Berseling dengan tarian tradisional, muncul juga peragaan busana atau fashion show gadis-gadis Uzbekistan yang terkenal akan kecantikan dan kemolekannya. Berbagai jenis pakaian tradisional Uzbek dengan warna -warna yang cemerlang dan cerah ditampilkan.Â
Uniknya penampilan raut wajah-wajah cantik gadis-gadis Uzbek itu juga sekaligus melambangkan keragaman etnis yang ada di negeri eks Soviet di Asia Tengah itu. Sekilas ada gadis yang tampak sangat putih dengan wajahnya yang cantik dan sendu. Lebih mirip gadis Rusia yang cantik. Ada juga gadis yang penampilannya memiliki ciri khas Gadis gadis Turki atau Perisa dengan hidung mancung dan mata yang tajam. Â Namun ada juga yang tampil dengan sentuhan dan garis wajah Mongol yang dominan. Â Walau beragam, ada satu kata yang sama untuk mereka semua, yaitu macan alias manis dan cantik.
Pada fashion show gelombang pertama , tampil lima gadis yang mengenakan pakaian tradisional dengan warna biru, ungu, coklat tua, hitam dan abu-abu. Semuanya lengkap dengan jubah dan topi atau penutup kepala yang tinggi. Â Mereka berjalan sendiri-sendiri dengan lenggang lenggok yang menawan, memutar tubuh dan sesekali tersenyum manis. Terkadang mereka maju mundur dan berbaris membentuk gerakan0gerakan yang indah. Selain mengagumi keindahan pakaian mereka, tentu saja penonton pun terkagum0kahum dengan kecantikan wajah-wajah sang peragawati.
Setelah gelombang pertama Fashion show selesai, kemudian tampil kembali tiga gadis penari dengan kostum yang berbeda walau mirip dengan penampilan pertama. Masih dengan jenis tarian yang walau tidak sama tetapi masih serupa. Dengan Gerakan mengangkat tangan, memutar dengan ritme yang cepat dan riang diiringi music yang mengalir cepat.Â
Demikianlah, rentetan tarian dan pagelaran busana muncul silih berganti. Berbagai jenis busana baik gaun tradisional maupun campuran busana tradisional dengan sentuhan modern ditampilkan. Walaupun begitu dapat dilihat bahwa wajah-wajah yang cantik itu tampil berulang kali dengan bungkusan busana yang berbeda. Mereka memang selalu tampak tersenyum walau terkadang senyumnya tampak sudah diatur dan sama dalam setiap kali penampilan. Sangat berbeda dengan senyum keramahan orang-orang Uzbek yang kami jumpai di jalan dan tempat-tempat yang kami kunjungi sebelumnya.
Sekitar satu setengah jam lebih acara makan malam dengan pertunjukan tarian dan pagelaran busana ini berlangsung di halaman Tengah madrasah yang dulunya menjadi tempat belajar agama. Uzbekistan kini sudah banyak berubah. Madrasah-madrasah di Bukhara, Samarkand dan Khiva sebagian besar berubah menjadi museum, toko suvenir, hotel dan juga restoran.
Sekitar pukul 9 malam, kami meninggalkan madrasah dan berjalan santai di kota tua Bukhara. Â Selain lebih mengenal berbagai jenis tarian dan alat music tradisional Uzbek, kami juga lebih mengenal wajah-wajah gadis Uzbekistan yang demikian beragam.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H