  Ketamakannya, dan juga Jangan biarkan orang hidup dalam kesusahan, Mudahkan lah hidup mereka.

suasana di halaman tengah: : dokpri
suasana di halaman tengah: : dokpri

Kami terus berjalan dan sampai lagi di sebuah ruang terbuka atau court yard dimana terdapat mausoleum atau makam beliau, pohon dan tempat-tempat duduk buat penziarah dan masjid serta bangunan di sekeliling yang megah dan indah.  Tepat di depan makam ada sebuah prasasti bertuliskan kaligrafi bahasa Arab.  

Melantunkan ayat ayat AlQuran: dokpri
Melantunkan ayat ayat AlQuran: dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun